• TERKINI
  • UAD BERDAMPAK
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Ikuti Organisasi, Anak Menjadi Berkembang

02/08/2018/in Feature /by NewsUAD

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) meluluskan wisudawan sebanyak 1.020 pada sidang senat terbuka dengan acara wisuda sarjana dan pascasarjana. Prosesi ini berlangsung pada Sabtu (28/7/18) di hall A Gedung Jogja Expo Center (JEC).

Rohman, salah satu orang tua wisudawan mengatakan, “Visi dan misi UAD sesuai dengan yang dibutuhkan pendidikan untuk anak. Selain itu, biaya kuliah di UAD lebih ringan dari yang lain.”

“Karena mengikuti organisasi yakni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), anak saya memiliki banyak kegiatan dan menjadikannya lebih dewasa serta berkembang. Ia mudah berkomunikasi dan cepat menyesuaikan diri dengan masyarakat,” tambahnya.

Rohman berharap, tiap tahun UAD semakin maju serta fasilitasnya semakin lengkap.(wpw)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/IMG_6558.jpg 682 1024 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2018-08-02 10:46:492018-08-02 10:52:43Ikuti Organisasi, Anak Menjadi Berkembang

Ilmu dari UAD akan Diterapkan di Thailand

30/07/2018/in Feature, Terkini /by NewsUAD

Sidang senat terbuka dengan acara wisuda sarjana dan pascasarjana Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta meluluskan 1.020 wisudawan. Acara tersebut berlangsung di Jogja Expo Center (JEC), Sabtu (28/7/2018).

Tiga lulusan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) terbaik yakni Rachmat Bagus Wibowo Program Studi Akuntansi meraih IPK 3.97, Deviani Nurul Khasanah Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) meraih IPK 3.96, dan Cahaya Annisa’ Fathonah Program Studi Teknik Industri meraih IPK 3.95.

Pada wisuda kali ini ada empat mahasiswa asing yang ikut diwisuda. Mereka adalah Leng Licheng Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) S2, Wu Junhong dan Liang Jibing Program Studi Manajemen Pendidikan. Ketiganya berasal dari Tiongkok. Kemudian yang terakhir ada Mus-Ab Buenae Program Studi Magister Psikologi.

Muhammad Allawee, orang tua dari Mus-Ab mengatakan, ia mempercayakan anak sulungnya untuk menempuh pendidikan di UAD karena terinspirasi dari kisah-kisah perjuangan K.H. Ahmad Dahlan.

“Tentu saya sangat mendukung. Setelah belajar di UAD, putra saya akan saya dorong untuk menerapkan ilmu yang didapat di sini. Terutama ilmu-ilmu Muhammadiyah,” tutur anggota parlemen daerah di Thailand tersebut.

Allawe juga mengungkapkan masyarakat di sana mayoritas beragama Islam. Jadi, ilmu yang didapat anaknya selama di UAD akan sangat bermanfaat dan menunjang perkembangan Islam di Thailand. (nda)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ilmu-dari-UAD-akan-Diterapkan-di-Thailand.jpg 640 960 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2018-07-30 09:34:292018-07-30 09:34:29Ilmu dari UAD akan Diterapkan di Thailand

Teliti Perilaku Seks Remaja, Dosen UAD Temukan Hasil Mengejutkan

30/07/2018/in Feature /by NewsUAD

Bidang kesehatan reproduksi menjadi perhatian khusus Dr. Sitti Nur Djannah, M.Kes., salah seorang dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Sebagai seorang akademisi yang peduli terhadap permasalahan di masyarakat, pada disertasinya ia memilih meneliti perilaku seks remaja.

Hasilnya 68 persen remaja dari sebuah paguyuban yang dijadikan objek penelitiannya pernah melakukan hubungan seksual. Tentu ini bukan angka yang sedikit dan perlu mendapat perhatian serius dari pihak-pihak terkait.

“Saya tertarik terhadap remaja. Saya melihat remaja perlu mendapat perhatian khusus karena mereka yang digadang sebagai generasi muda penerus bangsa. Presentase mengenai perilaku seks remaja yang telah saya teliti menunjukkan angka yang mengkhawatirkan,” ujar Sitti ketika diwawancarai di kantornya, Selasa (10/7/2018).

Menurutnya, perilaku seks ini sangat menyedihkan karena banyak faktor yang memengaruhi. Di antaranya faktor keluarga, teman sebaya, media sosial, dan pelayanan edukasi reproduksi yang masih sangat rendah. Di antara beberapa tersebut, yang paling dominan adalah faktor teman sebaya.

Remaja memiliki norma sendiri yang berbeda dengan norma masyarakat pada umumnya. Pada dasarnya, remaja sedang pada tahapan mencari jati diri. Sehingga lebih banyak pengalaman yang dicari di luar rumah.

“Bahaya dari teman sebaya pasti ada seseorang yang menjadi ‘model’ atau panutan. Model ini memiliki peran mencontohkan perilaku yang kebanyakan bersifat negatif. Seperti pacaran, merokok, dan konsumsi minuman keras. Parahnya lagi, paguyuban menjadi tempat untuk tukar menukar media pornografi,” ungkap Sitti miris.

Dari penelitiannya, ternyata perilaku pacaran, merokok, minum, media pornografi, sejalan dengan perilaku seks yang dilakukan oleh remaja kelompok berisiko ini. Bahkan mereka juga sempat berganti-ganti pacar supaya dianggap gaul.

Kebanyakan dari remaja kelompok berisiko ini berasal dari keluarga dengan pendidikan rendah dan ekonomi menengah ke bawah. Orang tua dari para remaja ini juga banyak yang belum melakukan fungsi edukasi secara baik. Sehingga banyak pembelajaran yang didapat dari teman sebaya yang justru menjerumuskan. Usia rata-rata paling rawan terhadap perilaku seks antara 16 hingga 20 tahun. Dampaknya, banyak remaja yang putus sekolah, menikah dini, bahkan sampai aborsi. (ard)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Teliti-Perilaku-Seks-Remaja-Dosen-UAD-Temukan-Hasil-Mengejutkan.jpg 960 1280 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2018-07-30 09:14:212018-07-30 09:14:21Teliti Perilaku Seks Remaja, Dosen UAD Temukan Hasil Mengejutkan

Dosen Psikologi UAD Teliti Kebermaknaan Hidup

25/07/2018/in Feature /by NewsUAD

Kebermaknaan hidup merupakan satu tingkatan yang harus dipunyai semua orang untuk sampai pada tingkatan hikmah. Tingkatan ini untuk menemukan makna dari setiap kejadian, setiap hal, setiap apa yang dihadapi.

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Dr. Mujidin, M.Si., menyelesaikan studi doktoralnya dengan meneliti kebermaknaan hidup. Ia mengungkapkan, kebermaknaan hidup sangat penting untuk seseorang yang ingin menemukan makna hidup di dunia dan akhirat.

“Kebanyakan orang bisa mengembangkan potensi kognisi, seni, akademik, dan potensi-potensi lainnya. Tetapi, mereka mengalami kebuntuan dan stres ketika tidak sampai memahami apa makna menguasai semua itu,” jelas Mujidin.

Laki-laki kelahiran Kebumen ini menyatakan, disertasi yang ia susun harus dipahami, dihayati, dan diamalkan semua orang karena hakikat hidup ini yang paling utama adalah menemukan makna hidup. Dalam penelitiannya, ia mencoba untuk melihat aspek kecerdasan spiritual.

“Saya meneiliti pengaruh kecerdasan spiritual terhadap pencapaian makna hidup yang tinggi. Saya juga melihat dari sisi latar belakang lingkungan dan dikaitkan dengan agama. Jadi misalnya lingkungan universitas islami, keluarga islami, dan lingkungan masyarakat dalam perspektif islami,” lajutnya.

Dari ketiga latar belakang tersebut, jika dilihat dari kecerdasan spiritualnya, lingkungan keluarga serta masyarakat bisa menopang dan meningkatkan kebermaknaan hidup. Tetapi, lingkungan universitas Islam justru rendah.

Dugaan Mujidin, rendahnya kecerdasan spiritual di kebayakan perguruan tinggi Islam akibat dominasi, dikotomi, dan sekulerisasi ilmu yang tinggi. Menurutnya, perguruan tinggi Islam tidak mendukung kecerdasan spiritual mahasiswa, oleh karenanya penemuan kebermaknaan hidup tidak tercapai.

“Penguasaan ilmu agama akan meningkatkan spiritualitas, spiritualitas meningkatkan kebermaknaan hidup. Banyak keilmuan di perguruan tinggi Islam, tetapi nuansa Islamnya rendah. Kebanyakan karena belum mentransformasikan nilai Islam dalam kerangka keilmuannya,” tandasnya ketika diwawancarai Rabu (11/7/2018) di kampus 1 UAD, Jln. Kapas 9, Semaki, Yogyakarta.

Ia beranggapan, harusnya nilai Islam dalam perspektif subdisiplin ilmu ada dan dikembangkan ke dalam kurikulum. Di dalam sistem kredit semester (SKS), perbandingannya masih sedikit dibanding keilmuan lainnya.

Sekulersisasi dan dikotomi ilmu di perguruan tinggi Islam masih sangat kuat. Lembaga pendidikan Islam harus berusaha menguatkan ruh Islamnya dan mengimplementasikan dalam cabang ilmu. Misalnya psikologi Islam,ekonomi Islam, sains Islam, dan sebagainya.

Mayoritas, saat ini, kebermaknaan hidup ditemukan dalam dialektika pendidikan di keluarga dan masyarakat. Praktik peribadatan di masyarakat dan keluarga mempunyai efek lebih baik daripada di perguruan tinggi.

“Implementasi filosofi Islam dalam tataran keilmuan sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan spiritual. Kecerdasan spiritual yang tinggi akan berbanding lurus dengan kebermaknaan hidup,” pungkas Mujidin. (ard)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dosen-Psikologi-UAD-Teliti-Kebermaknaan-Hidup-2.jpg 816 1224 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2018-07-25 10:48:172018-07-25 10:48:17Dosen Psikologi UAD Teliti Kebermaknaan Hidup

Menulis di Sela-sela Kesibukan

04/07/2018/in Feature /by NewsUAD

 

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.” Begitulah kata Pramoedia Ananta Toer.

Beberapa orang  ingin menjadi seorang penulis, tetapi tidak jarang orang tersebut gagal memanagemen diri sendiri dengan baik. Hadi Suyono adalah salah satu penulis buku nonfiksi yang mampu berkarya di sela-sela kesibukannya sebagai dosen.

Dosen Psikologi di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ini memiliki beberapa cara untuk mencuri waktu dalam mengembangkan dan memanfaatkan hobinya. Ia mengaku merasa gelisah jika belum membuat karya. Cara yang pertama yang ia lakukan yaitu menentukan kerangka tulisan. Jika kita sudah membuat kerangka tulisan, maka seseorang akan mudah melanjutkan tulisan tersebut, tanpa keluar dari konteks. Seseorang yang tidak melanyelesaikan pekerjaan menulisnya dalam waktu itu juga, memiliki kemungkinan lupa dengan sesuatu yang akan ia tuliskan. Maka, kerangka tulisan sangat diperlukan untuk menghindari hal itu.

Selain itu, bapak dua anak ini selalu berusaha menjaga ritme. Maksudnya ialah menjaga suasana hati dalam menulis. Sehingga, seseorang akan dapat menuangkan sesuatu yang ada dalam pikirannya dengan baik, tanpa terpengaruh hal di luar yang akan dituliskan.

Hadi tidak pernah menganggap menulis adalah beban. Namun ia menganggap pekerjaan ini sebagai passion. Dengan menganggap pekerjaan sebagai passion, maka kita akan nyaman dan senang dalam melakukannya. Tentu saja, finansial akan mengikuti.

Kunci dari menulis adalah banyak membaca. Seseorang akan dapat menulis dengan baik setelah ia membaca. Dengan membaca, seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan dan wawasan untuk dapat dituangkan ke dalam sebuah tulisan.

Di tengah jadwal yang padat, tentu seseorang pasti memiliki waktu yang kosong. Maka, Hadi menggunakan waktu tersebut untuk menulis. Sebelum menjadi seorang dosen, ia biasa mengkhususkan waktu untuk menulis, misalnya sebelum menjalankan ibadah salat Subuh. (dok)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Hadi-Suyono-UAD.jpg 391 598 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2018-07-04 09:02:542018-07-04 09:02:54Menulis di Sela-sela Kesibukan

Dosen Harus Memiliki Kesadaran Menulis, Mengapa?

02/07/2018/in Feature /by NewsUAD

 

Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Dr. Rina Ratih menilai, agar hidup lebih bermakna maka setiap orang perlu menulis.

“Dosen yang baik haruslah menulis. Sebab, ia akan menjadi contoh mahasiswa. Selain itu, menulis juga sebagai salah satu cara berekspresi,” tutur Rina saat ditemui di kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Selasa (15/5/2018).

Sayangnya, tidak banyak dosen yang sadar akan ketentuan itu. Komitmen untuk selalu istiqomah dalam menulis memang sangat dibutuhkan. Untuk itu, perlu kesadaran yang sangat tinggi.

Menurut Rina, kualitas literasi di UAD khususnya Program Studi PBSI sudah baik. Sebagian dosen sudah ada kesadaran untuk menulis dan berkarya. Idealnya, setiap dosen memang seperti itu. Selama ini, langkah awal yang diambil Rina untuk menjadi penulis tunggal dan produktif adalah dengan menerbitkan karya di setiap hari ulang tahunnya. Ini bertujuan agar iklim berkarya melalui tulisan muncul di UAD, khususnya PBSI.

Menghasilkan satu buku yang diterbitkan tidaklah mudah di sela-sela kesibukannya sebagai dosen. Motivasi dari setiap tulisannya yang lahir itu berasal dari kesadaran dan komitmen.

Mulai dari jenjang S1 hingga S3, tidak habis-habisnya prestasi yang diraih Rina Ratih. Ia merupakan lulusan dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP Muhammadiyah Yogyakarta (sekarang UAD) lulus tahun 1986. Ia kemudian melanjutkan S2 Ilmu Sastra Fakultas Ilmu Budaya Pascasarjana Universitas Gadjah Mada dengan predikat cum laude dan lulusan terbaik dengan indeks prestasi 4,0 pada tahun 2003. Ia juga menjadi dosen teladan di Universitas Ahmad Dahlan dan kopertis wilayah V DIY.

Pada tahun 1987, Rina diangkat menjadi staf pengajar di UAD hingga sekarang. (Doc)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dosen-Harus-Memiliki-Kesadaran-Menulis.jpg 466 349 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2018-07-02 10:34:292018-07-02 10:34:29Dosen Harus Memiliki Kesadaran Menulis, Mengapa?

Retina Chika: Pentingnya Berkegiatan dan Berposes Kreatif

26/06/2018/in Feature /by NewsUAD

Sering kali, mahasiswa mengabaikan kegiatan yang dilimpahkan dalam organisasi dan komunitas di luar maupun dalam kampus. Paling parahnya, justru yang diabaikan adalah kegiatan yang bisa menuntun untuk berpikir lebih luas. Untungnya, hal ini tidak berlaku untuk mahasiswa asal Pekalongan Jawa Tengah bernama Retina Chika Ardeviya Rista.

Baginya, kuliah memang penting untuk dijalani, tapi tidak ada salahnya untuk menghadiri kegiatan lain. Selagi itu baik untuk menambah wawasan.

Saat ditemui di sela acara pelatihan jurnalistik untuk reporter Humas Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Chika memberi pendapat terkait mahasiswa yang kurang berkegiatan di luar maupun dalam kampus.

“Menimba ilmu dan mencari pengalaman sangat penting untuk mahasiswa. Oleh sebab itu, keduanya perlu seimbang. Mengikuti kegiatan di kampus atau di luar, bisa menjadi wadah untuk mengarungi semua itu. Beruntungnya ketika ikut kegiatan, kita akan mendapatkan pembekalan secara khusus. Seperti pelatihan kali ini, kita bisa lebih membuka wawasan seputar ilmu jurnalistik. Dengan  pelatihan ini, saya lebih bersemangat lagi untuk menulis dan berkegiatan di kampus,” paparnya.

Selain menjadi mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia UAD, Chika juga mendapat kepercayaan dari Kepala Program Studi Sastra Indonesia yaitu Drs. Ani Yuliati, M.Hum., untuk bergabung menjadi reporter fakultas.

Sejak menjadi bagian reporter fakultas, ia sering mengikuti praktik di lapangan dengan berbekal pelatihan dari Humas UAD. Berbagai medan sudah ia jalani, meskipun sering kewalahan dalam membagi waktu antara berkegiatan dengan kuliah.

“Dari semua itu saya bisa belajar untuk membagi waktu antara kegiatan dan kewajiban. Alhamdulillah dari pembelajaran itu, sekarang saya tetap mengirim berita ke web fakultas. Semua itu saya lakukan untuk mengasah kemampuan menulis saya,” ucap Chika.

Selain di reporter, ia juga bergiat di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Himpunan Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia, Sahabat Dakwah, dan sekarang tinggal di Pesantren Ahmad Dahlan (Persada) UAD.

Sejak sekolah dasar, Chika sudah sering menulis. Semakin bertambah usia, kemampuannya itu berkembang dengan menghasilkan cerita inspirasi, cerita pendek, dan artikel. Proses menulis kreatifnya itu tidak lepas dari dukungan orang tua dan latar belakang dari hobi menulis, membaca, serta jalan-jalan. Dengan hobi itu, secara tidak langsung ia merekam semua kejadian yang pernah dilalui untuk dijadikan ide dalam tulisan.

Proses kreatifnya sudah terbukti, yakni dengan menjadi juara mulai dari tingkat regional maupun nasional. Ia menjadi juara 2 pada event nasional pada 28 Oktober 2017 melalui cerita inspiratifnya berjudul “Lentera Senja”. Di tingkat Provinsi Jawa Tengah yang berlangsung di Magelang pada Juli 2017, ia juga mendapatkan juara 1 penulisan karya fiksi cerita pendek berjudul “Kerabat Hijrah”.

“Dari pencapain itu, banyak juga tantangan yang saya hadapi saat menulis. Mulai dari mengambangkan ide cerita dan melawan rasa malas yang bermukim dalam diri saya,” tutupnya. (ASE)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Retina-Chika-Pentingnya-Berkegiatan-dan-Berposes-Kreatif.jpg 640 480 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2018-06-26 08:46:322018-06-26 08:46:32Retina Chika: Pentingnya Berkegiatan dan Berposes Kreatif

Dr. Rully Charitas Indra Prahmana Saragih, S.Si., M.Pd., Menekuni Pendidikan Matematika Realistik

23/06/2018/in Feature /by NewsUAD

Rully Charitas Indra Prahmana Saragih memiliki sederet prestasi yang mengagumkan. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UAD itu menempuh pendidikan dari jenjang sarjana, magister, hingga doktor dengan beasiswa. Ia lulus dari S-1 Matematika UGM, S-2 Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya (Unsri), dan S-3 Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

“Alhamdulillah semoga semuanya penuh berkah dan manfaat,” ucapnya singkat, Rabu (14/3).

Sewaktu menempuh program S-3, Rully menulis disertasi berjudul “Local Instruction Theory Penelitian Pendidikan Matematika untuk Menumbuhkan Keterampilan Mahasiswa Calon Guru dalam Melakukan Penelitian dan Menulis Karya Ilmiah”. Di bawah bimbingan supervisor Prof. Yaya S. Kusumah, Ph.D. dan Prof. Dr. Darhim, M.Si., ia berhasil menyelesaikan disertasi itu tepat pada bulan Agustus 2016.

“Saya mulai kuliah S-3 pada bulan Agustus 2013. Alhamdulillah lulus tepat tiga tahun,” ujarnya.

Saat ditanya apa perasaannya setelah berhasil meraih gelar doktor di usia muda, Rully menjawab singkat, “Alhamdulillah senang dan gak nyangka bisa menyelesaikan studi dalam waktu kurang dari tiga tahun.” Dengan lulus tepat waktu, ia bisa membuat bahagia orang tuanya, khususnya ibu. Ayahanda dari Rully telah tiada sejak dirinya kecil.

“Janji saya yang belum saya tepati kepada Ibunda ialah dapat mengundang beliau di acara pengukuhan guru besar saya. Insyaallah,” harapnya.

Rully berencana, setelah meraih SK Lektor Kepala, ia ingin melakukan Summer Course di Utrecht University, Belanda. Di sana, katanya, pusat penelitian di bidang Pendidikan Matematika Realistik dan Desain Penelitian berada. “Setelah itu, saya ingin mengajukan usulan jabatan fungsional Guru Besar. Semuanya ini saya lakukan untuk mendukung UAD dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) dalam target meningkatkan poin saat reakreditasi institusi lima tahun ke depan,” kata suami dari Rina Sri Kalsum Siregar, S.ST., M.Stat. dan ayah dari Muhammad  Zuna Prahmana Saragih dan Quthbie Shofwan Saragih. Selamat dan semoga sukses, Pak Rully! (dok)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/dosen-UAD-Rully-charitas.jpg 1280 720 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2018-06-23 07:58:372018-06-23 07:58:37Dr. Rully Charitas Indra Prahmana Saragih, S.Si., M.Pd., Menekuni Pendidikan Matematika Realistik

Dr. Salamatun Asakdiyah, M.Si. , Mumpuni di Bidang Manajemen Pemasaran

21/06/2018/in Feature /by NewsUAD

 

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UAD Dra. Salamatun Asakdiyah, M.Si. berhasil meraih gelar doktor ilmu ekonomi dari Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII), Sabtu (20/1). Bu Diyah—begitu nama sapaan beliau—dinyatakan lulus dengan predikat “Memuaskan” dari Program Doktor Ilmu Ekonomi PPs FE UII. “Alhamdulillah, semoga ilmu yang saya peroleh ini bermanfaat,” ucapnya.

Di bawah bimbingan promotor Prof. Dr. Suyudi Mangunwihardjo dan kopromotor 1 Drs. Asmai Ishak, M.Bus., Ph.D. dan kopromotor 2 Dr. Yuni Istanto, S.E., M.Si., Diyah menulis disertasi berjudul “Membangun Komunikasi Word of Mouth Melalui Akseden dan Konsekuensi Kualitas Pelayanan Perguruan Tinggi”. Saat itu, kata Diyah, hadir Dewan Penguji, antara lain, Nandang Sutrisno, S.H., LLM., M.Hum., Ph.D (Ketua Sidang), Dr. Zainal Mustafa E.Q., M.M. (Penguji 1), Dr. M. Irhas Effendi, S.E., M.Si. (Penguji 2), Drs. Anas Hidayat, M.B.A., Ph.D. (Penguji 3), dan promotor serta kopromotor 1 dan 2.

Diyah menjelaskan, setelah berhasil meraih gelar doktor, dirinya akan menulis buku, melakukan penelitian, dan menulis artikel yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah. “Di samping itu, saya juga akan aktif dalam kegiatan lain yang mendukung peningkatan Tridarma Perguruan Tinggi,” ujar istri dari Drs. Subarjo Suroso dan ibu dari Rizkiya Ayu Maulida, S.IP., M.A. dan Faris Mujaddid Adinugroho, S.E.

Sebelum menjadi Dekan FEB UAD, Diyah pernah diamanahi sebagai Pembantu Dekan FE UAD. Setelah itu, ia fokus untuk menempuh studi S-3 di PPs FE UII Bidang Pemasaran (Marketing). Dari sejumlah penelitian dan publikasinya selama ini, Diyah memang sosok yang mumpuni di bidang manajemen pemasaran. Selamat dan semoga sukses selalu, Bu! (dok/sdy)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/BU-DIYAH-UAD-1.jpg 960 1280 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2018-06-21 12:12:442018-06-21 12:12:44Dr. Salamatun Asakdiyah, M.Si. , Mumpuni di Bidang Manajemen Pemasaran

Pendidik Harus Kreatif dan Pandai Pecahkan Masalah 

18/06/2018/in Feature /by NewsUAD

Pada seminar nasional yang diselenggarakan program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Sapardi Djoko Damono menyampaikan pentingnya bahasa, sastra, pendidikan dan teknologi. Ia merupakan penyair dan juga pendidik di salah satu universitas di Indonesia yang telah mendapat penghargaan nasional maupun internasional.

Sapardi mengingatkan, di era digital mahasiswa harus memiliki inisiatif untuk mempelajari hal-hal yang tidak diajarkan di perkuliahan. Penambahan pengetahuan ini sangat penting, utamanya untuk memahami karya sastra dan sebagai bekal menjadi pendidik.

“Paham kebahasaan saja tidak cukup, harus memahami kebudayaan dan keilmuan lain seperti teknologi untuk memahami karya sastra. Mahasiswa harus mandiri, mencari sumber-sumber maupun referensi, misalnya sekarang ada e-book dan audio book.”

Untuk pendidik Bahasa Indonesia, Sapardi menyarankan setiap pendidik harus memiliki kreativitas dalam mengajarkan kesusastraan kepada para siswanya. Terkadang pembelajaran sastra menjadi membosankan karena metode mengajarnya yang monoton. Ia menyarankan kepada pendidik maupun mahasiswa sebagai calon pendidik membentuk paradigma baru dalam menghadapi masalah.

“Masalah harus diciptakan dan dipecahkan agar ilmu pengetahuan tidak berjalan di tempat. Salah satunya dengan menciptakan teknologi untuk melakukan sesuatu, untuk menjawab setiap permasalahan,” paparnya dalam seminar bertajuk Paradigma Mutakhir Pembelaharan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Abad XXI, Sabtu (3/3/2018) di Grand Inna Malioboro. (ard)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Sapardi-dan-Dosen-UAD.jpg 720 1080 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2018-06-18 14:45:402018-06-18 14:45:40Pendidik Harus Kreatif dan Pandai Pecahkan Masalah 
Page 67 of 71«‹6566676869›»

TERKINI

  • Mahasiswa UAD Gelar Dahlan Muda Menginspirasi di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta28/10/2025
  • Prodi S-1 Matematika UAD Terakreditasi Unggul28/10/2025
  • UAD Raih Peringkat 2 PTS Nasional dan Peringkat 6 Nasional versi THE WUR 2026 Bidang Research Quality24/10/2025
  • PERSADA Terima Kunjungan Studi Banding dari Universitas Pamulang23/10/2025
  • IMM PBII UAD Gelar Workshop Gerabah22/10/2025

PRESTASI

  • Tim Basket UAD Naik ke Divisi 1 Liga Mahasiswa28/10/2025
  •  Mahasiswa FH UAD Raih Medali Perunggu di PON Beladiri Kudus 202528/10/2025
  • UKM Taekwondo Borong 26 Medali pada Kejuaraan Bang Taja Championship 202528/10/2025
  • Tim King Phoenix UAD Raih Juara III dalam Kontes Robot Terbang Indonesia 202528/10/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Silver Medal di Ajang Internasional Fotografi27/10/2025

FEATURE

  • Hakikat Takwa dalam Kehidupan28/10/2025
  • Tali Allah adalah Tali Persatuan28/10/2025
  • Meraih Amalan Ahli Surga22/10/2025
  • Perjalanan Salsabilla Raih Gelar Sarjana dalam 3,3 Tahun20/10/2025
  • Unlock Your Next Level15/10/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top