K.H. Fathurrahman Kamal: Menjaga Hati di Tengah Pandemi
“Kenikmatan yang telah Allah berikan sungguh tak terhitung jumlahnya. Hendaknya kita senantiasa bersyukur atas hal tersebut. Masa pandemi Covid-19 menyadarkan manusia akan perlunya muhasabah diri. Jika penyakit fisik dapat terlihat, tetapi penyakit hati tak tampak dan justru berpengaruh besar bagi kehidupan.” Itulah pengantar ceramah K.H. Fathurrahman Kamal, Lc., M.S.I. saat mengisi kajian Ahad pagi di kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD (28-03-2021).
Kebahagiaan manusia yang sebenarnya bukan tentang finansial dan jabatan. Namun tidak dipungkiri bahwa harta dan tahta dapat membutakan manusia. Penyakit hati menjadi muncul dan menutupi akal serta pikiran manusia. Nafsu serta penyakit hati seperti iri, dengki, cinta dunia yang berdampak pada perilaku ekonomi, sosial, politik, serta budaya. Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid amar ma’ruf nahi mungkar menyadari akan sifat manusia yang berpikir instrumental dalam mencapai kejayaan.
“Jika penyakit fisik dapat dengan mudah disembuhkan dengan berbagai obat serta teknologi canggih masa kini, tetapi tidak dengan penyakit hati. Bahkan manusia sendiri tidak menyadari bahwa dirinya mengidap penyakit hati. Hati atau kalbu diibaratkan sebagai komandan dari organ-organ sebagai serdadu. Apa pun yang akan kita lakukan tentu berasal dari hati dan pikiran,” terang Ustaz Fathurrahman.
Di masa pandemi tentu bukan hal yang mudah dilewati oleh seluruh manusia. Namun, inilah yang perlu disadari oleh manusia untuk selalu mawas diri dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Tanpa kita sadari, gejala penyakit kalbu dapat menjadi sumber bencana kemanusiaan.
“Indonesia sebagai negara muslim terbesar hendaknya memiliki moralitas tinggi. Hilangkan penyakit hati dengan senantiasa mengembangkan potensi diri dan menyibukkan diri dengan hal-hal positif. Selain itu, jangan lupa bersyukur dan bersedekah di waktu lapang maupun sempit,” tutupnya di akhir sesi kajian. (Chk)