Mahasiswa UAD Raih Juara di Peksiminas XIV 2018
Alfiandana Susilo Aji, mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Budaya dan Komunikasi (FSBK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) memperoleh juara pertama tangkai lomba penulisan puisi di Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) XIV, Selasa-Sabtu (16-20/10/2018). Sebelumnya, mahasiswa semester tujuh ini keluar sebagai juara satu Peksimida untuk mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
βPuisi yang saya tulis berjudul βOrang-Orang yang Berjalan ke Selatanβ. Saya melakukan beberapa kali observasi untuk menulis puisi ini, mulai dari Tugu, Stasiun Tugu, sepanjang Malioboro, hingga Keraton Yogyakarta,β jelasnya di kampus I UAD Yogyakarta, Senin (22/10/2018).
Alfiandana sudah mulai menyukai dan menekuni puisi sejak tiga tahun yang lalu. Ia tergabung ke dalam beberapa komunitas dan kelompok belajar untuk mengasah kemampuannya dalam menulis puisi.
βSaya banyak belajar dengan teman-teman yang serius dengan sastra, khususnya puisi. Kemudian banyak membaca dan menulis. Yang terpenting, mau menerima kritikan dan saran agar karya lebih baik,β tandasnya.
Pada jumpa pers tersebut, ia didampingi Dr. Dedi Pramono, M.Hum. Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa), Danang Sukantar, M.Pd. Kepala Bidang Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni, serta Fitri Merawati, M.A. dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UAD sekaligus pendamping Peksimida dan Peksiminas bidang sastra tahun 2018. Peksiminas tangkai lomba penulisan puisi diikuti 32 mahasiswa peserta dari 32 provinsi se-Indonesia.
Dalam kesempatan ini Dedi menjelaskan, Peksiminas melombakan berbagai bidang seni dan sastra. UAD menjadi tuan rumah pelaksana lomba sastra. Di antaranya tangkai lomba Baca Puisi Putra, Baca Puisi Putri, Penulisan Puisi, Penulisan Cerpen, dan Penulisan Lakon.
Penjurian penulisan puisi pada Peksiminas XIV 2018 dilakukan juri nasional yaitu Acep Zamzam Noor, Agus R. Sarjono, dan Suminto A Sayuti.
βKami merasa bangga atas prestasi yang diperoleh Alfiandana. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa sejarah sastra, khususnya bidang penulisan di UAD masih hidup hingga saat ini. UAD akan memberikan apresiasi kepada Alfiandana,β kata Dedi. (ard)