• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Posts

Inovasi dan Strategi Implementasi SMK3 untuk Efisiensi dan Produktivitas Kerja

05/05/2025/in Feature /by Ard

Dr. dr. Sudi Astono, MS (MKK) selaku Pembicara Utama Seminar Nasional K3 FKM Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. FKM UAD)

Seminar Nasional K3 yang diselenggarakan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (FKM UAD) pada Sabtu, 26 April 2025, di Amphitarium Kampus IV UAD mengangkat pentingnya inovasi dalam implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Dr. dr. Sudi Astono, MS (MKK) dari Kementerian Ketenagakerjaan RI, menjadi salah satu pembicara utama dalam kegiatan tersebut.

Dalam materi bertajuk “Membangun SDM K3 Kompeten dan Keseimbangan Sertifikasi dengan Pendidikan Formal”, Sudi Astono memaparkan berbagai strategi nasional untuk memperkuat penerapan SMK3 di Indonesia. Ia menekankan bahwa keberhasilan implementasi SMK3 membutuhkan komitmen kuat pimpinan, pengelolaan oleh unit K3 yang profesional, serta pelaksanaan berkelanjutan agar K3 menjadi budaya kerja.

“Budaya K3 harus dibangun mulai dari perencanaan, penerapan sistem, hingga pengawasan secara terintegrasi dalam seluruh kegiatan perusahaan. Penerapan sistem manajemen ini juga harus mengacu pada standar nasional dan internasional seperti SMK3, ISO 45001, dan ISO 14001,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia menguraikan bahwa penerapan SMK3 tidak hanya bertujuan untuk menekan angka kecelakaan kerja, tetapi juga untuk meningkatkan efisiensi operasional, mendukung good corporate governance (GCG), dan mewujudkan bisnis yang berkelanjutan.

Seminar ini diikuti oleh peserta dari kalangan mahasiswa, akademisi, dan praktisi industri yang antusias berdiskusi mengenai tantangan dan solusi inovatif dalam penerapan K3 di berbagai sektor. Acara tersebut juga menjadi wadah penting untuk memperkuat kolaborasi antara dunia pendidikan dan dunia industri dalam membangun budaya K3 yang lebih baik di masa depan. (Septia)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dr.-dr.-Sudi-Astono-MS-MKK-selaku-Pembicara-Utama-Seminar-Nasional-K3-FKM-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-FKM-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-05 11:21:492025-05-05 11:21:49Inovasi dan Strategi Implementasi SMK3 untuk Efisiensi dan Produktivitas Kerja

Mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat UAD Berprestasi di Nusantara Writing Festival 3

05/05/2025/in Prestasi /by Ard

Isah Fitriani, Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Isah)

Isah Fitriani, mahasiswi Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat (MKM) angkatan ke-10 Universitas Ahmad Dahlan (UAD), kembali menorehkan prestasi membanggakan di tingkat nasional. Ia bersama timnya berhasil berkontribusi aktif dalam ajang Nusantara Writing Festival 3 (NWF 3) yang diselenggarakan oleh Lembaga Setara Prisma Nusantara bekerja sama dengan Universitas Lambung Mangkurat. Kegiatan ini berlangsung pada 26–27 April 2025 di Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

Festival ini diikuti oleh pelajar dan mahasiswa dari seluruh Indonesia, yang berkompetisi untuk menyampaikan gagasan kreatif dan solutif berbasis riset. Dalam ajang ini, Isah bersama Zulva Ferdiana Kulsum (mahasiswi S-1 Kesehatan Masyarakat UAD) menggagas sebuah ide inovatif berupa flashcard sebagai media promosi kesehatan antirokok berbasis sekolah pada remaja awal.

“Dari sekian banyak media digital yang tersedia, kami memilih flashcard karena lebih efektif untuk menjangkau kelompok khusus seperti pondok pesantren dan daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) yang minim akses internet,” ujarnya.

Ia menyoroti sekolah-sekolah, khususnya tingkat SMP, yang telah menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) tetapi masih belum memberikan edukasi spesifik mengenai dampak rokok bagi para remaja.

Dalam membagikan pengalaman dan tips suksesnya, Isah menekankan pentingnya menganalisis potensi dan masalah di sekitar melalui studi literatur dan lapangan, memperhatikan isu-isu mikro yang sering diabaikan, dan memilih partner tim yang memiliki visi dan misi yang sejalan.

Dukungan akademik juga menjadi faktor penting. Tim Isah dibimbing langsung oleh Dr. Heni Trisnowati, S.K.M., M.P.H., seorang dosen FKM UAD sekaligus aktivis tobacco control yang berpengalaman di bidangnya. Selain itu, Isah menggarisbawahi pentingnya manajemen waktu secara bijak. Menjalani peran sebagai mahasiswi pascasarjana, pekerja administrasi skripsi, dan tentor les privat membuatnya harus mengatur waktu seefektif mungkin. 

“Saya mengajar dari sore sampai malam, baru setelah itu mengerjakan paper lomba. Alhamdulillah, berkat manajemen waktu yang ketat, saya bisa sidang akhir tesis di bulan Maret, sementara Zulva sidang di bulan April, dua hari sebelum lomba berlangsung,” ungkapnya.

Isah membagikan prinsip yang ia pegang selama mengikuti lomba, yakni ikhlas, meluruskan niat, dan bertawakal kepada Allah Swt. Ia percaya bahwa kemenangan hanyalah bonus, sedangkan pengalaman dan relasi yang didapat merupakan tujuan utamanya.

“Melakukan riset memang penuh tantangan, baik dari sisi waktu, tenaga, maupun finansial. Namun jika semuanya dijalani dengan ikhlas, hasilnya akan terasa lebih ringan dan membahagiakan,” ujarnya.

Prestasi ini membuktikan bahwa mahasiswa UAD, khususnya di bidang kesehatan masyarakat, mampu menghasilkan gagasan inovatif yang tidak hanya relevan, tetapi juga berdampak bagi masyarakat luas, terutama dalam mendukung gerakan kesehatan remaja di Indonesia. (Septia)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Isah-Fitriani-Mahasiswa-Magister-Kesehatan-Masyarakat-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Isah.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-05 11:11:062025-05-06 10:53:06Mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat UAD Berprestasi di Nusantara Writing Festival 3

Bangun Personal Branding dan Siapkan Skill Adaptif di Era Digital

05/05/2025/in Feature /by Ard

Career Talks Prodi Informatika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Humas Informatika UAD)

Career Talks Informatika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang berlangsung pada Sabtu, 26 April 2025, di Ruang Serbaguna (RSB) FTI Lantai 5 tidak hanya menghadirkan materi inspiratif, tetapi juga sesi diskusi interaktif yang membuka wawasan peserta tentang pentingnya membangun branding diri dan skill adaptif di dunia kerja.

Dalam sesi tanya jawab, Rahmat Rian Hidayat, S.T., M.MSI. menggarisbawahi pentingnya personal branding yang kuat sejak mahasiswa. Ia mendorong peserta untuk membangun citra diri positif melalui media sosial profesional seperti LinkedIn, dengan menampilkan keahlian, prestasi, dan dokumentasi proses belajar.

“Setiap orang harus punya uniqueness. Cari kekuatan kalian, branding diri dengan konsisten, dan manfaatkan platform digital untuk menampilkan keunggulan tersebut,” pesannya.

Selain itu, ia menekankan pentingnya intangible asset seperti karakter, reputasi, komunikasi, dan critical thinking. Menurutnya, perusahaan saat ini lebih memperhatikan kualitas tersebut dibanding sekadar skill teknis.

Senada dengan itu, Alvinditya Saputra, S.Kom. menambahkan bahwa dokumentasi skill melalui GitHub dan blog pribadi menjadi nilai tambah dalam proses rekrutmen. Ia membagikan pengalamannya membangun portofolio daring sejak masa kuliah, yang kemudian membantunya lolos seleksi kerja, termasuk dalam menghadapi user interview.

“GitHub bukan hanya untuk menunjukkan coding-an, tetapi juga proses belajar, problem solving, dan bagaimana kita mendokumentasikan perjalanan pengembangan skill kita,” ujar Alvin.

Diskusi juga menyoroti pentingnya komunikasi efektif di dunia kerja, khususnya dalam kerja remote. Alvin berbagi tips menghindari miskomunikasi dalam tim global, seperti aktif bertanya, rajin berdiskusi di sprint meeting, dan memastikan dokumentasi kerja selalu diperbarui.

Menutup sesi, Rahmat Rian mengingatkan bahwa di era 2030, keterampilan seperti analytical thinking, adaptability, creativity, dan emotional intelligence akan menjadi kunci utama untuk bertahan dalam dunia kerja yang semakin terdigitalisasi.

Career Talks Informatika UAD ini memberikan bekal nyata bagi mahasiswa untuk tidak hanya mengejar hard skill, tetapi juga membangun karakter, jejaring, dan kemampuan adaptif yang akan menentukan kesuksesan mereka di masa depan. (ito)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Career-Talks-Prodi-Informatika-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Humas-Informatika-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-05 10:57:572025-05-05 10:57:57Bangun Personal Branding dan Siapkan Skill Adaptif di Era Digital

Informatika UAD Gelar Career Talks, Kupas Tuntas Dunia Remote Developer dan IT Governance

05/05/2025/in Terkini /by Ard

Career Talks Informatika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Humas Informatika)

Program Studi Informatika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses menyelenggarakan Career Talks: Sharing Pengalaman Seru pada Sabtu, 26 April 2025, di Ruang Serbaguna (RSB) Lantai 5 Fakultas Teknologi Industri (FTI) UAD. Kegiatan ini menghadirkan dua pembicara inspiratif, yaitu Alvinditya Saputra, S.Kom. yang merupakan seorang remote software developer dan Rahmat Rian Hidayat, S.T., M.MSI. selaku dosen ASN dan praktisi IT GRC.

Career Talks ini bertujuan membekali mahasiswa dengan bekal keterampilan teknis dan nonteknis, memperkenalkan berbagai peluang karier di bidang teknologi informasi, baik sebagai pengembang perangkat lunak secara remote maupun praktisi di bidang tata kelola TI (governance, risk management, and compliance – GRC).

Acara dimulai dengan sambutan pembuka, dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh masing-masing narasumber, serta sesi diskusi interaktif yang penuh antusiasme. Para peserta aktif mengajukan pertanyaan terkait dunia kerja, mulai dari tips sukses menjadi developer remote, membangun personal branding profesional, hingga pentingnya keterampilan berpikir kritis di era digital.

Career Talks Informatika UAD diharapkan menjadi langkah nyata dalam mempersiapkan mahasiswa menghadapi dunia profesional yang dinamis, mendorong mereka untuk terus belajar, beradaptasi, serta memperkuat baik kompetensi teknis maupun soft skills yang relevan dengan kebutuhan masa depan. (Ito)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Career-Talks-Informatika-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Humas-Informatika.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-05 10:26:432025-05-05 10:26:43Informatika UAD Gelar Career Talks, Kupas Tuntas Dunia Remote Developer dan IT Governance

Membangun Keterbukaan Melalui Komunikasi Publik

05/05/2025/in Feature /by Ard

Bootcamp Konselor Sebaya Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Bersama Novita Ciptari, S.Psi. (Dok. PKK Bimawa UAD)

Dalam sesi penutup Bootcamp Konselor Sebaya Tingkat Program Studi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) 2025, Novita Ciptari Ramadhani, S.Psi. menghadirkan sebuah materi yang krusial bagi para calon konselor sebaya yaitu “Komunikasi Publik dan Membangun Keterbukaan”. Materi ini menjadi jembatan penting antara pengetahuan teoritis yang telah diperoleh peserta dengan praktik nyata dalam mendampingi sesama mahasiswa.

Novita membuka pemaparannya dengan menekankan bahwa komunikasi publik tidak semata tentang berbicara di hadapan banyak orang, melainkan tentang kemampuan menyampaikan pesan secara efektif, persuasif, dan empatik. Dalam konseling sebaya, keterampilan ini menjadi lebih esensial karena berhubungan langsung dengan proses membangun kepercayaan dan membina hubungan yang sehat antara konselor dan konseli.

Dalam perspektif psikologi komunikasi, keberhasilan seorang konselor sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk menciptakan suasana keterbukaan. Keterbukaan, menurut teori interpersonal seperti model Johari Window, merupakan proses dua arah yang menuntut keberanian untuk membagikan informasi tentang diri sendiri sekaligus kesiapan menerima perspektif orang lain. Seorang konselor sebaya yang mampu membangun keterbukaan akan lebih mudah menjalin koneksi emosional yang autentik, sehingga konseli merasa aman untuk mengekspresikan pikiran dan perasaannya.

Novita menekankan bahwa membangun keterbukaan harus dimulai dengan kehadiran yang autentik dan konsisten. Kejujuran dalam berkomunikasi, penggunaan bahasa tubuh yang ramah, serta perhatian aktif terhadap apa yang disampaikan oleh konseli merupakan fondasi dasar. Ia juga mengingatkan bahwa keterbukaan tidak berarti mengabaikan batasan profesional, melainkan menyeimbangkan antara kehangatan emosional dan sikap objektif sebagai pendamping.

Dalam sesi tersebut, para peserta diajarkan keterampilan berbicara di depan umum, memperhatikan intonasi suara, struktur pesan, serta penggunaan metafora atau narasi sederhana untuk memperjelas ide-ide. Melalui simulasi komunikasi terbuka, peserta belajar mengelola kegugupan, meningkatkan keberanian berbicara, serta mengasah sensitivitas dalam merespons berbagai tipe audiens.

Materi ini dipandang sebagai aspek vital dalam pembentukan konselor sebaya yang efektif. Sebab, dalam realitas praktik, seorang konselor tidak hanya mendengar, tetapi juga berkomunikasi secara aktif untuk mengarahkan konseli menemukan solusi, memperkuat daya resiliensi, dan membangun rasa percaya diri.

Dengan pendekatan yang humanistik dan berbasis empati, Novita Ciptari Ramadhani mengajak para peserta untuk menjadikan komunikasi publik sebagai jembatan menuju perubahan positif. Melalui keterbukaan yang dibangun dalam setiap percakapan, para konselor sebaya diharapkan menjadi agen transformasi yang mencerahkan perjalanan rekan-rekan mereka di dunia kampus. (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Bootcamp-Konselor-Sebaya-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Bersama-Novita-Ciptari-S.Psi_.-Dok.-PKK-Bimawa-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-05 10:13:392025-05-05 10:13:39Membangun Keterbukaan Melalui Komunikasi Publik

Strategi Membangun Generasi Adaptif dan Kompetitif

03/05/2025/in Feature /by Ard

Muh. Rayhan Maulana Pemateri Bootcamp Konselor Sebaya Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. PKK Bimawa)

Dalam realitas pendidikan tinggi yang semakin kompetitif, menjadi mahasiswa aktif tidak lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan strategis untuk membentuk individu yang adaptif dan siap menghadapi kompleksitas dunia nyata. Pada sesi Bootcamp Konselor Sebaya Tingkat Program Studi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) 2025 yang berlangsung di Hotel Wisma Sargede, Yogyakarta, pada Minggu, 27 April 2025, Muh. Rayhan Maulana memaparkan urgensi keterlibatan mahasiswa dalam berbagai aktivitas kampus, baik akademik maupun non-akademik.

Mahasiswa aktif diartikan sebagai sosok yang tidak hanya memenuhi kewajiban akademis di ruang kuliah, tetapi juga mengambil peran dalam kegiatan seperti organisasi, seminar, lokakarya, dan berbagai bentuk kegiatan sosial. Pemahaman ini sejalan dengan teori konstruktivisme sosial dalam psikologi pendidikan, yang menyatakan bahwa pembelajaran sejati terjadi melalui pengalaman langsung dan interaksi sosial yang dinamis.

Keterlibatan aktif dalam kehidupan kampus memberikan dampak signifikan terhadap pengembangan keterampilan kepemimpinan, perluasan jaringan sosial, serta penguatan karakter pribadi. Melalui pengalaman berorganisasi, mahasiswa ditempa untuk menjadi pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, dan berdisiplin. Selain itu, keterlibatan ini membuka akses yang lebih luas terhadap peluang magang dan karier, memperkaya etika kerja, serta mempersiapkan individu menghadapi tantangan masa depan dengan lebih matang. Semua ini sejalan dengan prinsip psikologi positif yang menekankan pentingnya pengembangan kekuatan individu untuk mencapai keberfungsian optimal.

Namun demikian, rendahnya minat mahasiswa untuk terlibat aktif masih menjadi fenomena yang perlu dicermati. Faktor-faktor seperti persepsi bahwa kegiatan kampus tidak relevan, padatnya jadwal perkuliahan, kurangnya informasi tentang peluang keterlibatan, minimnya kepercayaan diri, keterbatasan fasilitas, hingga pengalaman negatif di masa lalu, menjadi penghalang utama. Dalam perspektif psikologi motivasi, hambatan-hambatan ini mencerminkan adanya tantangan baik dari sisi intrinsik maupun ekstrinsik yang membutuhkan intervensi yang bijaksana.

Untuk membangkitkan kembali semangat keterlibatan, strategi-strategi adaptif diperlukan. Mahasiswa didorong untuk memilih kegiatan yang sesuai dengan minat personal mereka, mengelola waktu secara efektif, membangun relasi yang suportif dengan dosen serta teman sejawat, aktif menghadiri orientasi maupun acara kampus, serta secara konsisten mengikuti pelatihan dan pengembangan diri. Dengan demikian, keterlibatan di kampus bukan hanya menjadi bentuk aktualisasi diri, tetapi juga sarana membangun kompetensi profesional dan karakter tangguh.

Melalui pendekatan yang integratif tersebut, mahasiswa diharapkan mampu membentuk identitas akademik dan sosial yang solid, serta menginternalisasi nilai-nilai kemandirian, kepemimpinan, dan resiliensi. Keterlibatan aktif di kampus menjadi fondasi penting untuk membangun generasi mahasiswa UAD yang bukan hanya berprestasi dalam bidang akademik, tetapi juga mampu berkontribusi nyata dalam kehidupan bermasyarakat. (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Muh.-Rayhan-Maulana-Pemateri-Bootcamp-Konselor-Sebaya-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-PKK-Bimawa.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-03 12:12:422025-05-03 12:12:42Strategi Membangun Generasi Adaptif dan Kompetitif

Praktik Konseling Konselor Sebaya: Membangun Koneksi, Memahami Emosi

03/05/2025/in Terkini /by Ard

Praktik Konseling Konselor Sebaya Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. PKK Bimawa)

Dalam rangkaian Bootcamp Konselor Sebaya Tingkat Program Studi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) 2025, sesi Praktik Konseling menjadi salah satu momen kunci yang membuka ruang bagi peserta untuk menerapkan pengetahuan teoretis dalam simulasi nyata. Dipandu oleh mentor berpengalaman, para calon konselor sebaya tidak hanya mendalami teknik konseling, tetapi juga berlatih membangun kepekaan emosional terhadap sesama mahasiswa.

Praktik ini dirancang untuk menstimulasi keterampilan dasar konseling berbasis model SOLER (squarely, open, lean, eye contact, relax), sebuah pendekatan yang menekankan pentingnya bahasa tubuh positif dan empati dalam proses komunikasi. Setiap peserta diberikan worksheet berisi skenario permasalahan yang umum terjadi di kalangan mahasiswa, mulai dari tekanan akademik, masalah keluarga, hingga isu kecemasan sosial. Dalam simulasi ini, peserta berperan bergantian sebagai konselor dan konseli. Melalui pembimbingan yang intensif, peserta belajar untuk menerapkan teknik active listening, mengelola emotional regulation saat menghadapi cerita berat, memberikan dukungan afirmatif tanpa melakukan penghakiman, serta mengarahkan konseli untuk menemukan solusi mandiri.

Sesi praktik ini bukan sekadar latihan teknis, melainkan juga menjadi ruang refleksi intrapersonal, di mana peserta mengevaluasi kesadaran diri mereka sebagai calon pendamping sebaya. Latihan ini menegaskan bahwa menjadi konselor sebaya bukan hanya tentang keterampilan berbicara, melainkan tentang kemampuan menghadirkan kehadiran psikologis yang aman dan mendukung. Sebagaimana ditegaskan oleh teori Humanistic Psychology dari Carl Rogers, kehadiran seorang konselor harus didasari pada unconditional positive regard, empathy, dan congruence. Melalui praktik itu, mahasiswa diharapkan bukan hanya memahami konsep tersebut, tetapi mampu menginternalisasikannya dalam setiap interaksi konseling nyata di masa depan.

Dengan pendampingan mentor yang penuh perhatian, kegiatan ini menandai langkah penting dalam mempersiapkan mahasiswa UAD menjadi generasi TANGGUH, adaptif, dan berprestasi, bukan hanya dalam bidang akademik, melainkan juga dalam dimensi sosial emosionalnya. (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Praktik-Konseling-Konselor-Sebaya-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-PKK-Bimawa.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-03 12:01:322025-05-03 12:01:32Praktik Konseling Konselor Sebaya: Membangun Koneksi, Memahami Emosi

Menyelami Diri Sendiri: Praktik Konseling Sebaya Melalui Worksheet Mengenal Dirimu

03/05/2025/in Terkini /by Ard

Praktik Konseling Sebaya Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Melalui Worksheet (Dok. PKK Bimawa)

Pada sesi keempat Bootcamp Konselor Sebaya Tingkat Program Studi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) 2025, para peserta diajak untuk memasuki tahap aplikasi praktis melalui kegiatan bertajuk “Praktik Konseling”. Sesi ini dipandu langsung oleh para mentor terlatih, dengan metode yang mengedepankan refleksi diri dan keterampilan dasar konseling.

Dalam sesi ini, peserta tidak hanya menjadi pendengar, melainkan juga praktisi awal dalam proses konseling sejawat. Sebagai sarana pendalaman, digunakan sebuah worksheet berjudul “Mengenal Dirimu”, yang bertujuan untuk memandu proses eksplorasi diri peserta. Worksheet ini memuat serangkaian pertanyaan reflektif yang dirancang untuk menggali pemahaman peserta tentang identitas diri, kekuatan personal, area pengembangan, serta pengalaman emosional yang pernah mereka alami. Melalui pengisian worksheet, peserta diajak untuk tidak hanya memahami orang lain, tetapi juga menyelami kompleksitas dirinya sendiri. Dalam praktik konseling, kesadaran diri (self-awareness) merupakan pondasi utama untuk menghadirkan empati yang sejati dan komunikasi yang autentik.

Para mentor mendampingi proses ini dengan pendekatan coaching dan facilitative questioning, mendorong peserta untuk menggali lebih dalam tanpa tekanan. Sesi ini juga menjadi laboratorium sosial di mana peserta belajar untuk mengelola ekspresi emosi, memberikan umpan balik yang membangun, serta melatih keterampilan mendengarkan aktif secara nyata.

Melalui aktivitas praktik ini, peserta bootcamp semakin memahami bahwa menjadi konselor sebaya bukan hanya soal memberikan solusi, tetapi tentang membangun ruang aman (safe space) di mana mahasiswa baru merasa diterima, dipahami, dan diberdayakan. Kegiatan Praktik Konseling ini menandai transisi penting dalam pelatihan, dari penguasaan konsep ke keterampilan praktis, sekaligus menegaskan komitmen UAD dalam membentuk konselor sebaya yang reflektif, adaptif, dan berdaya. (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Praktik-Konseling-Sebaya-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Melalui-Worksheet-Dok.-PKK-Bimawa.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-03 11:49:062025-05-03 11:49:06Menyelami Diri Sendiri: Praktik Konseling Sebaya Melalui Worksheet Mengenal Dirimu

SOLER dan Keterampilan Dasar Konseling Sebaya

03/05/2025/in Feature /by Ard

Bootcamp Konselor Sebaya Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. PKK Bimawa)

Pada sesi ketiga Bootcamp Konselor Sebaya Tingkat Program Studi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) 2025, Dr. Wahyu Nanda Eka Saputra, M.Pd., Kons. membawakan materi bertajuk “Teknik Konseling SOLER”, sebuah pendekatan fundamental dalam seni mendampingi mahasiswa baru dengan kehadiran yang penuh empati dan efektif.

Dalam paparannya, Dr. Wahyu menegaskan bahwa perubahan psikologis dalam diri individu, terutama mahasiswa baru, kerap melalui fase-fase yang khas, yaitu tawar-menawar, marah, depresi, hingga akhirnya penerimaan. Pada fase depresi inilah, menurutnya, peran konselor sebaya menjadi sangat krusial. “Segera ulurkan tangan saat teman sedang dalam fase depresi,” pesannya, “temani mereka hingga melewati titik krisis menuju fase penerimaan.”

Konselor sebaya, tegas Dr. Wahyu, sejatinya merupakan perpanjangan tangan dari konselor profesional. Meski tidak menggantikan peran ahli, kehadiran mereka menjadi garda terdepan dalam memberikan dukungan emosional pertama yang dapat mencegah memburuknya kondisi psikologis mahasiswa.

Untuk menjalankan peran tersebut, terdapat keterampilan mendasar yang harus dimiliki setiap konselor sebaya. Pertama, adalah keterampilan dalam memberikan dukungan yang terangkum dalam prinsip look, listen, link, melihat dengan penuh perhatian, mendengarkan secara aktif, dan menghubungkan individu yang membutuhkan dengan sumber daya atau bantuan lanjutan yang relevan.

Kedua, keterampilan mendengarkan aktif, yang meliputi kehadiran penuh secara fisik dan emosional, menghadirkan empati tanpa menghakimi, serta mengombinasikan komunikasi verbal dan nonverbal secara harmonis. Gerakan tubuh yang terbuka, kontak mata yang tulus, serta nada suara yang hangat menjadi instrumen penting dalam membangun kepercayaan.

Selain itu, ia mengingatkan pentingnya peduli terhadap diri sendiri (self-care) bagi para konselor sebaya. Mengenali dan menyadari keterbatasan diri merupakan bentuk kedewasaan profesional yang harus dijunjung tinggi. Dengan memahami batas kemampuan, seorang konselor sebaya dapat menjaga kesehatan mentalnya sendiri sekaligus tahu kapan harus merujuk mahasiswa yang didampingi kepada tenaga profesional yang lebih berkompeten.

SOLER: Menghidupkan Kehadiran Empatik dalam Konseling Sebaya

Dalam dunia konseling sebaya, kehadiran seorang konselor bukan hanya diukur dari keahlian verbalnya, melainkan dari keseluruhan bahasa tubuh dan keterlibatan emosional yang ia tampilkan. Dr. Wahyu menggarisbawahi pentingnya penguasaan teknik SOLER sebagai fondasi membangun hubungan yang suportif dan efektif. SOLER, sebagai singkatan, memuat lima prinsip esensial yang harus diinternalisasi oleh setiap konselor sebaya.

  1. Squarely Face the Client
    Prinsip pertama menekankan pentingnya menghadapkan tubuh secara penuh kepada individu yang sedang didampingi. Dalam dunia komunikasi nonverbal, sikap tubuh ini menandakan kesiapan penuh untuk hadir secara utuh. Menghadapkan tubuh secara tegak lurus kepada lawan bicara menciptakan kesan keterbukaan, ketulusan, serta perhatian yang tidak terbagi. Sebaliknya, posisi tubuh yang menyimpang atau mengarah ke arah lain dapat menimbulkan kesan penolakan atau ketidakpedulian.
  2. Open Posture
    Postur terbuka adalah simbol kesiapan untuk menerima tanpa prasangka. Dalam praktiknya, konselor dianjurkan untuk tidak menyilangkan tangan atau kaki, serta menjaga ekspresi wajah yang bersahabat. Postur tubuh yang kaku, tertutup, atau defensif dapat menghalangi aliran komunikasi yang efektif. Postur terbuka mengundang keterbukaan dari mahasiswa yang didampingi, membentuk ruang dialog yang aman dan menumbuhkan rasa percaya diri untuk berbagi.
  3. Lean Towards the Client
    Sedikit membungkukkan badan ke arah individu yang berbicara merupakan isyarat nonverbal yang kuat atas ketertarikan dan empati. Gerakan ini menunjukkan bahwa konselor sepenuhnya terlibat dalam percakapan, bukan hanya hadir secara fisik tetapi juga secara emosional. Sikap ini mempererat hubungan interpersonal, meningkatkan rasa kedekatan, dan mempertegas bahwa setiap ungkapan yang diberikan dihargai dengan sungguh-sungguh.
  4. Eye Contact
    Kontak mata merupakan elemen krusial dalam membangun kepercayaan. Dalam praktik konseling, kontak mata yang tepat (tidak berlebihan maupun terlalu sedikit) memperlihatkan ketulusan, rasa hormat, serta memberikan validasi emosional kepada mahasiswa baru. Pandangan mata yang konsisten dan bersahabat memungkinkan konselor menangkap isyarat nonverbal dari klien, memahami emosi yang tersembunyi di balik kata-kata, serta membangun jembatan empatik yang kokoh.
  5. Relax
    Sikap santai tetapi terkontrol menciptakan suasana konseling yang nyaman dan suportif. Ketegangan yang tampak pada tubuh konselor dapat secara tidak sadar menular kepada individu yang sedang didampingi, memperburuk kecemasan atau ketidaknyamanan. Oleh sebab itu, konselor perlu menjaga ketenangan batin, mengelola ekspresi diri, dan menciptakan atmosfer komunikasi yang mengalir secara alami.

Melalui internalisasi prinsip-prinsip SOLER, konselor sebaya tidak hanya menjadi pendengar, tetapi juga pembimbing yang mampu menghadirkan kehadiran terapeutik, sebuah kehadiran yang tidak menghakimi, melainkan membebaskan, mendukung, dan membangkitkan semangat bertumbuh. Dalam era di mana tantangan emosional mahasiswa kian kompleks, SOLER menjadi lebih dari sekadar teknik, ia menjadi wujud nyata dari empati yang teraktualisasi dalam tindakan. Melalui teknik ini, peserta bootcamp tidak hanya dibekali kemampuan teknis, tetapi juga dibentuk menjadi pribadi pendamping yang berwibawa, empatik, dan reflektif, siap menjadi pelita bagi teman-teman sebaya dalam menghadapi tantangan dunia perkuliahan. (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-03 11:37:402025-05-03 11:37:40SOLER dan Keterampilan Dasar Konseling Sebaya

Membangun Pribadi Terapeutik, Optimis, Positif, dan Sukses

03/05/2025/in Feature /by Ard

Mulawarman, S.Pd., M.Pd., Ph.D. sebagai Pemateri Bootcamp Konselor Sebaya Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. PKK Bimawa)

Dalam lanjutan sesi Bootcamp Konselor Sebaya Tingkat Program Studi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) 2025, Mulawarman, S.Pd., M.Pd., Ph.D. membawakan sebuah materi yang menggugah dengan tema “On Becoming a Growth Peer Counselor: Pribadi Terapeutik, Optimis, Positif, dan Sukses (TOPS)”. Melalui paparan yang mendalam, ia mengurai kualitas esensial yang harus dimiliki oleh seorang konselor sebaya, sekaligus menanamkan paradigma baru mengenai peran mereka dalam dunia pengembangan remaja.

Menurutnya, menjadi konselor sebaya yang efektif bukan sekadar tentang kemampuan berbicara atau menasihati. Ada fondasi karakter yang harus ditumbuhkan, yakni empati yang tulus, keterampilan mendengarkan yang baik, kapasitas menjaga kerahasiaan, serta kecakapan dalam menyelesaikan masalah (problem solving). “Hidup itu sudah sepaket dengan masalah,” ujarnya, mengingatkan peserta bahwa menghadapi tantangan adalah bagian kodrati dari perjalanan kehidupan.

Berdasarkan fakta empiris, Dr. Mulawarman mengungkapkan bahwa remaja sangat membutuhkan keberadaan teman sebaya yang mampu mendampingi mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan. Kehadiran konselor sebaya yang suportif dan memahami kebutuhan emosional sejawatnya terbukti berkontribusi besar dalam membentuk kepribadian positif serta mempercepat pertumbuhan psiko-sosial remaja. Dalam hierarki aktivitas bantuan, konselor sebaya menempati tingkat pertama sebagai non-professional helpers, diikuti oleh generalist human service workers, dan akhirnya professional helpers seperti psikolog atau psikiater. Meski bukan terapis profesional, seorang konselor sebaya dapat membantu mengurai permasalahan psikologis ringan, tentu dengan syarat telah memperoleh pelatihan dan kompetensi dasar yang memadai.

Tugas fundamental konselor sebaya, menurut Dr. Mulawarman, adalah memberdayakan, bukan mengambil alih masalah, melainkan membangkitkan potensi yang ada dalam diri mahasiswa baru untuk menghadapi dan mengatasi tantangan mereka secara mandiri.

Lebih jauh, ia menekankan pentingnya pengelolaan pola pikir. Pola pikir atau mindset disebutnya sebagai “maut”, faktor penentu yang dapat mengubah hal-hal yang tampaknya mustahil menjadi mungkin, atau sebaliknya menggagalkan potensi hanya karena keraguan diri.

Melalui singkatan TOPS (terapeutik, optimis, positif, sukses), ia mengajak peserta untuk menumbuhkan pribadi terapeutik, yakni pribadi yang memiliki empati tulus, penghargaan mendalam (respect) terhadap sesama, dan secara intrinsik membawa daya penyembuhan. Seorang pribadi terapeutik mampu menjadi katalis pertumbuhan dan perkembangan positif orang lain, bahkan tanpa harus menawarkan solusi verbal.

Lebih rinci, terapeutik merujuk pada kualitas intrinsik untuk menciptakan rasa aman dan nyaman dalam interaksi, sehingga individu yang didampingi merasa didengar, dihargai, dan didukung dalam proses pertumbuhannya. Kemudian, optimis adalah sikap mental yang meyakini bahwa perubahan ke arah positif selalu mungkin, bahkan di tengah tantangan terberat. Konselor sebaya yang optimis menjadi sumber energi positif yang menginspirasi mahasiswa baru untuk tetap berdaya.

Sementara itu, positif mengandung makna sikap aktif dalam melihat potensi kebaikan dalam setiap individu dan situasi. Konselor sebaya dituntut untuk menumbuhkan harapan dan mengarahkan fokus pada solusi, bukan semata-mata pada masalah. Adapun sukses dalam konteks ini tidak diukur dari prestasi pribadi konselor, melainkan dari keberhasilan dalam memberdayakan mahasiswa baru untuk menjadi lebih mandiri, resilien, dan berkembang optimal. Dengan menghidupi nilai-nilai TOPS, konselor sebaya bukan hanya menjadi pendengar, melainkan menjadi agent of growth yang sejati, yang kehadirannya membawa dampak terapeutik bagi lingkungan sekitarnya.

Dalam refleksi akhirnya, Dr. Mulawarman mengingatkan, “Menjadi konselor sebaya berarti menjadi cahaya bagi pertumbuhan orang lain, tetapi cahaya itu harus terlebih dahulu dinyalakan dalam diri sendiri.” Bootcamp ini pun menjadi momentum penting bagi para peserta untuk tidak hanya memahami peran konselor secara konseptual, tetapi juga untuk menginternalisasi nilai-nilai luhur yang akan membentuk mereka menjadi agen perubahan di lingkungan kampus dan masyarakat luas. (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Mulawarman-S.Pd_.-M.Pd_.-Ph.D.-sebagai-Pemateri-Bootcamp-Konselor-Sebaya-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-PKK-Bimawa.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-03 11:19:502025-05-03 11:19:50Membangun Pribadi Terapeutik, Optimis, Positif, dan Sukses
Page 20 of 298«‹1819202122›»

TERKINI

  • IMM FEB UAD Gelar Pelatihan BETA05/06/2025
  • IMM PBII Gelar Diskusi Sigma dalam Semarak DAD 202505/06/2025
  • IMM Buya Hamka UAD Adakan Kegiatan Ngaji Berfaedah dan Al-Kahfi Day05/06/2025
  • Berinovasi Melalui Seminar Nasional “Innovation in Action”05/06/2025
  • Sumpah Dokter Periode II FK UAD 2025 Luluskan Dokter Baru05/06/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa FK UAD Raih Juara 3 Nasional Solo Pop Porseni 202504/06/2025
  • Kejutan Manis Tim Futsal UAD: Raih Juara 1 TUN FC 202504/06/2025
  • UKM Basket Putra UAD Juara 1 pada Kompetisi GBC 202504/06/2025
  • Mahasiswa UAD Juara 2 Lomba Desain Nasional03/06/2025
  • Mahasiswa FAI UAD Raih Juara 3 Lomba Qiroatul Akhbar02/06/2025

FEATURE

  • Memahami Social Media Insight05/06/2025
  • Menerapkan Flipped Classroom untuk Menjadi Guru Profesional05/06/2025
  • Kisah Asna Adira: Atasi Kendala Skripsi hingga Raih Predikat Lulusan Terbaik05/06/2025
  • Pentingnya Memahami Tantangan dan Tanggung Jawab Guru05/06/2025
  • AI dan Etika Menulis Ilmiah05/06/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top