Joint Seminar UAD dan UNIPAR Bahas Pembelajaran dan Media Pembelajaran untuk ABK Pendidikan Matematika
Program Studi (Prodi) Pendidikan Matematika (PMat) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses menggelar Joint Seminar pada 3 Desember 2024, bertempat di Educator Hall Kampus IV UAD. Dalam hal itu, PMat UAD menerima kunjungan dari Universitas PGRI Argopuro Jember (UNIPAR). Segenap dosen PMat UAD dan UNIPAR serta mahasiswa PMat UAD dan UNIPAR memenuhi kuota ruangan yang berjumlah 100 kursi.
Joint Seminar UAD dan UNIPAR mengangkat tema “Benchmarking dan Joint Seminar Pembelajaran dan Media Pembelajaran untuk ABK Pendidikan Matematika”. Salah satu dosen PMat, Rusmining, M.Pd. menjadi moderator yang memandu jalannya acara inti. Kemudian Syariful Fahmi, M.Pd. selaku dosen PMat dan Indah Rahayu Panglipur, S.Pd., M.Si. selaku dosen UNIPAR didapuk menjadi narasumber. Mereka memberikan sudut pandang baru kepada mahasiswa terkait pembelajaran terhadap anak berkebutuhan khusus (ABK).
Indah Rahayu Panglipur berbicara tentang pembelajaran untuk ABK dengan pendekatan etnomatematika. “Faktor lingkungan sangat memengaruhi perkembangan kognitif anak disabilitas. Contohnya, anak tunarungu akan memahami bagaimana bentuk mulut itu berbicara. Mereka akan mengoneksikan antara ekspresi dan bentuk bibir kita dalam menyampaikan sesuatu,” terangnya.
Lebih lanjut, Indah juga menampilkan gambar tari lahbako khas Jember. Pada gerak tari lahbako ini, kostum yang digunakan mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki memang berbeda-beda tetapi memiliki karakteristik yang sama. Dalam hal ini, pendekatan terhadap konsep geometri juga berlaku.
Narasumber kedua, Syariful Fahmi, menyinggung terkait media pembelajaran yang relevan untuk anak disabilitas. “Kita pernah mengembangkan software berbasis gim di android dan mencoba memainkannya bersama anak-anak tunagrahita. Saya kira saat ini banyak aplikasi-aplikasi yang bisa diterapkan untuk pembelajaran anak berkebutuhan khusus,” ujarnya.
Ia juga menceritakan pengalaman singkat dalam melakukan riset bersama mahasiswa terhadap ABK dengan media yang bernama abacus yakni berupa alat bantu hitung untuk anak berkebutuhan khusus. “Anak tunanetra yang sudah terbiasa dengan media abakus tersebut, akan memiliki mental aritmatika. Harapannya dengan lepasnya abakus itu, mereka bisa melakukan perhitungan dengan baik.” (Hib)