Mahasiswa PPG Prajabatan BK Universitas Ahmad Dahlan (UAD) memberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan dart board (Dok. Istimewa)
Kecerdasan emosional merupakan kemampuan individu dalam mengenali, memahami dan mengontrol emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, serta membina hubungan dengan orang lain agar individu mampu merespons secara positif setiap kondisi yang merangsang munculnya emosi-emosi. Dengan demikian, keterampilan emosi akan lebih mampu mengatasi berbagai masalah yang timbul selama proses perkembangan individu menuju manusia dewasa.
Ciri-ciri individu yang memiliki kecerdasan emosional tinggi secara umum mampu memotivasi diri dan dapat bertahan mengatasi frustrasi, mampu mengendalikan dorongan hati serta tidak melebih-lebihkan kesenangan, mampu mengatur suasana hati dan dapat menjaganya, mampu berempati terhadap orang lain, optimal dalam menangani situasi dalam hidupnya, serta terampil dalam membina emosinya. Sedangkan individu yang mempunyai kecerdasan emosi rendah cenderung pemarah, mudah putus asa, bersifat egois, dan gelisah.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sebagai individu harus memiliki kecerdasan emosional yang baik. Dengan begitu, kita dapat mengenali emosi diri sendiri, mengelola emosi diri, memotivasi diri, memiliki sikap empati, dan mampu membina hubungan dengan orang lain. Individu yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan merasa nyaman dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungannya serta dapat membantu dalam mencapai kehidupan yang lebih baik.
Mengingat pentingnya kecerdasan emosional tersebut, maka mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Bimbingan dan Konseling Gelombang 2 Tahun 2023 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bernama Cholidatun Nurul Fitri, S.Pd. memberikan layanan berupa bimbingan kelompok dengan teknik permainan. Jenis permainan yang digunakan yaitu dart board pada siswa kelas XI F 4 di SMA Negeri 1 Banguntapan bertujuan meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Layanan ini dilaksanakan pada 15 Juli–9 Agustus 2024 yang dilaksanakan delapan kali pertemuan.
Secara perkembangan, siswa SMA berada pada periode remaja atau masa transisi antara masa anak-anak dengan masa dewasa awal yang ditandai dengan perubahan dalam aspek biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Umumnya setiap remaja memiliki kematangan emosi yang berbeda-beda dalam menjalani kehidupan. Maka perlu dilakukan intervensi pada kecerdasan emosional salah satunya menggunakan bimbingan kelompok dengan teknik permainan.
Banyak jenis permainan dapat diterapkan dalam layanan, seperti permainan dart board yang dapat dimainkan oleh anak-anak maupun dewasa. Permainan ini dipilih karena terdapat banyak manfaat antara lain dapat mengajarkan murid untuk bersabar dalam bermain sebagai salah satu implementasi mengelola emosi, memberikan kesenangan dalam bermain, menghormati orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain.
Permainan dart board memiliki bentuk standar sehingga peneliti hanya dapat memodifikasi dengan menambahkan beberapa elemen pendukung di luar bentuk papan dart board itu sendiri sesuai kebutuhan dan tujuan penelitian. Modifikasi tersebut seperti menambahkan media kartu yang berisi pertanyaan mengenai kecerdasan emosi, kartu hiburan yang berisi tantangan, ekspresi, dan kartu tugas.
Melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan dart board, siswa memiliki kesempatan untuk mengenali emosi diri sendiri, mengelola emosi diri, memotivasi diri, bersikap empati, dan mampu membina hubungan dengan orang lain. Proses belajar tersebut menginspirasi siswa untuk meningkatkan kecerdasan emosionalnya.
Mengingat begitu besarnya dampak negatif kecerdasan emosional yang rendah, upaya-upaya pencegahan seperti kegiatan ini perlu dilakukan secara konsisten. Era globalisasi saat ini menuntut kita untuk menjadi individu yang mandiri, berani, kritis, adaptif, dan produktif dalam rangka untuk menghadapi tantangan sehingga dibutuhkan kecerdasan emosional. (doc)
uad.ac.id