E-Laboratory Tingkatkan Akses dan Mutu Pembelajaran
P andemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang tengah mewabah di seluruh dunia, membuat berbagai aktivitas terkendala. Bidang pendidikan menjadi salah satu sektor yang mengalami dampak dari Covid-19. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang semula dilakukan secara tatap muka, dituntut menjadi daring. Praktikum bagi mahasiswa yang mengharuskan menggunakan alat pendukung laboratorium pun menjadi terhambat. Kondisi ini membuat tenaga pendidik perlu melakukan inovasi pembelajaran daring yang efektif.
Oleh karena itu, Program Studi (Prodi) Pendidikan Fisika (P. Fis), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan Sarasehan Nasional dalam Jaringan dengan tema “E-Laboratory sebagai Upaya Peningkatan Akses dan Mutu Pembelajaran” yang disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube P.Fis UAD pada Selasa, 1 September 2020. Dr. Muchlas, M.T. selaku Rektor UAD hadir sebagai pembicara pertama bersama Drs. Ishafit, M.Si. sebagai pembicara kedua, dimoderatori oleh Eko Nursulistyo, M.Pd.
“Praktikum di masa pandemi yang dilakukan secara online, harus terasa seperti tatap muka. Hal tersebut diperlukan agar mahasiswa dapat aktif dan ikut serta. Solusinya dengan menerapkan aktivitas online terasa hands-on,” terang Muchlas.
Ia menambahkan, kegiatan praktikum yang semula mahasiswa dapat secara langsung melihat, memegang, mengukur, mencium, dan merasakan, menjadi kegiatan yang hanya bisa dilihat, tanpa memegang secara langsung. Sementara itu, kebutuhan lab. yang diperlukan mahasiswa baik alat dan ruang, diubah menjadi sistem remote labs. Konsep model pembelajaran melalui android oleh mahasiswa dapat dikoneksikan pada desktop simulator.
“Sharing keunggulan lab., memastikan bahwa lab. dapat diakses oleh semua peserta didik kapan pun dan di mana pun, efisiensi biaya, membuat pendidikan dan pelatihan yang lebih luas, serta meningkatkan kualitas SDM bagi lembaga host yang mempunyai lab., adalah beberapa keuntungan dari remote labs,” ungkap Ishafit.
Sarasehan daring ini diikuti oleh mahasiswa, dosen, guru, dan siswa dari seluruh Indonesia. Kondisi pandemi diharapkan tidak menjadi penghalang dalam kegiatan KBM dan praktikum. “Walaupun sarasehan secara daring, tidak mengurangi makna silaturahmi dan berbagi ilmu,” pungkas Muchlas. (Chk)