• TERKINI
  • UAD BERDAMPAK
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Menulis untuk Mengubah Indonesia

23/05/2019/in Feature /by NewsUAD

“Saya ingin mengubah Indonesia dengan tulisan.”

Begitulah kutipan Hannif Andy Al Anshori yang akrab disapa Hannif, seorang bloger, travel writer, dan kontributor NatGeo.

Ia mempunyai hobi menulis sejak masih kuliah di salah satu perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta. Menariknya, ia menulis cerita perjalanan atau story telling. Hampir seluruh kisah perjalanan ia tulis ke blog pribadinya. Alhasil, banyak orang yang membaca, sekaligus tulisan itu menjadi daya tarik tersendiri. Orang yang membaca bukan hanya dari kalangan pelajar maupun orang biasa, tetapi juga dosen, menteri, sampai orang asing. Dengan tulisan itu, ia kerap sekali diundang untuk mengekspos keragaman dan mempromosikan daerah-daerah.

“Saya pergi berwisata tidak bermodal uang, hanya bermodal menulis lalu diundang untuk mengajar. Makan tidur pun dikasih sama orang,” ungkapnya saat memberikan Workshop Penulisan Kisah Perjalanan atau story telling yang diselenggarakan berkat kolaborasi antara Program Studi Sastra Indonesia dengan Sastra Inggris, Fakultas Sastra Budaya dan Komunikasi (FSBK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di kampus II UAD, Jln. Pramuka 42, Umbulharjo, Yogyakarta, Minggu (12-5-2019).

Banyak sekali pengalaman dan peristiwa yang ia temukan di tempat yang pernah disinggahi, salah satunya daerah Papua. Papua yang wilayahnya jauh dari peradaban, tidak ada listrik, jarang sekali ada transportasi, dan banyak sekali orang meninggal karena telat ditolong.

Selain itu, ia juga memberikan tips dan teknis menulis story telling. Pertama, sebelum menulis, perlu sekali untuk meriset tempat yang dituju, meriset bisa dengan bertanya kepada masyarakat dan tentunya harus membaca guna mengetahui keunikan, cerita, serta mitos dari tempat tersebut. Kedua, lakukan pengamatan di lingkungan, dengan menggunakan lima indra yang dalam tubuh seperti mata, telinga, hidung, kulit, serta lidah.

Setelah itu, mencari sudut pandang yang sekiranya menarik untuk diangkat. Sudut pandang akan menentukan gaya bercerita dan cara menyampaikan masalah itu. Selanjutnya, komposisi foto karena foto juga sangat berpengaruh untuk memberikan bayangan kepada pembaca ketika membaca cerita tersebut.

“Lalu tulislah judul, judul harus meringkas cerita. Pembukaan yang ada di paragraf pertama akan menjadi umpan untuk menarik pembaca, makanya buat semenarik mungkin. Paragraf pertama itu akan menjadi penentu apakah pembaca mau melanjutkan atau berhenti membaca. Kemudian isi, isi untuk memaparkan kronologis dan mengelompokkan yang masih berhubungan dengan sebab-akibat. Penutup bisa mengutip pernyataan tokoh, sehingga membuat pembaca bertanya-tanya,” paparnya. (ASE)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Menulis-untuk-Mengubah-Indonesia-2.jpg 682 1024 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-05-23 16:31:322019-05-28 20:37:05Menulis untuk Mengubah Indonesia

Nohan Juara 1 Lomba Cipta Puisi Nasional

21/05/2019/in Feature, Prestasi /by NewsUAD

Gandrung Raja Santanu dipilih Nohan Dhanan Purwawijaya sebagai judul puisi yang diikutkan lomba bertema cinta. Tak disangka, dari lomba yang diadakan oleh @ikutlomba dan bertaraf nasional itu, puisi Nohan berhasil menjadi juara 1.

Lomba menarik ini diadakan secara online, penyelenggara berasal dari Purwokerto dan Jakarta. Pengiriman karya dibatasi dalam kurun waktu satu minggu. Karya dikirim melalui surel dengan format yang ditentukan panitia. Antusiasme terlihat dari banyaknya peserta, yakni berjumlah 300, yang kemudian diseleksi hingga 100 naskah, lalu tahap seleksi 30 besar. Peserta yang masuk 30 besar wajib mengirimkan video pembacaan puisi yang telah diunggah di YouTube untuk memilih juara favorit. Sebanyak 65% penilaian pada naskah puisi.

“Saya menyukai cerita wayang, maka yang saya tulis cerita wayang terutama dalam Mahabharata. Saya mengambil peristiwa cinta yang genting dan penting. Lomba puisi ini bertemakan cinta, dan saya teringat kisah cinta Raja Santanu yang amat getir. Posisi Raja Santanu selain menentukan nasib kerajaan Hastina juga menentukan nasib cintanya. Pembuatan puisi saya cukup sederhana, karena menceritakan ulang dan dituangkan dalam bahasa puisi. Hanya saja, sudut pandang dalam pembuatan puisi tersebut tertuju pada Ranja Santanu,” ungkap Nohan.

“Hampir tidak ada kendala dalam lomba tersebut karena aturan yang dibuat oleh panitia sudah cukup jelas. Hanya saja di awal, saya sempat bingung menentukan cerita apa yang dirasa penting dalam Mahabharata,” lanjutnya.

Noran sangat beruntung karena ada banyak dukungan yang diberikan kepadanya. Orang tua dan teman-teman sangat mengapresiasi selama hal itu positif. Sementara dukungan dari kampus, ia berharap akan semakin ditingkatkan. Apalagi untuk lomba bertema sastra. (JM)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Nohan-Juara-1-Lomba-Cipta-Puisi-Nasional.jpg 1280 960 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-05-21 13:58:122019-05-22 16:02:18Nohan Juara 1 Lomba Cipta Puisi Nasional

EO Kopma UAD Kenalkan Kerajinan Kayu Karya KP2B

20/05/2019/in Feature /by NewsUAD

 

Bagi kebanyakan orang, jika mendengar kata mangrove pasti yang terlintas hanyalah konservasi alam di sekitar pantai. Lebih luas dari itu, padahal banyak yang bisa diulik. Dusun Baros, Tirtohargo, Kretek, Bantul, menjadi salah satu wilayah yang dekat dengan konservasi mangrove. Sehari-hari, warga mengumpulkan sampah kayu yang hanyut hingga ke Pantai Baros dan wilayah konservasi mangrove. Sampah kayu yang dikumpulkan warga kemudian akan dijual ke pengumpul untuk diolah menjadi kerajinan kayu.

Andi Wibowo bersama dengan dua rekan lainnya adalah pengrajin sampah kayu yang tiga tahun terakhir ini fokus mengembangkan kerajinan dari sampah kayu pantai. Laki-laki yang mengenakan jaket hijau ini menuturkan bahwa awal mula kerajinan ini digagas oleh Josh, warga negara Jerman yang memberi ide mengelola sampah kayu pantai menjadi kerajinan. Tidak sembarang sampah kayu bisa digunakan untuk kerajinan. Kayu bamboo dan kayu telo menjadi salah satu jenis kayu yang tidak dapat diolah menjadi kerajinan.

“Kerajinan berbentuk bowl, cemara, dan wadah buah, yang sering diminati pembeli baik lokal maupun mancanegara,” tutur laki-laki berkulit sawo matang itu.

Harga kerajinan tersebut dipatok mulai harga 40 ribu rupiah hingga ratusan ribu rupiah, tergantung tingkat kesulitannya. Seperti kerajinan berbentuk ikan yang memerlukan ketelitian yang tinggi, sehingga harga yang dipatok hingga jutaan rupiah. Hasil kerajinan akan disetorkan ke CV yang menjadi mitra kerja sama.

Kendala yang dialami Andi beserta kedua rekannya berupa kebutuhan alat-alat pendukung, galeri kerajinan, pemasaran, serta modal untuk mengembangkan kerajinan sampah kayu. Oleh karena itu, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sebagai salah satu perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) yang memiliki Unit Komunitas Mahasiswa (UKM) seperti Koperasi Mahasiswa (Kopma), berupaya untuk menjadi wadah yang tepat dalam membantu mengembangkan usaha kerajinan sampah kayu itu. Bantuan dikhususkan pada bidang pemasaran yakni dengan membawa hasil produk ke berbagai Event Organizing (EO) yang biasa diadakan setiap tahunnya. Hal ini bisa menjadi salah satu cara mudah untuk mengenalkan produk kerajinan ramah lingkungan karya anak bangsa, sehingga meningkatkan minat generasi muda dalam melakukan pemberdayaan sampah kayu pantai.

Kopma yang memiliki galeri di kampus 1 UAD dapat digunakan untuk menampung serta memasarkan hasil kerajinan kayu sampah pantai, mengingat Andi beserta kedua rekannya belum memiliki galeri tetap. Harapan Andi dan kedua rekannya yang tergabung dalam Kelompok Pemuda Pemudi Baros (KP2B) dapat memiliki CV dan galeri sendiri. (chk).

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/UAD-3.jpg 745 1303 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-05-20 14:12:122019-05-22 15:19:48EO Kopma UAD Kenalkan Kerajinan Kayu Karya KP2B

Merawat dan Mengantisipasi Konflik sejak Dini sebelum Terjadi

18/05/2019/in Feature /by NewsUAD

 

Lahirnya buku Merawat Perdamaian Metode Sistem Peringatan Dini Konflik karya Dr. Hadi Suyono, P.Si., M.Si., salah satu dosen Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sekaligus Kepala Kantor Universitas (KU) ini, menandakan pembaruan dalam kajian dan metode ilmiah pada bidang psikologi yang ada di Indonesia. Kajian dalam buku tersebut merupakan metode untuk mengantisipasi konflik sosial sebelum terjadi.

Menurut keterangan Hadi saat diwawancara di sela pembedahan bukunya, terbitnya buku ini diawali dari kegelisahan. Sebenarnya kegelisahannya itu terjadi saat melihat kondisi negara Indonesia yang rawan konflik.

Data konflik yang diperoleh sangat menarik, sebab datanya diambil sejak zaman Majapahit, Orde Lama, Orde Baru, Reformasi, hingga sekarang ini. Dari penelitian itu, dapat diketahui bahwa ternyata konflik selalu hadir terus. Bahkan sekarang, konflik semakin masif, baru, dan tidak terduga.

“Kajian pengelolaan konflik yang selama ini ada dalam penelitian literatur hanya mengait ilmu-ilmu sosiologi, dan kajian itu lebih banyak mengkaji terjadinya dan cara penanganannya sesudah konflik. Kalau dianalogikan, itu seperti pemadam kebakaran yang memadamkan api, kalau selesai di sini beralih ke tempat lain. Sehingga, sisi yang dilakukan tidak sampai ke arena preventif,” ucap Hadi Suyono.

Ia meneruskan, tanggung jawab setelah terbitnya buku ini, bisa menjadi langkah awal untuk bersosialisasi keilmuan yang akan ditebar ke seluruh perguruan tinggi Indonesia. Buku ini juga direncanakan akan disosialisasikan ke Program Studi Psikologi yang ada di Indonesia sekaligus mempromosikannya.

“Hari ini, buku saya diulas langsung oleh Muhammad Najib Azca, Ph.D. dan Dr. Zuly Qodir. Kritikan dari Pak Zuly Qodir menjelaskan kalau orang-orang psikologi sering diejek oleh teman-teman sosiologi karena kajiannya itu-itu dan biasa saja. Nah, dengan kritikan itu, sebenarnya kita harus membuktikan kalau sebenarnya bidang psikologi itu mempunyai kemanfaatan yang luar biasa dalam menangani kasus-kasus besar yang terjadi di Indonesia,” tambahnya, Sabtu (4-5-2019).

Sementara menurut Muhammad Najib Azca, buku ini menawarkan metode dan panduan penelitian yang dijabarkan dengan sangat jelas, rinci, dan detail dalam pemecahan konflik, untuk pendekatan psikologis sosial masyarakat. (ASE)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-05-18 15:57:002019-05-22 14:44:39Merawat dan Mengantisipasi Konflik sejak Dini sebelum Terjadi

Mahdy: Juara 2 Lomba Esai Nasional Olimpiade PPKn ke-6

16/05/2019/in Feature, Prestasi /by NewsUAD

Mahdy Muhana Aziz menjadi juara 2 lomba Esai Nasional Olimpiade PPKn ke-6 dengan tema “Aktualisasi dan Peranan Pancasila dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0” di Universitas Lampung 2019. Ia berhasil bersaing dengan 10 finalis lainnya.

Esai berjudul “Penguatan Konektivitas Nasional dalam Mendongkrak Daya Saing melalui Gerakan Pendeteksi (Pendekatan Teknologi Komunikasi)” terinspirasi dari teori tekno realis yang menerima perkembangan teknologi komunikasi tetapi tidak menghilangkan nilai-nilai kemanusiaan yang ada. Karya tersebut mampu menegaskan nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, dan mengimplementasikannya dalam teknologi informasi serta komunikasi. Revolusi industri 4.0 memang berbasis big data, internet of things, tetapi nilai Pancasila tidak akan luntur oleh perkembangan zaman.

“Saya berpikir bahwa teknologi komunikasi sudah membawa nilai dan pengaruhnya di masyarakat. Saya membuat inovasi melalui Gerakan Pendeteksi yang kekuatannya terletak pada forum diskusi online. Gerakan ini menjembatani antara penguatan konektifitas nasional dan penggunaan teknologi komunikasi. Tujuannya yaitu untuk mengubah persepsi dalam masyarakat desa, sehingga ada daya tarik dalam pengembangan kompetensi, menambah pengetahuan, dan mempererat persaudaraan,” ujarnya.

Mahdy membutuhkan waktu cukup lama dalam menambah konsep yang berkaitan dengan esai, memperjelas fakta, menegaskan landasan yuridis, dan teori-teori yang berkaitan. Proses pembuatan power point banyak penambahan yang harus disempurnakan, seperti visualisasi dan logo kampus. Selama proses membuat esai dan lomba, ia dibimbing Syifa Siti Aulia, S.Pd., M.Pd.

“Awalnya hanya mencari ide untuk mengisi waktu luang, lalu menyusun esai ditambah inovasi yang menarik, membaca bahan-bahan yang berkaitan dengan ide saya, agar ada inspirasi baru untuk gambaran kasar aplikasinya. Saya tidak menyangka akan menang. Semoga ini menjadi awal untuk karya saya selanjutnya,” tutupnya. (JM)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Mahdy-Juara-2-Lomba-Esai-Nasional-Olimpiade-PPKn-ke-6.jpg 690 1224 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-05-16 14:39:372019-05-20 21:42:59Mahdy: Juara 2 Lomba Esai Nasional Olimpiade PPKn ke-6

Orientasi Mahasiswi Memaknai Make up , Memaknai Make up Mahasiswi di Kampus

29/04/2019/1 Comment/in Feature /by NewsUAD

Penggunaan make up kini bukan hanya sekadar untuk datang ke acara pesta atau acara formal saja. Banyak perempuan yang mulai sadar bahwa make up merupakan sarana penunjang kecantikan sehari-hari. Kesadaran semacam ini juga merambah di kalangan kampus, khususnya bagi mahasiswi.

Makna make up sendiri adalah seni merias wajah atau mengubah bentuk asli dengan bantuan alat dan bahan kosmetik dengan tujuan untuk memperindah atau menutupi kekurangan sehingga wajah terlihat ideal. Make up sebenarnya memiliki arti yang hampir sama dengan berdandan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata dandan diartikan sebagai mengenakan pakaian dan hiasan serta alat-alat rias dengan tujuan memperbaiki atau menjadikan baik (rapi).

Apa sebenarnya makna penggunaan make up bagi mahasiswi, khususnya di lingkungan Universitas Ahmad Dahlan (UAD)?

Menurut Desiratri, mahasiswi Farmasi angkatan 2015, makna make up tidak semata-mata hanya untuk penunjang kecantikan saja. Tetapi dengan sudah semakin buruknya kondisi udara, make up adalah perlindungan. “Aku memandang make up karena untuk alasan kesehatan, karena pemanasan global, semakin ke sini dirasa semakin bertambah panas. Seperti kemarin contohnya, aku main ke pantai dan kulitnya jadi belang. Jadi aku lebih ke perawatannya dan perlindungannya,” tuturnya.

Berbeda dengan mahasiswi dari Farmasi ini, Ika Dwi Lestari dan Marwia Dama mahasiswi Manajemen 2015 memandang make up sebagai penunjang kecantikan. Ditemui bersama teman-temannya, mereka memiliki beberapa pandangan yang berbeda terkait makna penggunaan make up.

Menurut Emilia Rosa, makna penggunaan make up adalah sebagai salah satu cara agar muka lebih terlihat cerah. “Biar kelihatan nggak pucat aja, selain itu kalau nggak pakai make up kan muka terlihat kusam,” ungkapnya.

Sedangkan menurut Tika Sari makna penggunaan make up adalah mempercantik diri dan membuat menarik. “Untuk mempercantik diri dan menarik perhatian lawan jenis. Selain itu saya kebetulan dari jurusan kecantikan di SMA, jadi make up sebenarnya untuk mempercantik diri,” tuturnya.

Celsi Arigustina memiliki pandangan yang berbeda dari yang lain, ia menganggap make up sebagai seni merias wajah, “Buat nyelo aja, kalau lagi diem gitu, mengkreasikan diri, mukaku bisa jadi kanvas,” ungkapnya.

Sementara itu, ditemui di sela-sela kesibukannya, Dekan Psikologi UAD Dra. Elli Nur Hayati, MPH., Ph.D. memberikan tanggapan terkait makna penggunaan make up di kalangan mahasiswi. Menurutnya, pertama, make up atau standar kecantikan dibentuk oleh konstruksi sosial. Kedua, ada suatu institusi yang memiliki sistem yang dapat membangun standar kecantikan itu sendiri. Sistem ini cukup besar terutama dari sisi modal. Sehingga mereka mampu menyebarluaskan dan dapat diakses oleh banyak orang.

Terkait makna penggunaan make up di kalangan mahasiswi, ia beranggapan bahwa setiap orang bebas memaknai make up itu seperti apa. “Namanya juga memaknai, artinya itu subjektif. Tetapi pertanyaan selanjutnya, terkait cantik atau seni merias wajah itu, kenapa tidak berlaku bagi laki-laki?” ungkapnya saat ditemui di kantornya, 20 Februari 2019 lalu.

Ia melanjutkan bahwa hal itu merupakan suatu tindakan diskriminasi. Bahwa laki-laki tidak harus pandai merawat kulit dan sebagainya. Hal ini, menurutnya, tidak lepas dari sistem yang sudah dibentuk oleh industri kecantikan itu sendiri.

Dekan yang masih aktif mengajar ini juga menanggapi terkait pergeseran budaya penggunaan make up. Bahwa make up kini sudah menjadi gaya hidup yang mampu menunjang kecantikan, ini tidak lepas dari produk-produk yang disebarluaskan oleh industri kecantikan.

“Semakin ke sini semakin banyak anak muda yang tadinya beranggapan bahwa make up untuk merawat dan melindungi, akhirnya berganti. Sekarang anak umur 20 tahun saja sudah menggunakan make up, saya juga heran. Tetapi itu efek dari itu tadi, mana mau industri mendidik banyak orang? Industri kan maunya dapat duit dari konsumen. Biar orang membeli. Bukan karena butuh, tetapi karena ingin,” tuturnya.

Terakhir, ia berharap bahwa kecantikan tidak hanya difokuskan dari fisik saja. Tetapi para mahasiswi juga harus kritis bahwa kecantikan dari luar juga sangat perlu diimbangi dengan kecantikan dari dalam. “Saya selalu menekankan dalam kelas saya, bahwa cantik itu bukan hanya ditonjolkan dari fisik saja, tetapi juga perilaku. Perilaku atau attitude inilah yang mampu mencerminkan inner beauty, jadi bukan hanya cantik fisik saja yang ditonjolkan,” tutupnya. (eng)

 

 

 

 

 

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/2b..jpg 1024 768 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-04-29 09:03:002019-05-07 06:04:12Orientasi Mahasiswi Memaknai Make up , Memaknai Make up Mahasiswi di Kampus

Esensi Lomba Debat: Tidak Mudah Baper!

27/04/2019/in Feature /by NewsUAD

“Ada banyak manfaat ketika kita mengikuti lomba debat. Di antaranya menjadikan kita lebih berpikir kritis, sebagai sarana untuk menyampaikan pendapat, melatih kita untuk bertanggung jawab terhadap sesuatu yang telah disampaikan, dan melatih public speaking,” ujar Nila Wati, mahasiswa cantik yang merupakan pemenang debat bahasa Indonesia dalam acara Milad UAD ke-56 Amazing Orange.

Sebagai debater, kita harus menyiapkan dua opsi yaitu pro dan kontra. Inilah yang akan membuat pemikiran tidak stagnan, terbuka, dan fleksibel. Terkait materi, debater harus menyampaikan suaranya secara ilmiah, bukan hanya opini. Hal tersebut berhubungan dengan fakta dan bukti agar bisa dipertanggungjawabkan.

“Menurut saya, esensi mengikuti lomba debat bukan untuk menang atau kalah. Tapi, ketika kita gugup, malu-malu, tidak percaya diri, berbicara terbata-bata, atau membuat kesalahan lainnya, kemudian setelah itu kita bisa belajar banyak hal. Sampai akhirnya, kita bisa menjadi public speaker.”

Mahasiswi kelahiran Jambi itu menambahkan, “Seseorang harus mengikuti debat. Khususnya perempuan agar tidak mudah terbawa perasaan atau baper. Ada penelitian yang menyebutkan bahwa perempuan lebih banyak mengandalkan perasaan, sedangkan laki-laki mengandalkan logika. Debat ini bisa menjadi sarana perempuan untuk tidak hanya mengandalkan perasaan, tetapi juga logika.”

Debat adalah arena untuk adu pendapat. Namun ketika menyanggah, harus dengan sopan. (Dew)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Esensi-Lomba-Debat-Tidak-Mudah-Baper-2.jpg 960 1280 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-04-27 14:01:492019-05-03 19:02:10Esensi Lomba Debat: Tidak Mudah Baper!

Jatuh Cinta pada Dunia Kesehatan dan Membuahkan Prestasi

27/04/2019/in Feature, Prestasi /by NewsUAD

Pertama kali mendengar kata farmasi, pasti yang terlintas dalam pikiran kita adalah obat. Namun nyatanya, farmasi tidak hanya melulu tentang obat saja. Farmasi berada dalam lingkup dunia kesehatan yang berkaitan langsung dengan produk dan pelayanan produk untuk kesehatan. Farmasi juga berhubungan langsung dengan ilmu kimia yang mempelajari tentang seni peracikan, pembuatan, penyediaan, pencampuran, dan pendistribusian obat. Kosmetika dan makanan turut serta dalam lingkup ini.

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) memiliki Program Studi Farmasi yang sudah tidak diragukan lagi kualitasnya. Dari sana muncul nama Desty Restia Rahmawati, mahasiswa angkatan 2016 yang mampu menjuarai berbagai perlombaan.

Berawal dari kecintaannya terhadap dunia kesehatan, Desty akhirnya memutuskan untuk memilih Farmasi UAD untuk melanggengkan cita-citanya. “Awalnya pasti daftar di PTN dulu, tetapi karena diterima di jurusan yang kurang sesuai, akhirnya saya memutuskan untuk ke Farmasi UAD. Sebelumnya saya sudah baca tentang Farmasi UAD itu seperti apa,” ungkapnya saat di temui pada 20 Februari 2019 lalu.

Bukan berarti dari tidak diterimanya di PTN membuat semangatnya menurun. Justru, Desty sudah meyakinkan diri, ia tidak mau menjadi mahasiswa yang biasa-biasa saja. Ia berkomitmen untuk memaksimalkan kesempatan yang ada.

Desty mengungkapkan bahwa awal mula kecintaannya terhadap bidang kesehatan tumbuh sejak SMP, khususnya melalui matapelajaran biologi. Kemudian semakin berkembang saat ia duduk di bangku SMA. Ia beranggapan jika bidang yang digelutinya ini tidak hanya menunjang untuk pekerjaan saja. Jauh dari itu, ia berharap bahwa ilmunya bisa diterapkan di lingkungan keluarga.

Dunia farmasi yang awal mulanya ia pikir harus pandai menghafal berbagai jenis obat, nyatanya menjadi sebaliknya. “Pada akhirnya di farmasi saya lebih tertarik ke bidang inovasi atau penemuan-penemuan di bidang obat. Ada biologi-nya, tetapi aplikasinya ke kesehatan. Jadi nggak ke ilmu dasar saja, tetapi bisa untuk bekal sehari-hari,” tuturnya.

Mahasiswi yang hobi membaca dan menulis ini juga menambahkan bahwa dunia tanaman menjadi salah satu faktor yang kuat menumbuhkan rasa cintanya terhadap dunia kesehatan. Hal ini juga yang menjadi latar belakang ia lebih sering mengkaji sesuatu yang berkaitan dengan tanaman yang nantinya bisa ia olah dan diaplikasikan ke dunia kesehatan.

“Karena ayah itu bergelut di bidang pertanian, dan saya cukup tertarik. Buku ayah di rumah sangat banyak. Buku-buku tentang herbal, tanaman hidroponik, dan tanaman yang menurut mata saya itu sangat cantik,” ungkap mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa Farmasi 2017−2018 ini.

Putri dari pasangan Joko Winarno dan Sari Iswanti tersebut juga sangat tertarik terhadap tanaman yang banyak orang menganggapnya tidak penting atau sering disepelekan. “Contohnya rumput. Ke rumput saja saya tertarik. Karena setelah diteliti, ada zat-zat aktif yang terkandung di dalamnya yang jika kita olah bisa dimanfaatkan di bidang kesehatan,” ungkapnya.

Dari kecintaannya terhadap dunia kesehatan, Desty mampu mengaplikasikannya di bidang akademik. Salah satunya ketika ia mampu meraih Juara I lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional “Chemistry in Festival” (Chemist) tahun 2018 yang diadakan di Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Ia juga bergabung dalam Research Internship (Student Exchange Programme IPSF) dan mendapat penghargaan sebagai Research Internship of Student Exchange Programme of International Pharmaceutical Students’ Federation pada tahun 2019 tingkat internasional di Misr University for Science and Technology, Juara I Mawapres (Mahasiswa Berprestasi) UAD, dan Juara I Mawapres Fakultas Farmasi UAD tahun 2018.

Saat ini, ia sedang mempersiapkan siapkan diri untuk mengikuti lomba di Kopertis untuk menjadi salah satu perwakilan dari UAD. “Saya berharap semoga bisa menjalankan amanah yang diberikan. Selain itu semoga bisa meraih juara satu,” tutupnya.

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Jatuh-Cinta-pada-Dunia-Kesehatan-dan-Membuahkan-Prestasi-2.jpg 687 687 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-04-27 06:57:052019-05-01 06:58:58Jatuh Cinta pada Dunia Kesehatan dan Membuahkan Prestasi

Menjaring Ilmu Tak Hanya di Kelas

26/04/2019/in Feature /by NewsUAD

Bagi sebagian orang, mendapatkan ilmu hanya bisa diraih di dalam kelas. Namun, sebagian orang lainnya berpendapat bahwa ilmu juga bisa didapatkan lewat organisasi dan komunitas. Dua media itu tanpa sadar membuat kita memperoleh teman dan jaringan ilmu yang baru dan luas. Tentu saja, saat memilih bergabung, perlu mempertimbangkan manfaatnya.

Salah satu mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang bergabung dalam organisasi dan komunitas adalah Nila Wati, mahasiswi berprestasi dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) angkatan 2016. Selain pembelajaran di kelas, Nila aktif di dalam maupun luar kampus.

“Kalau organisasi di internal kampus saya mengikuti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) PBII sebagai Ketua Riset Pengembangan dan Keilmuan (RPK) sejak tahun 2018. Pada tahun 2016 sampai tahun 2018, mengikuti Debate Community (Deco) di PBI berperan sebagai debater. Saya juga mengikuti Peer Assisted Learning Program (PALP) sebagai mentor yang membimbing adik-adik untuk belajar bahasa Inggris,” kata best presenter dalam AYF di Kyoto, Japan tahun 2018 itu.

“Kalau di luar, saya mengikuti Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan Koalisi Pemuda Hijau Indonesia (KOPHI). Sementara komunitas, saya juga mengikuti internal dan eksternal. Kalau internal saya mengikuti Dahlan Muda Juara yang merupakan komunitas internal tapi juga independen, kebetulan saya sebagai founder-nya. Kalau dari luar ada Pena Milenial, termasuk ke komunitas nasional karena diikuti oleh berbagai perguruan tinggi di Indonesia baik negeri maupun swasta,” jelas Nila saat ditemui pada hari Sabtu (20-4-2019) usai Ujian Tengah Semester di UAD.

Pena Milenial lebih fokus pada bidang tulis-menulis. Teman-teman yang mempunyai ketertarikan dalam bidang kepenulisan banyak bergabung dalam komunitas ini. Tapi komunitas ini hanya berbasis online. Dalam Pena Milenial, Nila menjabat sebagai ketua. Terakhir, Nila mengikuti komunitas Ayo Belajar, yakni komunitas bertaraf nasional yang dilakukan secara online dan offline. Ia menjabat sebagai sekretaris.

Melalui organisasi dan komunitas, Nila mendapat teman dan jaringan ilmu yang lebih luas hingga mengantarkan alumnus SMA N 2 Tebo ini sampai ke luar negeri mewakili UAD. Selain menjadi best speaker dalam AYF di Kyoto, Japan tahun 2018 lalu, ia juga menjadi delegasi termuda SEATEACHER di Thailand pada tahun 2018. Selanjutnya, ia menjadi pembicara dalam Forum Mahasiswa di UTM, Malaysia. (Dew)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Menjaring-Ilmu-Tak-Hanya-di-Kelas.jpg 960 1280 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-04-26 13:47:032019-05-03 18:54:57Menjaring Ilmu Tak Hanya di Kelas

Langkah Annisa Harapuspa

26/04/2019/in Feature, Prestasi /by NewsUAD

Sejak pertama menjadi mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD), keinginan Annisa Harapuspa belajar ke luar negeri benar-benar kuat. Memilih Program Studi Manajemen dan selama kuliah berpartisipasi aktif menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Manajemen serta anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tari, akhirnya tahun 2016 ia diberangkatkan ke Guangxi University for Nationalities Tiongkok melalui program double degree.

Sebelum mencapai prestasi tersebut, di sela-sela sibuknya kuliah, organisasi, dan mengasah hobi menari, perempuan kelahiran Sulawesi Selatan ini rajin berdiskusi dengan dosen pembimbing akademik mengenai matakuliah yang perlu ia ambil. Annisa menyadari hal ini harus dilakukan demi keinginannya belajar ke luar negeri. Ia harus dua kali lebih rajin daripada mahasiswa lain. Apabila teman-temannya tiap semester hanya mengambil 8−10 matakuliah, maka ia berani mengambil 14 mata kuliah.

Awalnya, ia ingin belajar ke negara yang lebih dekat, seperti Malaysia dan Singapura, karena masih terjangkau menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama. Kemudian, ia malah mendapat tawaran ke Tiongkok. Tawaran tersebut awalnya ditolak, tetapi akhirnya perempuan ini memberanikan diri mencoba mengubah rencana. Konsekuensinya, selama satu tahun penuh ia les bahasa Mandarin.

“Selain usaha, tentu doa ya, dan yang tidak kalah penting restu dari orang tua. Percuma kita sudah bekerja keras agar dapat belajar di negara impian tapi orang tua tidak merestui,” ungkap Annisa.

Selama setengah tahun berada di Tiongkok, ia merasa begitu terisolasi dari dunia luar. Terbatasnya akses jaringan membuat sulit berkomunikasi dengan keluarga dan teman. Saat itu, ia tidak mengetahui jika ada VPN untuk mengakses website yang diblokir. Solusinya membeli atau menggunakan VPN gratis.

Segala kesulitan berlalu beriringan dengan jalannya waktu. Sampai pada tahun 2017, ketika Annisa menjadi anggota Perhimpunan Pelajar Indonesia-Tiongkok (PPIT) cabang Naning. Ia diminta menjadi pengisi acara pada Malam Kebudayaan Indonesia. Tentu saja tawaran ini segera diiyakan. Bulan-bulan sebelumnya, perempuan tersebut hanya diminta menjadi panitia dan melatih menari saja. Namun mendekati hari pelaksanaan karena kekurangan orang, ia diminta ikut terjun menari bersama tim tari pengisi acara.

Tahun 2018, perempuan hobi traveling ini menjadi ketua PPIT sekaligus didapuk sebagai pelaksana acara Malam Kebudayaan Indonesia 2018 dengan tema “Portray od Sundanese”. Acara tersebut merupakan bagian yang paling berkesan bagi Annisa. Selama berbulan-bulan, ia menyusun konsep acara kemudian sampai pada tengah-tengah perjalanan, diterjang badai dari teman-teman dan dosennya yang kurang setuju dengan konsep yang sudah disiapkan. Namun, Annisa tegas mengambil keputusan segera. Kabar baiknya, saat hari pelaksanaan, semua berjalan dengan lancar dan lebih dari yang dibayangkan.

Berdasarkan pengalamannya di Tiongkok, ia mengungkapkan bahwa ilmu yang didapat akan diimplementasikan di Indonesia. Salah satunya adalah disiplin. Disiplin mengenai berbagai hal, terutama disiplin waktu. Ia berusaha selalu tepat waktu melakukan apa pun.

Tidak mengherankan jika sosok Annisa menjadi pribadi seperti sekarang ini. Keinginannya yang selalu ditekuni hingga tercapai, tidak lepas dari usaha serta dukungan orang-orang di sekelilingnya. Sejak SD sampai SMP, perempuan tersebut selalu meraih prestasi yakni mendapat juara 1 di kelas. Tradisi prestasi inilah yang memotivasinya untuk selalu berubah menjadi manusia yang lebih baik dan berguna bagi sesamanya.

 

 

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Akhir-dari-dua-tahun-selama-belajar-di-Guangxi-University-for-Nationalities-wisuda..jpg 854 1280 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-04-26 06:35:542019-05-01 06:46:16Langkah Annisa Harapuspa
Page 59 of 70«‹5758596061›»

TERKINI

  • Mahasiswa UAD Meriahkan Milad ke-2 Kubro Siswo di Kliwonan10/09/2025
  • Meningkatkan Kualitas Hidup Lewat Kesehatan Mental dan Fisik di Desa Kembiritan10/09/2025
  • Pustakawan UAD Lolos Program Bantuan Modul Digital Tenaga Kependidikan Kemendiktisaintek 202510/09/2025
  • UAD Damping Petani Melon Hidroponik dengan Teknologi IoT dan Vision System10/09/2025
  • KKN UAD dan PKK Dusun Gabugan 2 Gelar Demonstrasi Pembuatan Lilin Aromaterapi10/09/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa UAD Raih Juara II Lomba Esai Nasional Gebyar Matematika 202510/09/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara III Taekwondo Wali Kota Cup XII 202510/09/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara Harapan III Kompetisi Artikel Ilmiah Tingkat Nasional 202528/08/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara Harapan I di National Economic Business Competition 202527/08/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Penghargaan Karya Jurnalistik Terbaik Pers Mahasiswa 2025 dari AJI Indonesia25/08/2025

FEATURE

  • Mahkamah Konstitusi sebagai Pelaku Kekuasaan Kehakiman dalam Melindungi Hak Asasi Manusia08/09/2025
  • Konseling Harapan bagi Keluarga dan Remaja05/09/2025
  • Potensi Minyak Atsiri Bunga Cengkeh untuk Obat Antiinflamasi04/09/2025
  • Psikologi Komunitas Kelompok Rentan03/09/2025
  • Konsep Strategi Ilmiah dalam Pengelolaan Sampah DIY03/09/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top