Mahasiswa Farmasi UAD Kembangkan Alternatif Terapi Kanker Payudara
National Cancer Institute pada tahun 2017 melaporkan bahwa kanker payudara menduduki posisi kedua dengan proporsi sebesar 15% dari semua kasus kanker baru dan menyumbang 6,7% kematian akibat penyakit tersebut. Meskipun sudah ada berbagai terapi yang ditawarkan oleh rumah sakit, tetapi efek samping yang ditimbulkan nyatanya cukup besar. Hal ini kemudian mendorong pengembangan obat baru sebagai antikanker, salah satunya adalah kurkumin.
Dengan bimbingan apt. Azis Ikhsanudin M.Si., mahasiswa Program Studi (Prodi) S-1 Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengembangkan kurkumin sebagai alternatif terapi kanker payudara. Dengan bioavailabilitas oral, kelarutan yang rendah, dan mudah tergradasi, senyawa ini kemudian dikembangkan dalam bentuk nano termosensitive hydrogels.
“Hingga kini, riset mengenai inovasi kurkumin dalam sistem penghantaran nano termosensitive hydrogels sebagai alternatif terapi kanker payudara masih jarang,” tutur apt. Azis.
Inovasi ini membawa lima mahasiswa yang terdiri atas Salma Kumala Dewi, Dwi Kartika Indriani, Mutiara Az-Zahra, Dina Ariyana Siagian, dan Nur Iqlima Alifatunnisa, berhasil mendapatkan pendanaan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) tahun 2024 melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Adapun judul yang diusulkan yakni dengan judul “Pengembangan Sediaan Nano Termosensitive Hydrogels Doxorubicin dan Kurkumin serta Aktivitas Antikanker pada Sel MCF-7 Secara in Vitro”.
Riset intensif dilakukan selama lima bulan sejak 26 April 2024 di Laboratorium Riset Formulasi Teknologi Sediaan, Laboratorium Penelitian Terpadu (Laboratorium Pengembangan Bahan Alam) Prodi Farmasi UAD. Uji tersebut dilakukan untuk membuktikan efektivitas terapi kanker sekaligus mengurangi efek samping dari pengobatan konvensional melalui kombinasi kurkumin dan doxorubicin dalam bentuk nano termosensitive hydrogels. Sistem penghantaran memanfaatkan teknologi nanopartikel yang memungkinkan pelepasan obat yang terkontrol dan responsif terhadap perubahan suhu.
Penelitian ini melibatkan berbagai uji laboratorium dan uji aktivitas antikanker secara in vitro. Hal itu bertujuan untuk memastikan keamanan dan efektivitas dari sistem penghantaran nano termosensitive hydrogels ini. Hasil sementara menunjukkan bahwa baik doxorubicin maupun kurkumin dalam sediaan nano termosensitive hydrogels dapat meningkatkan sistem penghantaran obat tertarget obat pada sel kanker, sekaligus mengurangi toksisitas pada sel-sel sehat. (tim/ish)