• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Posts

UAD FC Raih Poin Penuh dalam Laga Perdana Liga 4 DIY 2025

14/01/2025/in Terkini /by Ard

Tim Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Football Club (FC) (Dok. UAD FC)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Football Club (FC) sukses mengawali kiprahnya di Liga 4 DIY 2025 dengan kemenangan dramatis 2-1 atas Tunas Jogja dalam laga yang berlangsung pada 13 Januari 2025, di Stadion Dwi Windu, Bantul. Pertandingan didahului oleh pembukaan Liga 4 DIY secara resmi. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Asosiasi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini berlangsung ketat dan penuh tensi sejak peluit babak pertama dibunyikan.

Gol pembuka UAD FC dicetak oleh penyerang andalan, Sarjono, pada menit ke-19. Berawal dari umpan crossing matang, Sarjono berhasil menanduk bola dengan akurat ke gawang Tunas Jogja, membawa UAD FC unggul 1-0. Tunas Jogja yang tertinggal tidak tinggal diam. Tim lawan beberapa kali menciptakan peluang berbahaya dan akhirnya berhasil menyamakan kedudukan di akhir babak pertama melalui aksi individu dari sektor kiri pertahanan UAD FC.

Memasuki babak kedua, UAD FC tampil lebih agresif, terutama melalui serangan-serangan dari sisi sayap kanan. Usaha keras tersebut membuahkan hasil pada menit ke-65. Setelah serangkaian crossing bertubi-tubi, sebuah peluang emas tercipta melalui tendangan jarak jauh Raikhan Shofi Syafii yang menghantam tiang gawang. Bola pantulan langsung disambar dengan sigap oleh pemain pengganti, Alfiano David Pramuja, yang sukses mengubah skor menjadi 2-1 untuk keunggulan UAD FC.

Meski Tunas Jogja terus menekan di sisa waktu pertandingan, UAD FC berhasil mempertahankan keunggulannya hingga peluit akhir berbunyi. Kemenangan ini tidak hanya menjadi awal yang baik bagi UAD FC di kompetisi, tetapi juga membangkitkan semangat juang seluruh tim.

Pelatih kepala UAD FC, Pramono, menyampaikan rasa puasnya atas kerja keras para pemain. Ia menegaskan bahwa evaluasi akan terus dilakukan agar tim semakin solid di pertandingan-pertandingan berikutnya. Senada dengan Pramono, Pelatih Kiper Niko menambahkan bahwa menjaga mental juara adalah kunci untuk menjaga konsistensi di liga.

Kemenangan UAD FC ini juga mendapat dukungan penuh dari pihak universitas dan suporter setia. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UAD Dr. Gatot Sugiharto, S.H., M.H. serta Presiden Klub UAD FC Afan Kurniawan S.T., M.T. hadir langsung di stadion untuk memberikan semangat kepada tim. Manajer UAD FC Ahmad Ahid Mudayana S.K.M., M.P.H. menegaskan komitmennya untuk menjaga momentum kemenangan ini dengan memenuhi kebutuhan tim agar tetap fokus menjalani laga-laga berikutnya.

Selain itu, tim statistik juga dilibatkan dalam pertandingan ini untuk memberikan analisis yang lebih mendalam. Kehadiran tim statistik diharapkan dapat membantu pelatih dalam merumuskan strategi yang lebih efektif di setiap laga.

Pertandingan tersebut diwarnai oleh dua kartu kuning, masing-masing untuk satu pemain dari UAD FC dan Tunas Jogja. Meskipun demikian, laga yang dipimpin oleh wasit Yusril berlangsung dengan sportif dan menjadi tontonan menarik bagi para pendukung yang hadir.

Dengan kemenangan ini, UAD FC bertekad terus mempertahankan tren positif dan bersiap menghadapi pertandingan selanjutnya. “Kami akan terus melakukan evaluasi dan meningkatkan performa tim. Dukungan dari semua pihak sangat berarti bagi kami,” tutup Manajer UAD FC, Ahid. (Yud/Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Tim-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Football-Club-FC-Dok.-UAD-FC.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-01-14 13:39:412025-01-14 13:39:41UAD FC Raih Poin Penuh dalam Laga Perdana Liga 4 DIY 2025

Gelaran Talkshow Bedah Buku dalam Rangka Milad FSBK ke-27

14/01/2025/in Terkini /by Ard

Gelaran Talkshow Bedah Buku (Dok Panitia CL 27)

Fakultas Sastra Budaya dan Komunikasi (FSBK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) merayakan Milad ke-27 dengan acara Cultural Literation 27 di Hall Kampus IV UAD. Dengan tema “Wujudkan Inovasi Melalui Budaya Literasi”, acara ini menjadi momen refleksi dan perayaan penting bagi seluruh sivitas akademika.

Rangkaian kegiatan Cultural Literation 27 dimeriahkan dengan pameran buku, bedah buku, dan bazar buku. Gelar wicara bertajuk “Lantunan Literasi: Pilar Kemajuan Bangsa” menghadirkan dua pembicara inspiratif, Fajar Dwi Putra dan Mahfud Ikhwan. Keduanya mengupas tuntas peran literasi dalam membangun bangsa yang inovatif dan berdaya saing, memotivasi peserta untuk terus memperkuat budaya membaca dan menulis.

Bazar buku yang digelar selama acara menghadirkan berbagai penerbit ternama, seperti UAD Press, Pustaka Pelajar, Shira Media, Circa, Medpress, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Anak Hebat Indonesia, Narasi, dan Istana Agency. Pengunjung dapat menikmati berbagai koleksi buku dengan tema yang beragam, mulai dari literasi budaya hingga pengembangan diri, yang mendukung semangat literasi di kalangan mahasiswa dan masyarakat.

Bima selaku koordinator acara menyampaikan bahwa tema tahun ini mencerminkan komitmen fakultas untuk terus mendorong inovasi melalui literasi. “Kami berharap acara ini dapat menjadi inspirasi bagi semua peserta untuk menjadikan literasi sebagai pilar kemajuan, baik dalam pendidikan, budaya, maupun kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.

Dengan keberhasilan Cultural Literation 27, FSBK UAD menunjukkan peran strategisnya dalam memajukan literasi sebagai fondasi inovasi dan perubahan sosial. Semarak acara ini menjadi bukti nyata bahwa literasi bukan hanya tentang membaca dan menulis, tetapi juga tentang membangun peradaban yang lebih baik. (Dilla)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Gelaran-Talkshow-Bedah-Buku-Dok-Panitia-CL-27.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-01-14 11:12:032025-01-14 11:12:03Gelaran Talkshow Bedah Buku dalam Rangka Milad FSBK ke-27

Seminar Personal Edge dalam Rangka Cultural Literation 27

14/01/2025/in Terkini /by Ard

Seminar Personal Edge Dalam Rangka Cultural Literation 27 (Dok. Panitia CL 27)

Dalam Rangka Milad Fakultas Sastra Budaya dan Komunikasi ke-27, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses menggelar Seminar Personal Edge Cultural Literation 27 pada Sabtu, 11 Januari 2025, di Amphitarium UAD. Seminar ini dirancang untuk membantu peserta membangun citra diri atau personal branding yang autentik dan efektif, sehingga mampu meningkatkan daya saing di dunia kerja. Dengan tema “Personal Branding Melalui Budaya Literasi Menuju Masa Depan Kompetitif”, seminar ini menekankan pentingnya budaya literasi sebagai dasar penguatan citra diri yang relevan di era modern.

Dalam seminar tersebut, peserta diajak untuk memahami konsep personal branding sebagai faktor krusial dalam membangun karier. Narasumber memaparkan bahwa personal branding tidak hanya soal pencitraan, tetapi juga tentang autentisitas, komunikasi yang efektif, dan nilai yang dibawa seseorang. Budaya literasi, kemampuan membaca, menulis, berpikir kritis, serta memahami konteks sosial dan budaya menjadi landasan penting dalam membangun citra diri yang kuat. Melalui literasi, individu mampu menganalisis informasi secara mendalam, berpikir inovatif, dan menyampaikan ide-ide secara jelas serta relevan.

Salah satu poin utama yang diangkat adalah peran budaya literasi dalam menciptakan personal branding yang kompetitif. Narasumber menyoroti bagaimana budaya literasi membantu individu memahami dinamika sosial, beradaptasi dengan lingkungan budaya yang beragam, serta membangun komunikasi profesional yang efektif. “Budaya literasi adalah kunci. Dengan literasi yang baik, seseorang dapat memperluas wawasan, meningkatkan kepercayaan diri, dan menyampaikan gagasan secara persuasif,” ujar salah satu pembicara, seorang praktisi komunikasi sekaligus akademisi.

Peserta seminar tidak hanya mendapatkan pemahaman teoretis, tetapi juga strategi praktis untuk mengintegrasikan budaya literasi dalam membangun personal branding. Keterampilan seperti menulis curriculum vitae (CV) yang menarik, berbicara di depan umum, dan memanfaatkan platform digital untuk membangun citra diri menjadi fokus dalam sesi interaktif.

Salah seorang peserta, Melia, mahasiswa Ilmu Komunikasi UAD, menyatakan, “Seminar ini membuka pandangan saya tentang pentingnya literasi dalam membangun karier. Saya merasa lebih percaya diri untuk menghadapi persaingan di dunia kerja.”

Seminar tersebut menjadi langkah konkret UAD dalam mendukung pengembangan mahasiswa yang siap bersaing di dunia profesional. Dengan mengintegrasikan budaya literasi dalam personal branding, diharapkan para peserta dapat menghadapi tantangan karier di masa depan dengan lebih percaya diri dan kompetitif. Kegiatan ini tidak hanya memberikan bekal bagi mahasiswa, tetapi juga menjadi upaya memperkuat peran pendidikan dalam membentuk generasi unggul. (Dilla)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Seminar-Personal-Edge-Dalam-Rangka-Cultural-Literation-27-Dok.-Panitia-CL-27.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-01-14 10:57:092025-01-14 10:57:09Seminar Personal Edge dalam Rangka Cultural Literation 27

Gelar Wicara Budaya Warnai Opening Ceremony COMDAY Ke-12 Ilmu Komunikasi UAD

14/01/2025/in Terkini /by Ard

Talkshow Budaya Warnai Opening Ceremony COMDAY (Dok Panitia Comday)

Opening ceremony Communication Day (COMDAY) ke-12 yang diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses digelar pada Jumat, 10 Januari 2025, di Auditorium Kampus I UAD. Acara ini mengusung tema “Harmoni Komunikasi” dan bertujuan untuk memperingati 12 tahun perjalanan Program Studi Ilmu Komunikasi. Dengan tema tersebut, acara ini tidak hanya menjadi perayaan, tetapi juga ruang refleksi untuk mempererat tali persaudaraan di antara mahasiswa dan memperkenalkan program studi kepada masyarakat luas.

Salah satu agenda utama dalam pembukaan ini adalah gelar wicara bertajuk “Peran Budaya Lokal di Era Modernisasi”. Diskusi ini menjadi sorotan karena mengangkat pentingnya budaya lokal sebagai elemen penting dalam komunikasi modern. Narasumber yang hadir adalah praktisi budaya, akademisi, dan tokoh masyarakat yang berbagi wawasan tentang bagaimana budaya lokal dapat diintegrasikan dalam era globalisasi tanpa kehilangan nilai-nilai aslinya. Dengan diskusi yang interaktif, para peserta gelar wicara yang terdiri atas mahasiswa dan dosen diharapkan dapat memahami relevansi budaya lokal dalam membangun harmoni komunikasi di tengah perubahan zaman.

Gelar wicara ini mendapat apresiasi tinggi dari peserta karena memberikan perspektif baru tentang cara menjaga budaya lokal sambil beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan modernisasi. Salah satu koordinator divisi acara, mengungkapkan, “Gelar wicara ini menginspirasi kami untuk tidak hanya menjadi mahasiswa yang kreatif, tetapi juga menjadi pelopor pelestarian budaya lokal. Di era digital, budaya dapat menjadi alat komunikasi yang efektif.”

Selain itu, agenda pembukaan COMDAY ke-12 juga diwarnai dengan berbagai kegiatan menarik lainnya, seperti penampilan akustik, penayangan video perjalanan Program Studi Ilmu Komunikasi, dan penghargaan untuk mahasiswa berprestasi. Suasana acara semakin meriah dengan pemukulan gong sebagai tanda dimulainya seluruh rangkaian kegiatan COMDAY tahun ini. Melalui kegiatan tersebut, mahasiswa tidak hanya mendapatkan hiburan, tetapi juga wawasan mendalam tentang pentingnya menjaga harmoni dalam komunikasi dan budaya.

COMDAY ke-12 menjadi momentum penting bagi keluarga besar Program Studi Ilmu Komunikasi UAD untuk merayakan perjalanan panjang mereka sekaligus memperkuat komitmen dalam menghadapi tantangan di masa depan. Dengan tema “Harmoni Komunikasi”, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif, tidak hanya bagi sivitas akademika, tetapi juga masyarakat luas sebagai bagian dari upaya menjadikan komunikasi sebagai jembatan harmoni dalam kehidupan. (Dilla)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Talkshow-Budaya-Warnai-Opening-Ceremony-COMDAY-Dok-Panitia-Comday.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-01-14 10:44:072025-01-14 10:44:07Gelar Wicara Budaya Warnai Opening Ceremony COMDAY Ke-12 Ilmu Komunikasi UAD

Milad ke-12 Ilmu Komunikasi UAD: Merayakan Harmoni Komunikasi

14/01/2025/in Terkini /by Ard

Milad ke 12 Ilmu Komunikasi UAD (Dok Panitia Comday)

Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) merayakan milad ke-12 dengan menggelar acara tahunan Communication Day (COMDAY). Perayaan ini bertujuan untuk memperingati perjalanan panjang Program Studi Ilmu Komunikasi UAD yang telah berdiri sejak 12 tahun silam. Dengan tema “Harmoni Komunikasi”, COMDAY tahun ini mengedepankan nilai kerukunan dalam komunikasi sebagai inti dari interaksi manusia. Tema tersebut menjadi pengingat pentingnya menciptakan suasana damai, saling menghormati, dan penuh pengertian dalam keberagaman dunia yang dinamis.

COMDAY ke-12 tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga wadah bagi mahasiswa untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Dalam sambutannya, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi menyatakan, “Momentum ini diharapkan menjadi titik balik positif bagi seluruh keluarga besar Ilmu Komunikasi UAD. Kita tidak hanya merayakan pencapaian selama 12 tahun, tetapi juga menegaskan komitmen untuk terus maju menuju masa depan yang lebih cerah.” Acara ini mempererat hubungan antarmahasiswa, dosen, dan alumni, sekaligus memperkuat rasa kebersamaan dalam keluarga besar program studi.

Logo COMDAY ke-12 memiliki filosofi yang mendalam. Bentuk angka 12 menggambarkan perjalanan panjang selama 12 tahun, simbol dedikasi dan kontribusi Ilmu Komunikasi dalam mencetak generasi unggul di bidang komunikasi. Elemen vinyl dalam logo melambangkan harmoni melalui simbol musik sebagai bahasa universal yang menyatukan perbedaan. Selain itu, garis melingkar pada vinyl merepresentasikan gelombang suara yang memancarkan getaran positif dan keselarasan. Kehadiran not nada yang membentuk angka 12 menjadi simbol melodi komunikasi yang harmonis, mengingatkan bahwa komunikasi yang baik memerlukan ritme, sinkronisasi, dan harmoni.

COMDAY ke-12 juga merupakan ajang refleksi bagi Program Studi Ilmu Komunikasi UAD untuk terus mengukir prestasi. Dengan tema “Harmoni Komunikasi”, acara ini menekankan pentingnya komunikasi sebagai jembatan untuk menciptakan keselarasan di tengah keberagaman. Semangat kebersamaan dan harmoni yang diusung menjadi modal berharga dalam menghadapi tantangan komunikasi global yang semakin kompleks. (Dilla)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Milad-ke-12-Ilmu-Komunikasi-UAD-Dok-Panitia-Comday.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-01-14 10:29:222025-01-14 10:29:22Milad ke-12 Ilmu Komunikasi UAD: Merayakan Harmoni Komunikasi

Keindahan dan Evolusi Dunia Sastra Arab: Dari Pra-Islam ke Modern

14/01/2025/in Feature /by Ard

Ilustrasi oleh Husnul Khotimah (Dok. Husnul)

Sastra Arab adalah salah satu warisan budaya dunia yang kaya dengan sejarah yang sangat panjang dan mencerminkan evolusi sosial budaya intelektual masyarakat Arab dari zaman pra-Islam hingga era modern. Sastra bukan hanya bentuk ekspresi artistik, tetapi juga cermin dari perkembangan sejarah filosofi, dan cara hidup masyarakat Arab yang terus berubah. Perjalanan panjang ini terbagi dalam dua periode besar yang mendasar, yaitu sastra Arab pada pra-Islam dan pasca-Islam, serta transformasi yang lebih modern yang kita saksikan dalam sastra Arab kontemporer. Keindahan dan kompleksitas sastra Arab terletak pada kemampuan untuk tetap relevan sepanjang zaman, merespons tantangan zaman sambil mempertahankan karya tradisional yang mendalam.

Sastra Arab pada Masa Pra-Islam

Pada masa pra-Islam, sastra Arab berkembang dalam bentuk tradisi lisan. Masyarakat Arab pada masa itu tidak memiliki sistem tulisan yang tersebar luas, sehingga syair atau puisi menjadi medium utama untuk mengekspresikan pemikiran, perasaan, dan pandangan hidup mereka. Era ini sering disebut sebagai masa jahiliah, yang diterjemahkan sebagai “masa kebodohan” meskipun istilah ini lebih merujuk pada waktu sebelum datangnya pencerahan spiritual Islam, bukan ketidaktahuan budaya secara keseluruhan. Pada periode ini, sastra Arab berkembang pesat dalam bentuk puisi lisan yang sangat terstruktur dan kompleks.

Ciri-Ciri Sastra Pra-Islam

  1. Dominasi puisi

Puisi pada masa ini sangat dominan dalam kehidupan masyarakat Arab. Qasidah sebuah bentuk puisi yang terstruktur dengan ketat adalah jenis puisi yang paling populer. Qasidah sering terdiri atas tiga bagian utama, yaitu nasib (pengantar emosional), rahil (perjalanan atau perjuangan), dan madh (pujian atau kritik terhadap individu atau suku lain). Struktur ini memberikan dasar bagi banyak karya sastra Arab yang dihasilkan selama masa pra-Islam. Puisi pada zaman ini berfungsi untuk menyertakan aspek moral yang penting bagi kehidupan sosial mereka.

  1. Tema-tema sastra pra-Islam
  • Keberanian dan perang
  • Cinta dan romantika
  • Hubungan dengan alam
  • Kebanggaan kesukuan
  1. Tradisi lisan

Sastra pada masa pra-Islam disampaikan secara lisan, karena tidak ada sistem tulisan yang lazim. Penyair pada masa itu diakui sebagai penjaga sejarah dan tradisi dengan kemampuan luar biasa dalam menghafal dan menyampaikan puisi secara akurat dan mendalam. Tradisi lisan ini memastikan bahwa sastra Arab tetap hidup dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Penyair Terkenal Pra-Islam

  1. Imru’ Al-Qais

Imru’ dikenal sebagai “raja penyair”, ia termasuk salah satu penyair paling terkenal pada masa pra-Islam. Puisi yang disampaikannya kerap kali penuh dengan kesedihan dan keindahan yang berkisar pada tema cinta dan kehilangan.

  1. Antarah Ibn Shaddad

Ia adalah seorang penyair yang terkenal dengan puisi keberanian dan cinta tragisnya yang menggambarkan kehidupan seorang pejuang yang juga seorang kekasih.

Sastra Arab pada Masa Pasca-Islam

Kehadiran Islam pada abad ke-7 M membawa perubahan besar dalam dunia sastra Arab, Al-Qur’an dengan bahasa yang sangat kaya dan penuh makna menjadi sumber inspirasi utama bagi para penulis dan penyair. Islam memperkenalkan konsep-konsep baru dalam sastra, menggabungkan elemen spiritual, moral, intelektual ke dalam karya sastra. Hadirnya Islam membuat sastra Arab melangkah ke era baru yang lebih luas dalam mengintegrasikan ajaran agama dengan seni.

Perkembangan Baru dalam Sastra Pasca-Islam

  1. Pengaruh Al-Qur’an

Gaya bahasa Al-Qur’an yang ritmis dan penuh metafora memberi pengaruh besar terhadap sastra Arab setelahnya. Para penulis dan penyair terdorong untuk menghasilkan karya-karya yang tidak hanya indah secara estetis, tetapi juga indah dengan kedalaman spiritual. Gaya bahasa tersebut melahirkan bentuk-bentuk sastra baru, terutama dalam prosa.

  1. Prosa sebagai genre baru

Prosa mulai berkembang pesat, terutama dalam bentuk tafsir (penafsiran Al-Qur’an), khitabah (pidato), dan maqamat (cerita pendek berirama). Karya-karya ini sering kali mencampurkan elemen sastra dengan pengetahuan ilmiah, dan menjadi sumber pengetahuan yang berharga bagi umat Islam.

  1. Tema-tema karya sastra pasca-Islam
  • Keagamaan
  • Kisah para Nabi
  • Moralitas dan etika
  • Kemanusiaan

Tokoh-Tokoh Sastra Pasca-Islam

  1. Al-Jahiz

Ia adalah seorang penulis dan ilmuwan terkenal yang menulis karya-karya filsafat, sastra, dan ilmu pengetahuan dengan gaya yang penuh humor dan observasi mendalam tentang kehidupan manusia.

  1. Al-Mutanabbi

Salah satu penyair terbesar dalam sejarah sastra Arab, karyanya sering kali berfokus pada tema kebanggaan diri, kebebasan, dan pencarian makna hidup.

Sastra Arab Modern

Pada abad ke-19 dan ke-20, sastra Arab mengalami kebangkitan besar yang dikenal sebagai nahda atau kebangkitan sastra. Periode ini ditandai oleh interaksi dengan budaya Barat, perubahan sosial akibat kolonialisme, dan munculnya kesadaran nasionalisme. Sastra Arab modern mulai menjauh dari dominasi puisi tradisional dan mengeksplorasi genre-genre baru seperti novel, cerpen, esai, dan drama. Transformasi ini mencerminkan perubahan besar dalam struktur sosial dan politik masyarakat Arab pada masa itu.

Ciri-Ciri Sastra Arab Modern

  1. Diversifikasi genre

Sastra modern tidak lagi berfokus pada puisi, tetapi juga mulai mencakup genre baru seperti novel, cerpen, drama, dan esai. Penulis mulai mengeksplorasi berbagai bentuk tulisan untuk mengekspresikan ide dan perasaan mereka.

  1. Eksperimen bahasa

Penulis modern sering kali menggabungkan bahasa Arab standar dengan dialek lokal mereka. Hal ini membuat karya sastra menjadi lebih relevan dan dapat diakses oleh pembaca sehari-hari, menciptakan hubungan yang lebih erat antara karya sastra dan kehidupan nyata.

  1. Tema-tema karya sastra Arab modern
  • Perjuangan melawan kolonialisme
  • Kebebasan dan identitas
  • Ketimpangan sosial
  • Hak-hak perempuan

Tokoh-Tokoh Penting dalam Sastra Modern

  1. Naguib Mahfouz

Naguib adalah penulis Mesir yang memenangkan Hadiah Nobel Sastra pada tahun 1988, yang dikenal dengan trilogi Kairo yang menggambarkan kehidupan sosial-politik Mesir.

  1. Taha Hussein

Ia dikenal sebagai “Bapak Sastra Arab Modern”, Taha Hussein memainkan peran besar dalam mempromosikan pendidikan dan kebebasan berpikir melalui karya-karyanya.

  1. Nawal El Saadawi

Seorang penulis feminis yang terkenal karena keberaniannya mengangkat isu-isu tentang peran perempuan dan hak-hak mereka dalam masyarakat Arab.

Pengaruh Teknologi pada Sastra Modern

Era digital membawa perubahan besar dalam dunia sastra Arab. Platform daring memberikan kesempatan bagi penulis muda untuk mempublikasikan karya mereka dengan cepat dan menjangkau audiens yang lebih luas. Selain itu, tema-tema modern seperti kecemasan teknologi dan aliensi digital juga mulai muncul dalam karya-karya sastra Arab kontemporer.

Keindahan Sastra Arab: Dari Masa ke Masa

Keindahan sastra Arab terletak pada fleksibilitas dan kemampuannya untuk beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa kehilangan jati diri. Meskipun bentuk dan tema sastra terus berubah dari waktu ke waktu, sastra Arab tetap menjadi medium yang menyuarakan perjuangan, harapan, dan identitas kolektif masyarakat Arab. Melalui akar yang kuat dalam tradisi dan inovasi yang terus berkembang, dunia sastra Arab tetap menjadi salah satu pilar budaya global yang menginspirasi.

(Husnul Khotimah, Mahasiswa BSA FAI UAD)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ilustrasi-oleh-Husnul-Khotimah-Dok.-Husnul.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-01-14 10:16:472025-01-14 10:16:47Keindahan dan Evolusi Dunia Sastra Arab: Dari Pra-Islam ke Modern

Pengaruh Politik Identitas dalam Konflik Dunia Arab: Studi Kasus Palestina dan Suriah

14/01/2025/in Feature /by Ard

Muhammad Ibni Tuahena, Mahasiswa BSA UAD (Dok Iben)

Politik identitas telah menjadi faktor dominan dalam konflik di berbagai belahan dunia, termasuk di Timur Tengah. Politik identitas merujuk pada upaya menggunakan unsur etnis, agama, atau budaya sebagai alat untuk memperoleh kekuasaan politik. Di dunia Arab, konflik di Palestina dan Suriah menjadi contoh nyata bagaimana politik identitas memainkan peran sentral dalam memperumit konflik yang sudah berlangsung lama. Kedua konflik ini menunjukkan bahwa politik identitas tidak hanya memperburuk ketegangan, tetapi juga mempersulit upaya penyelesaian konflik.

Dalam opini ini, akan dibahas bagaimana politik identitas memengaruhi konflik di Palestina dan Suriah, dengan menyoroti peran agama, etnis, dan sektarianisme. Selain itu, opini ini akan mengutip beberapa sumber buku dan artikel akademik untuk memperkuat analisis.

Politik Identitas dalam Konflik Palestina

Konflik antara Israel dan Palestina adalah salah satu konflik paling kompleks di dunia yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Meskipun akar konflik ini adalah masalah tanah dan kolonialisme, politik identitas memainkan peran besar dalam mempertahankan dan memperpanjang konflik.

Menurut Edward Said dalam bukunya The Question of Palestine (1979), politik identitas memainkan peran sentral dalam cara kedua pihak mendefinisikan konflik. Israel menggunakan identitas Yahudi sebagai legitimasi untuk mengklaim tanah Palestina, sementara Palestina memperjuangkan identitas Arab dan muslim mereka dalam menuntut hak atas tanah tersebut.

“The Zionist movement was fundamentally about the creation of a Jewish state, and this inherently involved the displacement and erasure of Palestinian identity.” – Edward Said

Politik identitas di Palestina juga terlihat dalam cara negara-negara Arab mendukung perjuangan Palestina. Banyak negara Arab menggunakan isu Palestina sebagai simbol solidaritas Islam dan Arab untuk memperkuat posisi politik mereka di kawasan. Namun, dukungan ini sering kali bersifat retorik tanpa langkah konkret, karena negara-negara Arab memiliki kepentingan politik domestik yang berbeda.

Selain itu, politik identitas di Palestina diperkuat oleh perbedaan sektarian antara kelompok Fatah dan Hamas. Fatah, yang lebih sekuler, menguasai wilayah Tepi Barat, sementara Hamas, yang berhaluan Islamis, menguasai Gaza. Perpecahan ini menciptakan konflik internal di Palestina yang memperumit upaya mencapai perdamaian dengan Israel.

Politik Identitas dalam Konflik Suriah

Konflik di Suriah adalah salah satu contoh paling jelas bagaimana politik identitas dapat memicu dan memperpanjang perang saudara. Konflik ini bermula dari protes damai yang menyerukan reformasi politik pada tahun 2011, tetapi dengan cepat berubah menjadi perang saudara yang melibatkan berbagai kelompok dengan identitas agama dan etnis yang berbeda.

Pemerintah Suriah di bawah Bashar al-Assad adalah rezim yang didominasi oleh minoritas Alawit, sebuah sekte dalam Islam Syiah. Sebagian besar penduduk Suriah adalah Sunni, yang merasa terpinggirkan oleh rezim Alawit. Politik identitas memainkan peran penting dalam memobilisasi kelompok-kelompok perlawanan yang sebagian besar terdiri dari kaum Sunni.

Menurut Joshua Landis, seorang pakar Suriah, dalam artikelnya “The Syrian Civil War and Sectarianism” (2018), konflik Suriah tidak bisa dipahami tanpa memperhitungkan politik identitas sektarian.

“The Syrian conflict is not just a political struggle, but a deeply rooted sectarian conflict that has been fueled by identity politics and historical grievances.” – Joshua Landis

Selain itu, konflik di Suriah semakin diperumit oleh intervensi negara-negara asing yang juga membawa agenda politik identitas. Iran, sebagai negara mayoritas Syiah, mendukung rezim Assad, sementara negara-negara seperti Arab Saudi dan Turki mendukung kelompok-kelompok oposisi Sunni. Politik identitas juga digunakan oleh kelompok-kelompok ekstremis seperti Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS), yang memanfaatkan sektarianisme untuk merekrut anggota dan memperluas pengaruh mereka.

Perbandingan Palestina dan Suriah

Meskipun konflik di Palestina dan Suriah memiliki perbedaan dalam konteks sejarah dan politik, keduanya menunjukkan bagaimana politik identitas dapat memperburuk konflik. Di Palestina, politik identitas terutama berpusat pada nasionalisme dan agama, sementara di Suriah, sektarianisme memainkan peran yang lebih besar.

Dalam buku Conflict and Identity in the Middle East karya Shibley Telhami (2001), disebutkan bahwa politik identitas di Timur Tengah sering kali digunakan oleh para pemimpin politik untuk mengonsolidasikan kekuasaan mereka di tengah masyarakat yang terfragmentasi.

“Identity politics in the Middle East is not just a reflection of cultural differences, but a tool used by leaders to maintain power and control in divided societies.” – Shibley Telhami

Dampak Politik Identitas terhadap Upaya Perdamaian

Politik identitas mempersulit upaya perdamaian di kedua konflik tersebut. Di Palestina, perbedaan ideologi antara Fatah dan Hamas membuat sulit untuk mencapai kesepakatan bersama dalam negosiasi dengan Israel. Sementara itu, di Suriah, sektarianisme yang mendalam membuat sulit untuk menciptakan pemerintahan yang inklusif dan stabil.

Upaya perdamaian di Timur Tengah sering kali gagal karena tidak memperhitungkan faktor politik identitas ini. Menurut Avi Shlaim dalam bukunya The Iron Wall: Israel and the Arab World (2000), solusi politik yang tidak memperhitungkan identitas dan hak-hak masyarakat setempat cenderung tidak berhasil.

“Peace initiatives that ignore the identity and aspirations of the local population are doomed to fail.” – Avi Shlaim

Politik identitas memainkan peran besar dalam memperumit konflik di dunia Arab, terutama di Palestina dan Suriah. Identitas agama, etnis, dan sektarian telah digunakan oleh berbagai pihak untuk memobilisasi dukungan dan memperkuat posisi politik mereka. Namun, politik identitas juga mempersulit upaya perdamaian, karena menciptakan perpecahan dan ketidakpercayaan di antara kelompok-kelompok yang terlibat dalam konflik.

Untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan, penting untuk mengakui dan memahami pengaruh politik identitas dalam konflik ini. Solusi politik harus mencakup upaya untuk menciptakan inklusi dan rekonsiliasi di antara kelompok-kelompok yang terfragmentasi, dengan menghormati identitas dan aspirasi mereka. Seperti yang dikatakan oleh Shibley Telhami, “Perdamaian hanya dapat dicapai ketika identitas semua pihak diakui dan dihormati.” (Ibni/Dilla)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Muhammad-Ibni-Tuahena-Mahasiswa-BSA-UAD-Dok-Iben.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-01-14 09:59:522025-01-14 09:59:52Pengaruh Politik Identitas dalam Konflik Dunia Arab: Studi Kasus Palestina dan Suriah

Luqman Hakim Yusuf, Mahasiswa UAD yang Teguh Melestarikan Budaya Jawa

13/01/2025/in Terkini /by Ard

Mahasiswa UAD, Akrab disapa Luqman (Dok Luqman)

Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Luqman Hakim Yusuf, dari Program Studi Biologi angkatan 2021, menunjukkan kecintaannya yang mendalam terhadap adat dan budaya Jawa. Baginya, budaya Jawa memiliki nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan pedoman hidup. “Dalam budaya Jawa terdapat filosofi kehidupan yang sangat bermakna. Hal inilah yang membuat saya ingin melestarikannya,” ujar Luqman.

Sejak kecil, Luqman telah dikenalkan pada budaya Jawa oleh sang ayah yang membelikannya VCD pagelaran wayang kulit dan kemudian wayang kulit untuk dimainkan. Ia bahkan mengikuti kursus mendalang, sebuah seni pertunjukan yang mengajarkan cara memimpin pementasan wayang kulit dengan memadukan cerita, seni suara, dan gerak. Hingga saat ini, Luqman aktif menampilkan pementasan wayang kulit di berbagai acara. Selain itu, ia juga mendalami jemparingan, seni panahan tradisional gaya Mataram Yogyakarta yang dilakukan dengan duduk bersila, serta ikut memainkan alat musik gamelan dalam berbagai acara karawitan.

Pada Desember 2024, Luqman turut tampil dalam Parade Gamelan Malam Tahun Baru yang melibatkan berbagai universitas seperti Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Negeri (UIN), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Pembangunan Nasional (UPN), dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Ia juga rajin mengikuti hajad dalem seperti Garebeg Syawal, Garebeg Besar, Garebeg Mulud, dan Uyon-Uyon Hadiluhung, serta hajad kawula dalem seperti Mubeng Beteng Malam 1 Suro bersama para abdi dalem. “Kegiatan-kegiatan ini bukan hanya memperkenalkan budaya Jawa, tetapi juga mendekatkan saya pada esensi kehidupan yang diajarkan leluhur,” katanya.

Kesibukan akademik yang mulai berkurang pada semester 7 membuat Luqman memutuskan bergabung dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Karawitan Gending Bahana UAD pada September 2024. Di UKM ini, ia menemukan lingkungan yang mendukung untuk terus berkarya sekaligus melestarikan budaya. Ia berharap, mahasiswa dan generasi muda dapat meningkatkan kecintaan terhadap budaya lokal. “Jangan sampai kecintaan kita kepada budaya lain lebih besar daripada budaya sendiri. Jangan merasa marah jika budaya kita diklaim negara lain, tetapi justru kita sendiri tidak peduli dan lebih memilih budaya asing,” tegas Luqman.

Melalui perjalanan panjangnya, Luqman Hakim Yusuf menjadi contoh nyata bahwa kecintaan terhadap budaya dapat menjadi bagian penting dari identitas dan pengabdian. Komitmennya melestarikan adat dan budaya Jawa menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk menjaga warisan leluhur. (Dilla)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Mahasiswa-UAD-Akrab-disapa-Luqman-Dok-Luqman.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-01-13 11:53:132025-01-13 11:53:13Luqman Hakim Yusuf, Mahasiswa UAD yang Teguh Melestarikan Budaya Jawa

11 Dosen Universitas Ahmad Dahlan Raih Hibah RisetMu Batch VIII

13/01/2025/in Terkini /by Ard

11 Dosen Universitas Ahmad Dahlan Raih Hibah RisetMu Batch VIII (Dok Dilla)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali mencatatkan prestasi luar biasa di dunia riset. Sebanyak 11 dosen UAD berhasil lolos seleksi Hibah RisetMu Batch VIII, yang menjadi bukti nyata dedikasi dosen UAD dalam menghasilkan penelitian bermutu. Hibah bergengsi ini merupakan salah satu program pendanaan penelitian yang bertujuan mendukung inovasi riset di lingkungan perguruan tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA).

Para dosen yang berhasil mendapatkan hibah ini berasal dari berbagai fakultas dan disiplin ilmu. Mereka adalah Annie Purwani, S.T.P., M.T., Dr. Rahmat Muhajir Nugroho, S.H., M.H., Dr. Tristanti Apriyani, S.S., M.Hum., Dr. Wiwiek Afifah, S.Pd., M.Pd., Fitriana Putri Utami, S.K.M., M.Kes., Triantoro Safaria, S.Psi., M.Si., Ph.D., Lazuar Azmi Zulferdi, S.S., M.Appl.Ling., Muhammad Nur, S.H., M.H., Mustofa Ahda, S.Si., M.Sc., Nur Robiah Nofikusumawati Peni, M.Ed., Ph.D in Ed., dan Olivi Sabilla Sadani, S.E., M.Ak.

Penelitian yang diajukan oleh para dosen tersebut mencakup berbagai bidang ilmu seperti pendidikan, hukum, kesehatan, psikologi, teknologi, dan bahasa. Pencapaian ini sebagai langkah strategis dalam memperkuat budaya riset di UAD. Keberhasilan 11 dosen UAD ini adalah bukti bahwa universitas terus bergerak maju dalam bidang penelitian. Hibah itu tidak hanya mendukung pengembangan akademik, tetapi juga menghasilkan solusi inovatif bagi tantangan di masyarakat. UAD optimis bahwa melalui hibah ini, institusi semakin memperkuat posisi sebagai salah satu universitas unggulan dalam bidang riset di tingkat nasional dan internasional. (Dilla)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/11-Dosen-Universitas-Ahmad-Dahlan-Raih-Hibah-RisetMu-Batch-VIII-Dok-Dilla.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-01-13 11:36:582025-01-13 11:36:5811 Dosen Universitas Ahmad Dahlan Raih Hibah RisetMu Batch VIII

Tim Dosen UAD Raih Hibah Riset Skema ASEAN-India Collaborative R&D

13/01/2025/in Terkini /by Ard

Tim Dosen UAD Meraih Hibah Riset Skema ASEAN-India Collaborative R&D (Dok Dilla)

Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Tim dosen dari Fakultas Teknologi Industri (FTI) UAD berhasil meraih hibah riset bergengsi dalam Skema ASEAN-India Collaborative R&D. Penelitian yang diusung berjudul “Synergizing AR/VR and Hand Gestures to Enhance Industrial Assembly and Disassembly Performance”, dengan total hibah sebesar ₹38,43,584 atau sekitar Rp7.317.344.000.

Penelitian ini melibatkan kolaborasi para peneliti dari tiga negara, yakni India, Indonesia, dan Malaysia. Dari UAD, tim diwakili oleh Prof. Ir. Anton Yudhana, S.T., M.T., Ph.D. dan Jihad Rahmawan, S.T., M.Sc. Fokus utama riset ini adalah mengintegrasikan teknologi augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan pengenalan gerakan tangan untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam proses perakitan dan pembongkaran di sektor industri.

Penelitian tersebut bukan hanya akan memberikan manfaat bagi pengembangan teknologi, tetapi juga memperkuat peran UAD dalam kancah riset internasional. Harapan besar juga disematkan agar di tahun 2025, semakin banyak dosen dan peneliti UAD yang berpartisipasi dalam hibah eksternal, sekaligus memperluas jejaring kolaborasi internasional. Keberhasilan itu menjadi langkah strategis dalam mendukung visi UAD menuju universitas berkelas dunia yang unggul dalam inovasi dan riset berbasis kolaborasi global. (Dilla)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Tim-Dosen-UAD-Meraih-Hibah-Riset-Skema-ASEAN-India-Collaborative-RD-Dok-Dilla.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-01-13 11:14:342025-01-13 11:14:34Tim Dosen UAD Raih Hibah Riset Skema ASEAN-India Collaborative R&D
Page 69 of 481«‹6768697071›»

TERKINI

  • Mahasiswa UAD Menginspirasi Siswa SMAT Darul Hikmah08/06/2025
  • Job Fair dan Minat Gen Z pada Dunia Kerja08/06/2025
  • BEM FH UAD Gelar Pelatihan Penyelesaian Perkara Pidana Melalui Restorative Justice08/06/2025
  • Prodi Gizi UAD Adakan PKM Bertema Keamanan Makanan Sekolah08/06/2025
  • HMPS Gizi UAD Menggelar Pelatihan Public Speaking08/06/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa UAD Juara 1 Nasional Solo Vokal Pop di Ajang Euphoria Art 202508/06/2025
  • Mahasiswa PBSI UAD Raih Juara III Lomba Esai Victory Cup 202507/06/2025
  • Mahasiswa FK UAD Raih Juara 3 Nasional Solo Pop Porseni 202504/06/2025
  • Kejutan Manis Tim Futsal UAD: Raih Juara 1 TUN FC 202504/06/2025
  • UKM Basket Putra UAD Juara 1 pada Kompetisi GBC 202504/06/2025

FEATURE

  • Aninda Cahaya Putri: Manfaatkan Roadmap untuk Kuliah08/06/2025
  • Counter Attack Jadi Senjata Rahasia UKM Futsal UAD08/06/2025
  • Peran Mahasiswa Hadapi Krisis Seksual08/06/2025
  • Wisudawan Terbaik UAD Temukan Makna Ilmu dalam Syukur dan Cinta Alam08/06/2025
  • Indonesia Darurat Seksual dan Perspektif IMM07/06/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top