Wujudkan Makna Berhaji dalam Rutinitas Aktivitas Hidup
Hari raya kurban atau Idul Adha tahun ini senantiasa mengingatkan kita pada saudara-saudara yang sedang berhaji di tanah suci. Di saat kita menyelenggarakan sholat ’Id dan meresapi makna kutbahnya, jamaah haji sedang melempar jumrah, thawaf dan sa’i. Tidak ada ibadah seagung ibadah haji, tidak ada sesuatu agama yang memiliki konsep ibadah seperti konsep haji Islam. Haji mengandung berbagai makna, merangkum ribuan hikmah. Karena itu haji merupakan tiang kelima dari kelima pilar utama dalam Islam.
Ibadah haji merupakan ibadah yang dipenuhi dengan simbol-simbol, bila kita tidak mampu memaknainya dengan cermat dan baik maka sulit untuk merealisasikan dalam kehidupan kita setelah berhaji. Ada 4 makna dari simbol-simbol tersebut.
Evaluasi Diri untuk Menatap Masa Depan: Makna ini disimbolkan dengan kegiatan wukuf di Padang Arofah yaitu melakukan perenungan dalam suasana di padang tandus dalam tenda sederhana mulai dari dhuhur sampai maghrib. Inti perenungan di Padang Arofah adalah melakukan evaluasi diri terkait dengan pengakuan terhadap berbagai kehilafan dan dosa-dosa yang pernah dilakukan dan sekaligus membangun komitmen untuk merubah menjadi lebih baik dimasa mendatang. Islam dengan gamblang memerintahkan kepada manusia untuk segera mengingat Allah dan mohon ampunan di setiap perbuatan khilaf, keji, zalim, dan dosa selanjutnya berkomitmen untuk tidak mengulangi lagi, seperti yang diperjelas Allah dalam Al Qur’an surat Ali ’Imron (3) ayat 135 ”Dan apabila orang-orang yang berbuat keji dan menzalimi diri sendiri, segera mengingat Allah lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.”
Perjuangan Mengendalikan Sifat-sifat Setaniyah: Makna ini disimbolkan dengan ritual lempar jumrah selama mabit (bermalam) di Mina. Ritual ini mengilustrasikan perjuangan mengendalikan sifat-sifat setaniyah dan pemberontakan dalam diri. Mengusir setan-setan yang terus berusaha merasuk dalam sifat-sifat dan perilaku yang dapat menjauhkan kita dari semangat berserah diri kepada Allah. Dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 208, Allah dengan sangat tegas mengingatkan manusia untuk tidak mengikuti langkah-langkah setan karena setan menjadi musuh yang nyata. ”Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh setan itu musuh yang nyata”
Kedekatan Manusia dengan Sang Pencipta: Makna ini disimbulkan dengan melakukan thowaf mengelilingi ka’bah sebanyak 7 putaran. Thowaf menjadi simbul pengenalan dan pemahaman realitas kehidupan sambil terus berorientasi hidupnya hanya berpusat kepada Allah semata. Thowaf dapat juga bermakna “hilangnya diri manusia karena terhanyut dalam pusaran Energi Ilahi”. Thowaf adalah simbol hablum minallah yang hakiki. Untuk bertemu Allah bukan dengan cara menarik diri dari kehidupan, jutru harus lebur dalam hiruk pikuk kehidupan dengan catatan semua ini dilakukan dengan berpusat kepada Allah. Setiap mengawali langkah kita beraktivitas diawali dengan kalimat bismillah seperti mengawali thawaf dengan bismillahi Allahu Akbar.
Mensikapi Perjuangan Hidup dengan Ikhtiar Maksimal: Makna ini disimbolkan dengan menjalankan aktivitas sa’i (berlari-lari kecil) dari Shofa ke Marwah. Sa’i merupakan cerminan keteguhan dalam menjalani perjuangan hidup tanpa henti, pantang putus asa seperti yang dicontohkan Siti Hajar bersama puteranya Ismail, yang ditinggalkan oleh Nabiyullah Ibrahim AS di tengah padang tandus. Ia harus berjuang mempertahankan hidup dengan mencari air dari Shofa ke Marwah. Akhirnya Allah memberi solusi dengan air zam-zam yang keluar dari tanah ia berpijak. Ini simbol kesuksesan dari usaha yang dilakukannya. Ini memberi pelajaran seorang muslim pantang berputus asa.
Islam mengajarkan dalam mengejar kebaikan harus dilakukan dengan ikhtiar maksimal dan pantang putus asa bahkan Allah mensejajarkan orang yang mudah putus asa dengan orang kafir, seperti yang tersirat dal Al Qur’an Surat Yunus ayat 87: “Wahai anak-anakku! Pergilah kamu carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang-orang yang kafir”
Semoga dengan dasar semangat idul qurban kita mampu merealisasikan makna yang tersirat dalam simbol-simbol berhaji dalam runitinas aktivitas kehidupan kita sehari-hari, khususnya dalam evaluasi diri untuk menatap masa depan, berjuang keras untuk mengendalikan sifat-sifat setaniyah, berusaha dengan kebersihan hati untuk setiap waktu berdekatan dengan Sang Pencipta dan bergerak terus untuk mensikapi perjuangan hidup dengan ikhtiar secara maksimal
*Ir. Tri Budiyanto, M.T. (Dosen Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Ahmad Dahlan, Hp : 081578728865)

Tapak Suci Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Raih Juara Umum III pada Kejuaraan Nasional Tapak Suci Indonesia Open UNAIR CUP ke II yang berlangsung di Gedung Olahraga kampus C jalan Mulyorejo Surabaya pada Tanggal 2-6 Oktober 2013 Rabu-Sabtu.
“Wireless Sensor Network (jaringan sensor nirkabel) adalah suatu jaringan nirkabel yang terdiri dari kumpulan node sensor yang tersebar di suatu area tertentu (sensor field). Tiap node sensor memiliki kemampuan untuk mengumpulkan data dan berkomunikasi dengan node sensor lainnya. Kemajuan teknologi Wireless Sensor Network (WSN) yang pesat tidak lepas dari fakta bahwa sekitar 98% prosesor bukan hanya berada di dalam sebuah PC/Laptop, namun juga sudah terdapat di dalam beberapa aplikasi lainnya seperti di dalam aplikasi militer, kesehatan, remote control, chip robotic, alat komunikasi, dan mesin-mesin industri yang telah terintegrasi dengan sensor. Dengan adanya teknologi WSN, kita dapat memonitor dan mengontrol temperatur, kelembaban, kondisi cahaya, level derau, pergerakan suatu objek dan sebagainya.
UAD melaksanakan penandatanganan surat perjanjian kerja sama dengan Universiti Sultan Zainal Abidin Malaysia (UnisZa) Malaysia pada hari Sabtu (28/09/2013) lalu. Acara berlangsung di ruang sidang utama Kampus I UAD. Penandatangan dilakukan oleh Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum. dan Vice Chancellor (Rektor) UnisZa, Prof. Dr. Yahaya bin Ibrahim dengan saksi Director of Vice Chancellor Office UnisZa Dr. Ahmad Azrin bin Adnan dan Wakil Rektor IV UAD, Prof. Sarbiran, M.Ed. Ph.D.
Auditorium Kampus I UAD menjadi saksi dicetuskannya “Gerakan Sejuta Relawan Pengawas Pemilu 2014”. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Fakultas Hukum UAD menjalin kerja sama dalam Seminar Nasional “Peran Perguruan Tinggi dan Sekolah dalam Pengawasan Pemilu 2014” yang diselenggarakan hari Jumat (27/9). Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka mendorong masyarakat, terutama mahasiswa dan pelajar untuk menyukseskan pemilu 2014. Seminar ini dihadiri oleh Dr. Muhammad, S.IP., M.Si. (Ketua Bawaslu RI), Dr. Ferry Rizky Kurniawan (anggota KPU RI), Dr. Zaenal Arifin, S.H., LL.M. (Pengamat Politik dan Pegiat Anti Korupsi), dan Rahmat Muhajir Nugroho, S.H., M.H (Dekan Fakultas Hukum UAD).
Yogyakarta (8/10), sebelas stand produk Posdaya Universitas se-DIY dan Jateng berkumpul di gedung Multipurpose UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pameran Produk Posdaya diselenggarakan dalam rangka mensyukuri kelahiran UIN Sunan Kalijaga ke-62 serta memamerkan produk posdaya dari sebelas universitas se-DIY dan Jateng.
“Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)! Yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dicukupkan. Dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain) mereka mengurangi” (QS Al-Mutaffifin ayat 1-3)