• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Kartini Milenial

23/04/2019/in Feature /by NewsUAD

Perayaan hari Kartini yang jatuh setiap 21 April identik dengan mengenakan pakaian kebaya. Hari tersebut diperingati sebagai bentuk penghormatan kepada Raden Ajeng Kartini atau biasa disebut dengan R.A Kartini. Kartini dikenal sebagai pahlawan emansipasi wanita Indonesia. Berdasarkan pikiran dan perjuangannya bahwa perempuan memerlukan kebebasan dan persamaan hak yang sama dengan laki-laki, maka perempuan saat ini dapat menikmati pendidikan sesuai keinginan dan memiliki kesempatan untuk menggapai mimpi maupun cita-cita mereka.

Melihat sosok Kartini pada era milenial, tentu mengalami banyak tantangan. Salah satunya adalah kesadaran perempuan untuk menjadi apa dan siapa hari ini begitu pun dengan esok lusa. Antara menjadi ibu rumah tangga saja, perempuan karier, atau perempuan yang bisa melakukan dua-duanya. Semuanya merupakan pekerjaan yang sama-sama mulia.

dr. Nurul Qomariyah, M.Med., Ed., selaku dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) dan Fakultas Kedokteran (FK) mengatakan, β€œSaya melihat perempuan saat ini disektor apa pun ada, jadi yang membedakan perempuan dan laki-laki hanya terletak di urusan reproduksi. Perempuan bisa hamil sedangkan laki-laki tidak. perempuan bisa menyusui, laki-laki tidak. Untuk masalah keilmuan dan keterampilan, saya kira sama.”

Ia juga menambahkan untuk menjadi sosok Kartini milenial, perempuan bisa menjadi apa saja yang diinginkan, atau bisa dikatakan menjadi apa pun terserah. Akan tetapi ketika perempuan sudah memiliki amanah, sudah menikah, dan hamil, itu harus bisa serius. Serius dalam arti menjadi istri dan ibu yang memberikan penuh hak anaknya. Misalnya merencanakan ingin punya anak berapa, menyiapkan masa depan anaknya termasuk memberikan ASI eksklusif enam bulan sampai dua tahun, kemudian membuat ikatan dengan anaknya, sehingga hak anak itu terpenuhi.

Menurut dosen yang ditemui di kampus III Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Senin (15-04-2019) itu, Kartini milenial harus paham dengan dirinya sendiri. Besok apakah dirinya mampu menjadi perempuan karier dan menjadi istri bagi suaminya sekaligus ibu dari anak-anaknya. Kalau merasa kurang mampu melakukan kedua hal tersebut alangkah lebih baiknya memilih salah satu.

β€œTermasuk saya. Saya adalah orang yang tidak bisa melakukan pekerjaan kedua hal tersebut secara bersamaan. Ibaratkan saja jika saya dikasih usia hidup tujuh puluh tahun, punya anak kecil paling tidak hanya lima tahun dari kehidupan saya yang tujuh puluh tahun itu. Jadi, saya tidak merasa rugi jika yang lima tahun itu untuk anak saya dan memilih berhenti bekerja,” imbuh Nurul.

Manusia itu memiliki siklus hidup, mengurus anak itu tidak selalu harus ditunggui terus. Ada waktunya si ibu harus di situ, ada waktunya anak-anak ini mulai mengambil keputusan sendiri, main sendiri. Pada saat itu, perempuan di rumah selain mengurus anak tentu banyak hal yang bisa dilakukan. Misalnya bergabung di yayasan sosial atau kerja online. Jadi, waktu luang itu bisa digunakan untuk memikirkan orang lain yang masih membutuhkan. Tidak hanya kumpul-kumpul saja, duduk di depan sekolahan, itu sayang banget lebih baik mengisi waktu dengan hal positif. (nda)

Apa pun profesinya, Kartini milenial itu harus ingat kodratnya sebagai perempuan berdaya, dan bermanfaat bagi sesama! Selamat hari Kartini. (quotes)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/FEATURE_Kartini-Milenials_2042019_uad.jpg 682 1024 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-04-23 17:02:012019-05-01 08:02:24Kartini Milenial

B&G: Dari Tongkat Jadi Kacamata Β Sebuah Inovasi untuk Tunanetra

22/04/2019/in Feature /by NewsUAD

 

Ketika duduk di tengah keramaian, Husna dan kawan-kawannya (dkk.) melihat seorang bapak memakai kacamata dengan penglihatan yang telah berpindah ke tongkatnya. Ia meraba-raba apa pun di sekitarnya, memastikan tak ada yang menghalangi agar sampai ke tempat tujuan dengan selamat. Saat itu pula, Husna dkk. tergerak membantu para tunanetra agar lebih mudah berpindah dari satu tempat ke tempat lain tanpa menggunakan tongkat, tetapi tetap aman. Mereka kemudian menciptakan alat bantu yang disebut B&G (Bracelet and Glasses for Blind People).

B&G adalah suatu sistem yang digunakan membantu penyandang tunanetra dalam bergerak dari satu tempat ke tempat lain melalui navigasi yang disediakan. B&G memiliki dua perancangan alat yaitu smart bracelet (gelang pintar) dan smart glasses (kacamata pintar) yang saling berkaitan satu sama lain. Kacamata berfungsi untuk mengetahui kondisi sekitar dengan kombinasi sensor, dan gelang akan memudahkan pengguna dalam bernavigasi untuk berpindah melalui petunjuk yang berupa suara.

Perancangan pada smart bracelet akan diletakkan pada lengan agar memudahkan mobilitas penyandang tunanetra dalam kegiatan sehari-hari. Pada smartband terdapat GPS yang berfungsi untuk merekam data posisi pengguna lalu dari data tersebut akan didapat posisi koordinat dan dikirim ke jaringan operator serta diterima oleh modem GSM/GPRS yang tersedia di smartphone. Penerima tinggal salin-tempel pesan ke aplikasi Google map. Kemudian, perancangan dari kacamata dibuat simpel dan tidak banyak kabel yang terhubung agar penyandang tunanetra dapat merasakan kenyamanan saat menggunakannya.

B&G mempunyai sensor ultrasonik yang mampu memberikan informasi lingkungan sekitar sampai dengan jarak 40 meter di depannya, dan jarak detail sekitarnya mencapai 4 meter. Selain dapat mengeluarkan suara peringatan, B&G juga dilengkapi dengan headset yang dapat mengeluarkan suara petunjuk arah yang berfungsi menuntun tunanetra ke tempat tujuan yang diinginkan. Alat ini berbasis pada IoT (Internet of Thing) sehingga praktis dan efisien.

Latar belakang penciptaan B&G secara luas berdasarkan pada data WHO (World Health Organization) tahun 2012 yang menunjukkan bahwa terdapat 39 juta jiwa penyandang tunanetra di dunia. Sedangkan berdasarkan data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) tahun 2012 menginformasikan bahwa sebanyak 1.776.912 jiwa Indonesia merupakan penyandang tunanetra.

Penelitian inovasi ini menurut Yeni, mahasiswi Teknik Elektro, dan Husna dari Teknik Kimia merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya. Mereka mengembangkan dari yang sebelumnya berupa tongkat kemudian menjadi kacamata. Tujuannya agar lebih praktis dan dapat memberi kesan menyetarakan antara yang tunanetra dengan orang normal. Dari pengembangan tersebut, B&G mendapat persetujuan dari pihak Universitas Ahmad Dahlan (UAD) untuk dikompetisikan di Shanghai dalam rangka lomba pameran inovasi dari seluruh negara, antara lain Rusia, Arab, Korea, dan Belanda.

Bila dibandingkan dengan produk yang hampir serupa dari luar negeri, B&G memiliki beberapa kelebihan yakni relatif lebih murah dan sudah menggunakan sistem IoT. Produk dari luar harganya sampai ratusan juta rupiah, dan dilengkapi dengan kamera. Sementara B&G masih menggunakan ultrasonik.

Menurut Husna dan Yeni, terdapat alat yang hampir sama juga di Indonesia tetapi masih berbasis ketukan, sementara B&G telah dilengkapi suara. Dalam waktu dekat, B&G akan terus dikembangkan menggunakan kamera dan harganya tetap terjangkau.

Setelah disetujui mengikuti kompetisi di Shanghai 19 sampai 21 April 2019 kelak, harapan dari Yeni dan Husna dapat mengharumkan nama UAD di kancah dunia dalam bidang inovasi alat. Selain itu, setelah B&G dapat bekerja dengan maksimal, mereka akan mengurus hak paten agar tidak akui orang lain dan segera dapat dimanfaatkan oleh penyandang tunanetra yang di seluruh Indonesia, bahkan dunia. (Ari)

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/6.-dari-kiri-Yeni-Rahmawati-Ponco-Sukaswanto-dan-Maratul-Husna.jpg 576 1024 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-04-22 13:52:382019-05-07 05:54:09B&G: Dari Tongkat Jadi Kacamata Β Sebuah Inovasi untuk Tunanetra

Sukses Memanfaatkan Media Sosial

22/04/2019/in Feature /by NewsUAD

 

Di era semakin menjamur dan kuatnya peran media sosial dalam kehidupan sehari-hari, ternyata apabila dimanfaatkan secara bijak dapat menjadi wahana untuk mengembangkan potensi diri, menyalurkan hobi, dan sebagai lahan dalam mendapatkan pundi-pundi. Seperti yang dilakukan Alumnus Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tahun 2017, Ridlo Kamaludin Hendardi, yang memanfaatkan media sosial untuk berkarya, khususnya di bidang sinematografi.

Di tengah-tengah kesibukannya sebagai guru di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kebumen, ia memilih memanfaatkan waktu luang setelah selesai mengajar dan hari libur untuk membuat video Instagram (vidgram) dan film pendek (untuk diunggah di YouTube). Kegiatan yang ditekuni Ridho kini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, bahkan menjadi salah satu sumber penghasilan

β€œMulanya adalah melakukan kegiatan yang saya senangi, yakni bikin video tentang apa pun. Dulu waktu semasa masih kuliah, selain belajar sesuai jurusan yang diambil yakni Bimbingan dan Konseling, saya juga belajar tentang dunia sinematografi. Setelah lulus, ilmu itu saya aplikasikan bersama teman-teman di Kebumen, untuk publikasinya kami memilih memanfaatkan media sosial. Ternyata membuahkan hasil, selain karya kami dapat dinikmati masyarakat luas, juga menghasilkan uang hingga jutaan rupiah. Namun uang bukan tujuan utama, hanya bonus atas kemauan dan ketelatenan dalam mewujudkan sebuah karya dan memanfaatkan media sosial secara positif,” ucap Rido, sapaan akrabnya.

Rido menceritakan kegiatannya menekuni dunia sinematografi dengan memanfaatkan media sosial juga menjadi salah satu kegiatan yang efektif untuk menyatukan dan menggairahkan para pelaku seni di daerahnya dalam berkarya. Lebih lanjut Rido mencontohkan, seniman musik tradisional seperti pengrawit (penabuh gamelan-red) dan dalang dengan seniman modern yang main band, sebelumnya berjarak. Namun setelah terlibat dalam proyek penggarapan film pendek, saat ini kedua belah pihak dapat melebur menjadi satu serta bekerja sama dalam berkarya di bidang seni lain. Bahkan, sambung Rido, saat ini seniman tradisional dan modern Kebumen telah berada dalam satu atap komunitas bernama Titik Kumpul.

β€œAlhamdulillah berkat kerja keras teman-teman, Maret tahun ini, Titik Kumpul diundang dalam perhelatan akbar Yilan Art Festival di Thailand. Kami akan menampilkan kearifan budaya lokal dalam bentuk perpaduan musik dan tari,” katanya.

Tidak jauh berbeda dengan Rido, mahasiswi angkatan 2016 jurusan Pendidikan Agama Islam UAD kampus Wates Sindi Masitoh Prestawasta, juga memanfaatkan media sosial untuk melakukan hal positif, yakni sebagai sarana berwirausaha, khususnya di dunia fesyen. Sindi menceritakan, tanggungan berupa biaya hidup, kontrakan, tagihan bayar semesteran, dan anggaran untuk membeli buku untuk menunjang perkuliahannya tidak sedikit. Berangkat dari tersebut, ia berinisiatif untuk mencari penghasilan di sela-sela kesibukannya kuliah, untuk membantu meringankan beban pembiayaan yang ditanggung orang tuanya. Ia sempat mencoba beberapa pekerjaan sambilan, tetapi honornya terlampau sedikit. Hingga pada akhir Agustus 2018, ia memberanikan diri untuk memulai usaha berjualan pakaian dengan memanfaatkan media sosialnya berupa Instagram dan WhatsApp.

β€œTernyata keterbatasan tidak memiliki modal besar bukan menjadi penghalang untuk berwirausaha. Saya hanya bermodalkan telepon genggam, paket data, dan semangat. Alhamdulillah, saat ini kurang lebih omzetnya di angka 15 juta per bulan. Jadi, daripada menggunakan media sosial hanya untuk hiburan atau bahkan hanya untuk pamer, mending dimanfaatkan untuk hal yang lebih berguna,” kata Sindi.

Sindi menyebutkan, meskipun dengan berjualan online bisa dimulai dengan modal yang sedikit, dalam menjalankannya dibutuhkan mental yang kuat karena harus mampu menghadapi berbagai risiko. Mulai dari kerap diabaikannya ketika tengah promosi, ditanggapi dengan berbagai pertanyaan oleh calon konsumen tetapi tidak jadi membeli, memesan model tertentu tetapi ketika sudah jadi barangnya malah transaksi dibatalkan, hingga tersendatnya pengiriman barang karena buruknya kurir pengiriman dan tidak tepatnya konsumen memberikan alamat.

Menurut Sindi, hal itu bukan menjadi penghalang, tetapi bagian dari tantangan yang harus ditaklukkan. Pasalnya, sejauh ini berbagai persoalan yang ia temui dapat diselesaikan. Bahkan grafik usahanya selama enam bulan terakhir terus naik omzetnya.

β€œDulu hanya mampu menjual satu-dua pakaian per bulan, sekarang dapat menjual kurang lebih 100. Kuncinya hanya satu, kita tidak malas,” ujar Sindi. (Efri)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ridho-2.jpg 720 1080 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-04-22 10:36:592019-04-28 19:38:03Sukses Memanfaatkan Media Sosial

Pertemuan Pasca UTS di Kampus Oranye

21/04/2019/in Feature /by NewsUAD

Senin (15-4-2019), ruang persegi berhawa dingin dipenuhi puluhan peserta Ujian Tengah Semester (UTS). Hari perdana UTS berlangsung serentak hari itu di kampus oranye (Universitas Ahmad Dahlan). Sebelum ujian dimulai ada yang sibuk membaca buku, mendiskusikan materi dengan teman, bermain gawai, dan keluar ke kamar mandi.

Dua orang pengawas menyiapkan lembar soal dan lembar pertanyaan. Ruangan mendadak hening dan peserta menikmati suasana ujian dengan hikmat. Terkadang pengawas berjalan di antara sela barisan kursi peserta ujian. Memastikan ujian berjalan dengan lancar dan aman. Memastikan juga terhindar dari kecurangan.

Setelah selesai mengerjakan soal ujian, sebagian besar mahasiswa tidak langsung pulang. Mereka duduk di depan ruang ujian, seraya mendiskusikan jawaban yang tadi mereka tulis di lembar jawaban ujian. Sebagian yang lain mendiskusikan materi dan kisi-kisi ujian untuk hari berikutnya dengan teman satu kelas.

β€œSaya tipe orang yang tidak bisa belajar malam hari. Jadi, membutuhkan waktu dua sampai dengan tiga jam untuk belajar karena kebut semalam tidak cocok bagi saya. Jika memaksa kebut semalam, maka pagi hari saat ujian akan lupa dengan semua materi yang saya pelajari,” ujar Raditio Mustiko mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra (PBSI) semester 6 yang kerap disapa Joko.

Joko menambahkan, β€œMenulis catatan penting merupakan cara untuk mengikat ilmu. Selanjutnya, sebelum menghadapi ujian harus berdoa dan mohon doa restu kepada orang tua. Saya juga memilih waktu setelah Subuh untuk belajar agar materi cepat meresap.”

Sementara itu, Fenti Rustiana mahasiswi PBSI semester 6, turut mengatakan bahwa UTS sangat penting karena ada 30% untuk memenuhi persyaratan lulus dari beban semester. Walaupun hanya 30%, tetap harus disiapkan dan tidak boleh dianggap remeh.

β€œTetap giat belajar meskipun banyak kegiatan harus bisa membagi waktu. Ujian itu jangan ditakuti tetapi harus dihadapi. Cara mengatasi ketakutan saat ujian yaitu dengan menyiapkan materi dan membaca. Tancapkan dalam pola pikir kita, bahwa ujian bukanlah hal yang menakutkan,” pesan Fenti atlet Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) voli UAD yang telah mendapat juara 2 turnamen voli putri tingkat Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisiyah Nasional (PTM A) pada 25 Maret yang lalu. (Dew)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pertemuan-Pasca-UTS-di-Kampus-Oranye.jpg 577 1024 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-04-21 07:51:002019-05-01 07:53:31Pertemuan Pasca UTS di Kampus Oranye

Ghiffari: Peraih Gold Medal di Malaysia dari BK

13/04/2019/in Feature, Prestasi /by NewsUAD

Muhammad Alfarizqi Nizamuddin Ghiffari, mahasiswa kelahiran Surakarta, 16 Juli 1997, memilih kuliah di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) jurusan Bimbingan Konseling (BK). Ghiffar, sapaan akrabnya, memilih jurusan BK karena ingin menjadi guru yang mengajarkan nilai-nilai kehidupan dalam diri siswa, sehingga bisa menjadi pribadi yang bermanfaat bagi banyak orang. Impiannya bukan sekadar menjadi guru yang biasa.

Putra dari pasangan Agus Dwi Santoso dan Ratnaningrum ini telah mengikuti berbagi lomba dan meraih prestasi. Di antaranya juara 2 Olimpiade BK Universitas Atma Jaya Jakarta, runner up Duta Mahasiswa FKIP UAD 2017, juara 2 Lomba Esai Nasional UIN Ar-Raniry Aceh, juara 1 Lomba TI BK Unesa Surabaya, juara harapan 3 Lomba LKTI Nasional Untirta, juara 3 Lokopedia, lomba Konseling Kelompok UNY, serta gold medal International Counseling Innovation Universitas Putra Malaysia 2019.

Ghiffar yang memiliki hobi menulis turut aktif mengikuti organisasi HMPS BK, organisasi eksternal IMABKIN, asisten matakuliah TLBK, SE PMB UAD 2019, membantu penelitian dosen, mengikuti seminar, presentasi paralel, dan lomba.

β€œUAD selalu memberikan dukungan kepada saya, sehingga berbagai ilmu dan pengalaman saya peroleh. Dari kegiatan lomba saya belajar istiqamah, tawakkal, tahu rasanya berkompetisi dengan orang banyak, belajar mengembangkan potensi diri, berlatih time management, critical thinking, kreatif, dan selalu bersyukur atas apa pun hasil yang saya peroleh,” ucapnya.

Ghiffar ingin melanjutkan studi ke luar negeri dan bisa keliling dunia. UAD merupakan langkah awalnya untuk mengembangkan potensi diri dan mengambil kesempatan sebaik-baiknya. (JM)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ghiffari-Peraih-Gold-Medal-di-Malaysia-dari-BK.jpg 1032 774 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-04-13 09:55:312019-05-06 16:56:06Ghiffari: Peraih Gold Medal di Malaysia dari BK

Bagus Julian Hikmy: Juara 3 Poster di Jakarta

12/04/2019/in Feature, Prestasi /by NewsUAD

β€œHal tersulit adalah membagi waktu. Awalnya takut tidak mampu, sebab saat itu sedang menyelesaikan skripsi, membantu di Simeru, dan asisten TLBK. Pengumuman lomba dibagikan oleh dosen lalu saya tertarik dengan lomba tersebut. Alhamdulillah dosen mengizinkan dan teman-teman yang lain turut mendukung. Poster digarap dalam waktu seminggu, dengan banyak revisi, pengantian warna, juga jenis huruf tulisan. Ada sembilan universitas dan satu sekolah menengah kejuruan (SMK) yang turut serta dalam lomba tersebut. Alhamdulillah saya meraih juara 3,” ucap Bagus Julian Hikmy.

Mahasiswa kelahiran Cirebon, 14 Juli 1997, itu baru saja berhasil mendapat juara 3 Lomba Poster Tingkat Nasional 2019 bertemakan β€œBerpikir Kritis di Era Teknologi” yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Prof. Hamka, Jakarta. Sebelumnya, putra semata wayang dari pasangan Sunardjo dan Indahwati ini pernah mengikuti Lomba Media di Universitas Negeri Surakarta dan masuk 10 besar dan Lomba Bimbingan Kelompok Media.

Alasan Bagus mengambil jurusan Bimbingan Konseling (BK) di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) karena tertarik menjadi guru. Dulu, ayahnya sering mengajak Bagus untuk melihat kegiatan di sekolah dan proses belajar mengajar. Selain itu, BK juga sudah terakreditasi A.

Sembari menyelesaikan skripsinya, mahasiswa yang hobi bermain basket tersebut berkegiatan di Simeru, pusat informasi konseling mahasiswa, kegiatan literasi, dan asisten TLBK Laboratorium Multimedia BK. Ia juga pernah aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).

β€œPengalaman yang sangat berkesan setelah saya mengikuti berbagai ajang lomba. Misalnya bisa berdiskusi bersama dosen, berdiskusi dengan teman-teman, mengesampingkan ego, dan yang lebih penting mengutamakan proses, bukan langsung hasil,” tutupnya. (JM)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Bagus-Julian-Hikmy-Juara-3-Poster-di-Jakarta-2.jpg 864 1152 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-04-12 09:49:522019-05-06 16:51:52Bagus Julian Hikmy: Juara 3 Poster di Jakarta

Melalui Keringat, Mengukir Prestasi

07/04/2019/in Feature, Prestasi /by NewsUAD

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Voli Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dikenal mempunyai karakter mengedepankan kekeluargaan. Mereka yang mempunyai jargon unik, β€œbukan hanya cari keringat tapi cari prestasi” ini, rupanya telah mengunduh hasil. Fajar selaku pembina berdasarkan Surat Keputusan (SK) yang turun sekitar tahun 2004 lalu, sekaligus alumnus UKM Voli UAD yang sekarang juga bekerja di BIFAS UAD di kampus I, terbukti berhasil mengedapankan kerja sama dan silaturahmi sehingga timnya sering berprestasi.

Danang Sarwedi alumnus Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tahun 2005 selaku pelatih, kagum terhadap ciri khas pembina sekaligus anak didiknya yang mempunyai tekad kuat. Mereka juga tetap melekatkan jilbab saat latihan maupun turnamen. Keanekaragaman pemain menjadi salah satu kesenangan tersendiri bagi pelatih yang sudah menjabat sejak tahun 2004 itu.

β€œKunci utama melatih yaitu menganggap mereka sebagai keluarga. Mereka boleh memanggil saya bapak atau om. Kami bercanda dan tanpa lupa berlatih dengan santai tapi serius,” ucap Danang.

Sementara itu, Bondan Pratomo mahasiswa Program Studi Fisika dari Natuna angkatan 2015 sekaligus ketua UKM Voli UAD periode 2018 mengungkapkan, β€œHal tertinggi pencapaian adalah ibadah. Jika usaha maksimal tapi ibadah kurang, semua itu tak berguna. Keduanya harus seimbang, baik doa maupun usaha.”

Walaupun lapangan sudah dihancurkan untuk dibuat pos satpam, pemain tetap berlatih di luar kampus dengan semangat dan dukungan moril dari UAD. Latihan pemain tidak sia-sia dan membuahkan hasil manis, yakni pemain voli putra meraih juara 1 pada turnamen tingkat Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisiyah Nasional (PTM A), Kamis (28/3/2019) lalu.

Tidak hanya itu, prestasi lain di antaranya meraih juara 3 voli putra antarperguruan tinggi dan klub. Voli putri meraih juara 3 di Kalasan yang diadakan oleh asrama Batam. Lalu yang terbaru pada Senin (25/3/2019), voli putri meraih juara 2 di PTM A Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

β€œAlhamdulillah antarperguruan tinggi nasional 2015 juara 2 yang pada saat itu dikalahkan oleh UNY. Lalu, PTM A tahun 2013 meraih juara 1 yang dilaksanakan di UAD,” ujar Edo Putra Yuda, mahasiswa Program Studi Hukum angkatan 2017 sebagai ketua UKM Voli periode 2019.

β€œSetelah melawan UMY dan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), alhamdulillah UAD meraih juara 1. Selain menjalin silaturahmi, mereka juga dapat bekerja sama supaya dapat mengalahkan lawan dengan cermat,” tambah Edo. (Dew)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/VoliPutraUAD.jpg 960 1280 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-04-07 14:34:222019-04-19 15:34:50Melalui Keringat, Mengukir Prestasi

Hairini Nur Hanifah: Mahasiswa Berprestasi PBSI

06/04/2019/in Feature, Prestasi /by NewsUAD

Hairini Nur Hanifah tak pernah menyangka selama kuliah, ia akan mengunjungi berbagai negara. Dimulai dari Malaysia, Singapura, kemudian Thailand. Ayi, sapaan akrabnya, lahir di Rangkasbitung 3 Juli 1996. Anak sulung tiga bersaudara dari pasangan Dede Mulyadi dan Bai ini merupakan mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) semester delapan.

Berbagai prestasi telah diraih Ayi. Di antaranya menjadi finalis lomba debat nasional di Universitas Sriwijaya Palembang tahun 2017, finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional di Universitas Brawijaya, pembicara pada seminar ilmiah mahasiswa PBSI di Universitas Sanata Dharma, pendamping kontingen pramuka β€œLomba Pramuka Penegak Penggalang Putri” di Jawa Timur, Ketua Gugus Depan Teladan, serta Juara Umum Pramuka Gugus Depan/Pondok Alumni.

Ayi juga aktif di berbagai organisasi selama kuliah, yaitu Pendamping Asrama Putri UAD, Forum Apresiasi Sastra, dan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEM-U) UAD. Perempuan berkacamata yang memiliki hobi membaca, menulis, melukis, dan travelling tersebut bercita-cita menjadi dosen dan peneliti.

Juli 2017, Ayi menjadi salah satu di antara lima delegasi universitas dalam acara International Summer Art Camp 2017 yang dilaksanakan di Universitas Teknologi Mara Malaysia. Ia berada di Malaysia selama dua minggu, yakni dari tanggal 1 sampai 14 Juli 2017. Berbagai kegiatan ia ikuti seperti pameran yang dibalut dengan seni.

Tanggal 18 sampai 20 Agustus 2017, Ayi mengikuti acara yang diselenggarakan Studec International dalam kegiatan Cultural Performance and Cultural Exchange Delegates of Pemuda Mendunia Singapore. Proses keberangkatan ke Singapura menemui banyak kendala, salah satunya terkait dana. Dana pribadi dari orang tua tidak punya, sementara dari kampus belum cair hingga H-1 keberangkatan. Namun Ayi tak habis cara. Ia meminta pengunduran masa pembayaran kepada panitia. Akhirnya, ia menunggu hingga kampus memberikan dana keberangkatannya ke Singapura.

Selain dana, kendala lainnya yang dialami Ayi adalah soal komunikasi. Selama di Singapura, gawai milikinya digunakan untuk komunikasi. β€œUntungnya, saya juga dibantu oleh para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang ada di Singapora. Mereka ada yang membantu menunjukkan jalan, dan lain-lain,” kenangnya.

Singapura tidak sekaya Indonesia dari segi kebudayaan. Sementara untuk menarik wisatawan, harus diadakan festival. Peran Ayi dibutuhkan di sini. Ia bersama tim menampilkan tarian, puisi, batik, serta makanan-makanan khas Indonesia. Ayi juga ditugaskan mewawancarai turis-turis yang datang ke Singapura terkait dengan wisata. Selanjutnya, hasil wawancara itu dipresentasikan.

Ternyata, Singapura bukan negara terakhir yang menuntun Ayi berpetualang. Kuliah Kerja Nyata Internasional (KKN-I) UAD 2019 membawa langkah Ayi ke negeri gajah putih, Thailand. Di Thailand, ia berkegiatan di sekolah mitra UAD yakni mengajar anak sekolah dari tingkat TK, SD, SMP, dan SMA. Menurutnya, kultur di sekolah tempat ia KKN tidak jauh berbeda dengan di Indonesia karena sekolahnya berbasis Islam. Namun ada juga hal yang membuat culture shock, misal soal makanan. Makanan di Thailand banyak yang asam, sedangkan di Indonesia banyak yang bercita rasa pedas.

β€œDi Thailand ada kegiatan Indonesian Day’s, yaitu pengenalan daerah-daerah dan budaya di Indonesia, serta demo masak masakan Indonesia. Saya melatih anak-anak Thailand memasak dan mengadakan pameran. Selain itu juga mengadakan pelatihan hidroponik, memperkenalkan film Nusa dari Indonesia, membuat kerajinan dari manik-manik, kain flanel, kertas lipat, herbarium, pengenalan lagu-lagu dan alat musik Indonesia seperti angklung, serta mengenalkan dan mengajarkan bahasa Indonesia di tingkat SMP dan SMA,” jelas Ayi.

Anak-anak Thailand sangat antusias mempelajari kebudayaan Indonesia terutama bahasa Indonesia. Karena keterbatasan bahasa, Ayi mengajarkan bahasa Indonesia lewat lagu, media gambar, dan gerakan.

Ayi tak pernah menyangka ia akan melangkah ke berbagai daerah dan mengunjungi berbagai negara lain. Ia hanya terus berusaha dan berdoa. Ke manakah langkah Ayi selanjutnya?

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Hairini-Nur-Hanifah-Mahasiswa-Berprestasi-PBSI.jpg 1280 960 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-04-06 08:34:172019-05-07 05:34:44Hairini Nur Hanifah: Mahasiswa Berprestasi PBSI

Awet Muda lewat Berbagi Ilmu dan Kedisiplinan

05/04/2019/in Feature /by NewsUAD

Hizbul Wathan (HW) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mempunyai tujuan melatih kemandirian dan tolong-menolong sejak dini. Kali ini, HW UAD berkunjung ke SD Muhammadiyah Karangturi yang terletak di Bantul. Setiap Kamis, Anissa Fatmalia, Ayunda (sebutan untuk pelatih HW perempuan), dan Rakanda (sebutan untuk pelatih HW laki-laki) dari pasukan HW UAD, melatih soft skill para siswa dengan permainan kreatif. Sistem belajarnya tidak hanya teori di kelas, tetapi juga permainan kreatif dan berkunjung ke alam sekitar.

Awalnya, pihak guru dari sekolah mencari pengajar eksternal melalui dewan alumni. Pihak sekolah meminta tiga pengajar. Setiap kelas, ada satu pengajar. Tapi, karena siswa banyak, jadi idealnya ada dua pengajar dalam satu kelas. Pengajar dari HW UAD ada Anissa Fatmalia, Saadatul, Riska Usna Nurfiah, Indah Tri Astuti, dan Rasyid. Siswa yang ikut latihan terdiri atas kelas 3, 4, dan 5. Kisaran umur mereka adalah 9βˆ’12 tahun. Kelas 5 sudah dikenalkan ke tingkat Sekolah Menengah Pertama atau tingkat Pandu Pengenal. Tingkatan HW ada Pandu Athfal, Pengenal, Penghela, dan Penuntun.

β€œKalau materi saja di kelas mungkin saja kurang, jadi bisa dikembangkan melalui HW. Sebab, mengembangkan akademik bisa dilakukan melalui permainan saat latihan, dan dikaitkan dengan disiplin ilmu yang kami punya. Saat latihan, kami mengajarkan cara berbaris yang lurus sesuai dengan regu para siswa,” ujar Anissa Fatmalia atau biasa disapa Lia, mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru PAUD angkatan 2015.

Lia sebagai penanggung jawab menambahkan, saat latihan mereka mencoba memupuk kedisiplinan diri dan menjaga lingkungan. Hal ini dilakukan supaya siswa terlatih mencintai lingkungan sejak dini. Karena dari HW sendiri mempunyai karakter mencintai lingkungan.

Pada taraf SD, siswa harus membersihkan lingkungan dan menolong. Jadi, siswa dilatih melakukan hal yang bisa mengubah tanah air supaya menjadi lingkungan yang lebih baik. Jika ditanamkan dari sekarang, tujuannya supaya menjadi kebiasaan dan dibawa sampai ke tingkat pandu selanjutnya.

β€œMenurut saya yang menyenangkan dari HW adalah mendapat ilmu, bisa melihat alam luar, dan melatih kemandirian. Hukuman yang paling mengerikan adalah push-up satu porsi dari 10 sampai 20 kali. Kalau telat biasanya dihukum. Namun, sering kali hanya disuruh memungut sampah sesuai angka tanggal hari latihan,” kata Bela Laubna Salsabila, siswa kelas 5 SD Muhammadiyah Karangturi.

Hukuman dijatuhkan kepada siswa yang telat latihan dan perlengkapan tidak lengkap. Siswa ditanya dan dikumpulkan menjadi satu. Mereka harus bertanggung jawab atas kesalahannya. Keputusan hukuman sering kali dari kesepakatan.

Rakanda dan Ayunda dari HW UAD memberi hukuman membersihkan lingkungan atau meminta maaf kepada teman-teman. Hukuman yang sudah diterapkan yaitu operasi semut, mengambil sampah yang berserakan dan membuangnya ke tempat sampah. Hukuman dilakukan supaya anak-anak bisa belajar dari kesalahan, kemandirian, dan mencintai lingkungan.

β€œManfaat bagi HW UAD yaitu menambah jaringan dan belajar dari pengalaman melatih dua acara di sekolah ini, sampai mendapat juara dari kepanduannya,” ungkap Lia.

β€œBagi saya, mengikuti HW ialah mencoba menjadi pandu sejati, memahami karakter anak, banyak belajar, saling memahami, mendapatkan pengalaman, dan mendapat bekal untuk menjadi calon guru. Saya harap anak didik saya bisa menjadi pandu, mengamalkan Undang-Undang Dasar, dan Janji Pandu Athfal. Saya suka dengan anak-anak karena menggemaskan. Kalau melihat anak-anak insya Allah awet muda,” kata Riska Usna Nurfiah mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) semester 6 saat ditemui di SD Muhammadiyah Karangturi usai mengajar. (Dew)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Awet-Muda-lewat-Berbagi-Ilmu-dan-Kedisiplinan.jpg 1280 1706 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-04-05 07:28:552019-05-07 05:30:45Awet Muda lewat Berbagi Ilmu dan Kedisiplinan

Maul: Selaraskan Matematika dan Teater

03/04/2019/in Feature, Prestasi /by NewsUAD

Maulan Aziz Syafii, mahasiswa kelahiran Nganjuk, 29 Mei 1997, memilih kuliah di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) jurusan Matematika. Maul, sapaan akrabnya, ingin membuktikan kepada orang-orang bahwa matematika itu tidak sulit bahkan menyenangkan. Matematika adalah seni, karena setiap hari kita tidak bisa lepas dari matematika.

Selain kuliah, Maul juga berkegiatan di Teater Jaringan Anak Bahasa (JAB). Di teater tersebut, Maul mempelajari beragam ilmu, salah satunya teknik baca puisi. Bidang ini pula yang telah membawanya mengikuti lomba baca puisi di tingkat internal kampus UAD maupun tingkat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Anak pertama dari pasangan Warsodik dan Arniati ini telah meraih juara 2 baca puisi Pekan Seni Mahasiswa Daerah (Peksimida) XIV DIY 2018. Prestasi terbaru yang ia raih yaitu juara 1 cabang baca puisi putra Pekan Seni Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PSM PTM), seleksi internal UAD 2019. Maul akan mewakili UAD di PSM PTM 2019 di Purwokerto.

β€œDalam setiap lomba yang saya ikuti, saya mendapat teman-teman baru yang berbeda, keluarga baru, dan ilmu-ilmu baru. Peserta lomba lainnya sangat bagus dan keren. Secara tidak langsung, saya menjadikan mereka guru,” ucapnya.

Ilmu yang Maul dapat selama berteater dihubungkan dengan perkuliahanya di Program Studi Matematika. Dari teater, ia mengerti cara menyampaikan gagasan dengan jelas, juga menghadapi karakter orang-orang yang begitu beragam. Ilmu tersebut ia terapkan sebagai metode menyampaikan tentang matematika dengan asyik, apalagi matematika adalah ilmu eksak. Dengan penyampaian yang menarik, Maul berharap tidak ada lagi orang yang beranggapan bahwa matematika itu sulit dan menakutkan. (JM)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Maul-Selaraskan-Matematika-dan-Teater.jpg 853 1280 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-04-03 09:05:252019-05-06 18:06:12Maul: Selaraskan Matematika dan Teater
Page 46 of 56«‹4445464748›»

TERKINI

  • UAD Gelar Wisuda Periode III Tahun Akademik 2024/202510/05/2025
  • PBI UAD Gelar Syawalan dan Lantik Pengurus KAMADA Periode 2025–202809/05/2025
  • Mahasiswa UAD Latih Kemampuan Jurnalistik Lewat Magang di Lembaga Muhammadiyah09/05/2025
  • PBSI FKIP UAD Gelar Sapa Prodi, Mahasiswa Dapat Ruang Suara dan Solusi09/05/2025
  • IMM FKM UAD Jalin Sinergi Inovatif dengan IMM Psikologi UMP09/05/2025

PRESTASI

  • UKM Voli UAD Raih 2 Trofi pada Ajang Febipharm Championship 202508/05/2025
  • Mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat UAD Berprestasi di Nusantara Writing Festival 305/05/2025
  • Mahasiswa FEB UAD Raih Juara I Lomba Futsal dalam Semarak Milad IMM DIY03/05/2025
  • Pramudya Wijaya, Sabet Juara II Menyanyi Kategori Solo Pop Putra dan Solo Keroncong Putra02/05/2025
  • IMM Djazman Al-Kindi Sabet Juara I & II dalam Semarak Milad IMM se-DIY02/05/2025

FEATURE

  • Masyarakat yang Tangguh dalam Menghadapi Bencana09/05/2025
  • ABCDE-in Hidupmu: Strategi Membangun Karier dan Finansial Sejak Dini08/05/2025
  • Membentuk Mentalitas Juara Seorang Atlet08/05/2025
  • Bencana Urusan Bersama, Bukan Tanggung Jawab Tunggal07/05/2025
  • Pendidikan sebagai Jalan Jihad Melawan Kemiskinan07/05/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top