Pengukuhan Kelompok Satrio Bumi: Upaya Pelestarian Hutan Adat Wonosadi di Desa Beji
Dalam rangka mendukung pembentukan Desa Hutan Berdikari, Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (BEM UAD) telah mengukuhkan kelompok pemuda-pemudi peduli hutan bernama “Satrio Bumi”. Kelompok ini dibentuk sebagai upaya regenerasi pengelola hutan atau jagawana, serta untuk pelestarian lingkungan yang lebih terstruktur dengan pendekatan agroforestry.
Kelompok Satrio Bumi akan bekerja sama dengan warga Desa Beji dalam menjalankan program Desa Hutan Berdikari. Kegiatan ini mendapat bimbingan dari Dr. Tristanti Apriyani, S.S., M.Hum., dosen Sastra Indonesia UAD, dan bertujuan untuk mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Khususnya, program ini berfokus pada SDGs yang ketiga (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), SDGs yang kedelapan (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), serta SDGs yang kelima belas (Melindungi, Memulihkan, dan Memanfaatkan Ekosistem Darat Secara Berkelanjutan).
Pada acara pengukuhan yang digelar pada Jumat, 2 Agustus 2024, berbagai pemangku kepentingan turut hadir, termasuk Kepala Lurah Beji, Ketua Jagawana, dan perwakilan karang taruna. Kehadiran mereka menjadi simbol dukungan dan kolaborasi dalam mewujudkan tujuan pelestarian hutan di Desa Beji. Sri Idhayanti selaku Kepala Lurah Beji, dalam sambutannya menyatakan apresiasi terhadap inisiatif ini dan menekankan pentingnya peran serta pemuda dalam upaya pelestarian lingkungan. “Kami sangat mengapresiasi inisiatif ini dan menegaskan pentingnya keterlibatan pemuda dalam upaya pelestarian lingkungan,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Sri Hartini yang merupakan Ketua Jagawana, menyampaikan harapannya agar kelompok Satrio Bumi dapat berperan aktif dalam menjaga dan mengelola hutan dengan pendekatan agroforestry yang berkelanjutan. “Kami berharap Satrio Bumi dapat berperan aktif dalam menjaga dan mengelola hutan dengan pendekatan agroforestry yang berkelanjutan dan memahami pentingnya menjaga hutan,” tuturnya.
Nugroho sebagai ketua karang taruna pun menambahkan harapannya agar kolaborasi ini dapat terus berlanjut untuk kemajuan desa, terutama dalam pengembangan Hutan Adat Wonosadi. “Harapannya ke depan, kita bisa saling berkolaborasi dan bertukar pikiran untuk kemajuan desa, terutama dalam pengembangan Hutan Adat Wonosadi,” katanya.
Dari pihak PPK Ormawa BEM UAD yang diwakili Bayu Aji selaku ketua tim pelaksana, juga menyampaikan kebanggaannya atas terbentuknya kelompok Satrio Bumi. “Kami sangat bangga dengan terbentuknya kelompok Satrio Bumi ini. Kami berharap melalui program ini, pemuda-pemudi Desa Beji dapat lebih teredukasi tentang pentingnya pelestarian hutan dan mampu menerapkan teknik agroforestry secara mandiri. Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk pemerintah desa, jagawana, dan karang taruna, kami yakin Satrio Bumi akan menjadi pionir dalam upaya pelestarian lingkungan yang berkelanjutan di Desa Beji,” jelasnya.
Program ini dirancang untuk memberdayakan pemuda sebagai agen perubahan yang mampu menjalankan praktik agroforestry yang efektif, serta berkontribusi pada pemeliharaan ekosistem dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, program ini juga mencakup pelatihan dan penyuluhan terkait teknik pengelolaan hutan serta pelestarian lingkungan, yang diharapkan dapat memberikan dampak positif jangka panjang bagi Desa Beji dan sekitarnya.
Acara pengukuhan ditutup dengan pemberian sertifikat simbolis oleh Kepala Lurah Beji dan Ketua Jagawana sebagai tanda dimulainya komitmen bersama dalam pelestarian Hutan Adat Wonosadi. Diharapkan, keberadaan kelompok Satrio Bumi dapat memberikan dampak positif yang nyata bagi lingkungan dan masyarakat sekitar, serta menjadi model bagi desa-desa lain dalam upaya pelestarian hutan berbasis masyarakat.
Dengan hadirnya Satrio Bumi, tercipta sinergi antara pengelola hutan, masyarakat, dan generasi muda dalam mewujudkan tujuan SDGs serta menciptakan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan. (Nfs)