Mahasiswa PPG Prajabatan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Beri Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Phototherapy (Dok. Istimewa)
Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prahabatan Gelombang 1 Tahun 2023 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang bernama Agung Miftahuddin, S.Pd., memberikan layanan berupa bimbingan kelompok dengan teknik phototherapy kepada siswa kelas XI F4 di SMA N 4 Yogyakarta. Tujuannya untuk meningkatkan perilaku prososial siswa. Layanan ini dilaksanakan pada 10 Februari–23 Maret 2024 yang dilakukan sebanyak empat kali pertemuan.
Layanan bimbingan kelompok dapat dilakukan dengan berbagai teknik salah satunya menggunakan phototherapy. Phototherapy merupakan sebuah teknik yang berguna untuk membantu menyelesaikan suatu masalah individu maupun kelompok atau masyarakat dengan menceritakan potret diri sang pengambil foto, menceritakan komunitas tertentu, atau mendeskripsikan sebuah fenomena yang terjadi di suatu masyarakat tertentu melalui sebuah foto dan deskripsi tulisan. Teknik phototherapy ini dipilih sebagai salah satu strategi upaya meningkatkan perilaku prososial siswa.
Sementara itu, perilaku prososial adalah segala tindakan menolong orang lain baik yang direncanakan maupun situasional tanpa mengharapkan keuntungan dari tindakan tersebut. Orang yang menolong tidak mengharapkan imbalan apa pun dari orang yang telah ditolong.
Perilaku prososial perlu dimiliki di dalam diri oleh setiap individu agar kita memahami dan menambah hubungan erat kepada orang lain. Terdapat cakupan tindakan-tindakan perilaku prososial. Sharing (berbagi), yaitu kesediaan seseorang untuk membagikan perasaannya kepada orang lain baik perasaan suka maupun duka. Cooperative (kerja sama), yaitu kesediaan seseorang untuk bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. Donating (menyumbang), yaitu kesediaan seseorang untuk memberikan secara sukarela sebagian barang miliknya kepada orang yang membutuhkan.
Selain itu juga helping (menolong), yaitu kesediaan seseorang memberikan bantuan atau pertolongan kepada orang lain yang sedang mengalami kesulitan. Honesty (kejujuran), yaitu kesediaan seseorang untuk berlaku jujur, apa adanya, dan tidak berbuat curang terhadap orang lain. Generosity (kedermawanan), yaitu kesediaan seseorang yang memiliki kebaikan hati terhadap sesama manusia untuk berderma (beramal) atau memberikan sebagian harta yang dimiliki kepada orang lain. Mempertimbangkan hak dan kesejahteraan orang lain, yaitu sebuah kepedulian seseorang terhadap orang lain.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagai individu kita harus memiliki perilaku prososial yang tinggi, karena dengan perilaku tersebut kita dapat memberikan manfaat terhadap orang lain. Oleh karena itu perilaku prososial perlu dimiliki di dalam diri individu agar kita memahami diri secara nyata, dapat bekerja sama, jujur, dan membantu orang yang sedang mengalami kesulitan.
Target utama yang menjadi sasaran dalam kegiatan ini adalah siswa kelas XI F4 di SMA N 4 Yogyakarta karena kelas XI merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi remaja. Idealnya menjadi seorang siswa tidak cukup apabila hanya mengutamakan aspek kognitif saja, tetapi aspek afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) juga perlu dikembangkan. Salah satu aspek afektif yang perlu dikembangkan yaitu perilaku prososial. Siswa yang memiliki perilaku prososial akan lebih peka terhadap keadaan di sekitarnya dan mampu memilih tindakan yang tepat untuk dilakukan.
Dalam bimbingan kelompok, dapat menggunakan berbagai jenis teknik yang dapat diterapkan dalam layanan salah satunya yaitu dengan teknik phototherapy. Peneliti memilih phototherapy ini juga karena banyak manfaat salah satunya dapat melatih siswa untuk peka dan merefleksikan kejadian yang ada di masyarakat yang hubungannya dengan perilaku prososial, menolong tanpa adanya rasa pamrih, dan bersikap jujur.
Pemilihan teknik phototherapy dirasa tepat karena siswa diberikan sebuah gambar atau mencari dan mengabadikan sendiri yang di dalamnya terdapat model prososial. Dengan demikian, siswa akan mengamati model prososial di dalamnya sehingga menimbulkan efek priming atau memberikan pengaruh untuk melakukan hal yang sama. Dalam pelaksanaannya, siswa memilih foto lalu mengeksplorasi foto tersebut, mencari makna dari foto tersebut, dan memberikan komitmen untuk meningkatkan perilaku prososial agar di terapkan di kehidupan sehari-hari.
Siswa yang mengikuti kegiatan layanan mengaku sangat senang karena mendapat banyak manfaat dari layanan bimbingan kelompok yang dilakukan. Mereka mengenal dan mampu merefleksikan setiap kejadian atau peristiwa yang ada di masyarakat dari hal-hal yang sederhana. Selain itu, kemampuan para siswa dalam bekerja sama, komunikasi, dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya juga bertambah.
Mengingat begitu besarnya dampak buruk ketika perilaku prososial rendah, upaya-upaya pencegahan seperti kegiatan ini perlu dilakukan secara konsisten. Sebab, berbeda dengan generasi sebelumnya, era globalisasi saat ini menuntut kita untuk menjadi individu yang mandiri, berani, kritis, adaptif, dan produktif dalam rangka untuk menghadapi intervensi yang kuat. (doc)
uad.ac.id