KKN UAD Dampingi RW 11 Kampung Gampingan Optimalkan Mitigasi Proklim
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Alternatif UAD Periode 89 Unit VI.A.1 Universitas Ahmad Dahlan (UAD), tidak berhenti untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat maupun pendampingan kegiatan yang sudah berjalan di masyarakat. Salah satunya di RW 11 Kampung Gampingan, Kelurahan Pakuncen, Kemantren Wirobrajan, Kota Yogyakarta. Di kawasan tersebut diinisiasi Program Kampung Iklim (Proklim) sebagai upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim bumi.
Ketua RW 11 Kampung Gampingan, Edy Rifanto, menyebutkan terdapat tiga kelompok mitigasi yakni Kelompok Kampung Tangguh Bencana (KTB), Kelompok Jaga Warga, serta Kelompok Keamanan Khusus (Kamsus). Selain itu, bank sampah, lorong sayur, dan pemanfaatan air sumur menjadi bagian dari mitigasi ini. Bertempat di kediaman Edy, Proklim dilaksanakan pada Jumat, 24 November 2023, yang dibersamai oleh mahasiswa KKN UAD.
“Kegiatan Proklim pertama dilakukan dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat agar berpartisipasi aktif dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim untuk peningkatan kapasitas masyarakat, air bersih, dan penanganan bencana,” jelas Edy.
Ia menerangkan bahwa bank sampah sebagai pusat pengelolaan sampah dibentuk setelah sosialisasi manfaat sampah di RW 11 Kampung Gampingan. Bank sampah memiliki visi dan misi untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih, sehat, dan nyaman. Hal ini merupakan bentuk dukungan masyarakat kepada program pemerintah untuk mengurangi volume sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan dan upaya peningkatan ekonomi masyarakat.
Pengelolaan bank sampah dilakukan dengan memanfaatkan sampah organik dan anorganik. Sampah organik diolah untuk pembuatan pupuk organik cair (POC) dengan media biopori atau drum plastik. Sementara itu, sampah anorganik akan dijual ke pengepul setiap bulan dan dijadikan kerajinan tangan atau hiasan seperti bunga plastik, pot bunga, dan hiasan dinding.
“Bersama warga, kami punya visi dan misi menjaga lingkungan agar tetap bersih, sehat, dan nyaman. Yang kedua, membantu program pemerintah untuk mengurangi volume sampah di TPST Piyungan. Yang ketiga, untuk meningkatkan ekonomi masyarakat,” terang Hartati, salah satu pengurus RW 11 Kampung Gampingan (16-12-2023).
Selanjutnya, pengelolaan lorong sayur memanfaatkan lahan-lahan kurang produktif untuk menanam tanaman keras seperti jambu air dan anggur. Hingga saat ini, sudah ada 4 kelompok pengelolaan air sumur yaitu di RT 48 terdapat 2 kelompok, RT 49 1 kelompok, serta 1 kelompok gabungan RT 50 dan 51.
“Penanaman tanaman keras seperti jambu air dilakukan karena pohonnya tidak terlalu tinggi atau besar tetapi cepat berbuah dengan nilai ekonomis yang tinggi, dan anggur juga tidak memerlukan lahan yang luas sehingga cocok untuk lorong sayur,” lanjutnya.
Ketua KKN Alternatif UAD Periode-89 Unit VI.A.1, Angga Yuniarto, berharap kegiatan Proklim ini dapat membantu memenuhi kebutuhan air masyarakat, menciptakan peluang usaha dengan memanfaatkan sampah, dan selalu menjaga komitmen bersama.