Industri Rumah Tangga Olahan Produk Herbal dan Peluang Industri Rumah Tangga di Era 4.0
Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan Positif (Podcast Farmasi Inspiratif) #10 dengan tema “Industri Rumah Tangga Olahan Produk Herbal dan Peluang Industri Rumah Tangga di Era 4.0” pada Sabtu, 18 Desember 2021 secara daring melalui live streaming YouTube Farmasi UAD.
Hadir sebagai pemateri adalah apt. Dr. Iis Wahyuningsih, M.Si. yang merupakan dosen Fakultas Farmasi UAD dan apt. Rudi Afriananda, S.Far. alumnus Farmasi UAD sekaligus founder Carijamu.
Iis Wahyuningsih menyampaikan mengenai pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) obat tradisional ke arah UMKM pangan. Menurutnya, dalam mengembangkan obat tradisional yang paling mudah yakni dengan Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT), tetapi sangat disayangkan karena belum bisa menyediakan oral.
“Untuk ketersediaan masa jangkauan lama, pada tahap awal lebih ke arah pengembangan pangan dengan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT). Namun tidak hanya ke arah ia bisa menyembuhkan atau menambah manfaat fisiologis. Sebaiknya ada aspek nutrisi dan sensorik, yakni untuk pengembangan lebih mudah PIRT baru ke arah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan seterusnya.”
Dalam memulai usaha produk herbal, biasanya di tahap awal lebih mengedepankan dalam mengembangkan ide, karena persaingan cukup tinggi agar produk yang dihasilkan berbeda dari yang lain. Tahap berikutnya merancang produk, lalu pengemasan, dan pemasaran. Kabar baiknya, saat ini Kemendikbudristek Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diberi peluang membuat proposal atau program untuk mengajak dan memberdayakan masyarakat, salah satunya menggali potensi dalam kajian farmasi obat herbal.
Rudi Afriananda selaku pemateri kedua mengungkapkan saat ini banyak industri yang membuka jasa maklon, yakni sebuah kegiatan menciptakan produk yang biasanya dilakukan oleh individu atau sebuah korporasi agar bisa memenuhi kebutuhan dari pihak lain. Apabila ingin membuat produk atau mempunyai ide, kita hanya cukup menyiapkan modal dan strategi marketingnya. Tidak perlu dengan membuat produksi dengan skala besar, karena dengan mudah kita cukup menggunakan jasa maklon tersebut.
“Di masa pandemi, produk yang paling dicari adalah imunomodulator, yaitu produk yang bisa meningkatkan imun, memutarkan imun. Namun ke depannya, menurut apa yang kami amati dari berbagai laporan, akan banyak permintaan untuk kosmetologi, khususnya berkaitan dengan kosmetik herbal karena menjadi kualitas tersendiri,” ucap Rudi.
Dalam pernyataan penutup Positif #10 Iis mengatakan, “Apa yang kamu tidak bisa, jangan menutupi apa yang kamu bisa. Bisanya satu orang dengan orang lain itu berbeda, sehingga ketidakbisaan itu jangan menutupi bisanya. Termasuk dalam usaha jamu atau bahan herbal. Tidak ada yang tidak bisa ketika kita mencoba.”
Senada dengan Iis, Rudi juga mengatakan bahwa kesempatan gagal itu ketika menjadi mahasiswa saja, kalau sudah kerja dan terjun dalam masyarakat kesempatan gagal itu ada tetapi jangan sampai terlalu banyak. Maksimalkan gagal itu ketika menjadi mahasiswa dan terus jadikan support untuk ke depannya. (frd)