Kaitan Matematika dan Islam
Dalam rangka bulan Ramadan, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) selalu mengadakan Kajian Rutin Jelang Berbuka Puasa. Kajian digelar dengan mengangkat tema yang berbeda-beda setiap harinya. Untuk kali ini, tema yang diangkat cukup unik yaitu “Kaitan Matematika dan Islam”. Acara tersebut berlangsung di Masjid Islamic Center UAD yang mayoritas dihadiri oleh mahasiswa UAD.
Guru besar di bidang Matematika, Prof. Sugiyarto, S.Si., M.Si., Ph.D. hadir sebagai pembicara, dengan dipandu moderator Suwamdi, M.Pd. Kajian diawali dengan pembukaan Surah Al-Alaq, Iqra bismi rabbikalladzi khalaq yang artinya “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang telah menciptakanmu.”
Prof. Sugiyarto mengatakan, “Jangan pernah merasa lelah memanjatkan rasa syukur kepada Allah Swt. Baik dari ucapan atau langkah-langkah kita yang menjadikan kita hamba yang bersyukur kepada-Nya. Dengan membaca, kita akan mengetahui bahwa ilmu pengetahuan akan terbuka, hidup akan lebih mudah, dan kita akan mengetahui perkara yang hak dan batil.”
Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa matematika di dalam Islam mencakup dua dimensi yaitu kontribusi peradaban Islam terhadap perkembangan matematika serta pemahaman matematika dalam konteks ajaran dan nilai-nilai Islam. Kehidupan kita dari awal hingga akhir tidak akan lepas dari matematika. Ada banyak sekali peradaban dunia dibangun oleh matematika dan hukum Islam. Beberapa contohnya, yaitu penemuan angka nol dan bapak aljabar dunia Al-Khwarizmi, penemuan rumus ABC oleh Muhammad Ibnu Musa, penemuan trigonometri oleh Abu Wafa Albawjani, penemuan tahun matahari oleh Al-Battani, dan masih banyak lagi.
“Matematika dan Islam sangat relevan berkaitan di dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, ada ilmu falak (astronomi Islam) contohnya penerapannya dalam menentukan waktu salat, arah kiblat, dan menentukan awal bulan Ramadan. Kedua, penggunaan matematika di dalam kalender Islam, contohnya penerapannya kalender Hijriah. Tahun Hijriah dihitung berdasarkan peredaran bulan. Ketiga, adanya ilmu statistika contoh penerapannya sangat erat kaitannya dengan hukum ilmu waris di dalam pembagian harta,” jelas Prof. Sugiyarto.
Ia melanjutkan, “Keempat, makna spiritual angka tujuh di dalam Al-Qur’an yang berkaitan dengan penciptaan langit dan bumi serta angka jumlah surah di dalam permulaan Al-Qur’an. Kelima, perhitungan durasi siang dan malam, dengan menggunakan prinsip-prinsip trigonometri dan geometri kita dapat menghitung durasi siang dan malam didasarkan pada posisi relatif matahari terhadap garis lintang dan waktu tahunan.”
Kajian ini ditutup dengan harapan para pendengar dapat mengambil makna mendalam bahwa matematika sangat penting di dalam kehidupan, matematika memengaruhi kemajuan suatu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan begitu, generasi muda bisa mulai menyukai matematika dan menjadikan matematika sebagai ilmu yang akan selalu berguna dan berpengaruh di perkembangan ilmu di masa sekarang serta masa mendatang. (Rini)