Merdeka Belajar, Kampus Merdeka
Program Pengenalan Kampus (P2K) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menghadirkan Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, M.Pd. selaku Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) pada upacara pembukaan secara daring pada Senin, 14 September 2020.
Ibu Paris, begitulah ia akrab disapa, mengapresiasi P2K UAD secara daring sebagai kampus yang ikut serta dalam mencegah laju Covid-19. Wabah ini memang memberikan dampak besar salah satunya pada bidang pendidikan. Proses kegiatan mengajar menjadi hal penting pada tingkat perguruan tinggi, tak terkecuali kegiatan P2K sebagai gerbang mahasiswa baru (maba) mengetahui dunia kampus.
“Mahasiswa sebagai aset bangsa akan menjadi saksi Indonesia Emas tahun 2030 dengan capaian ketujuh dunia pada bidang ekonomi, dan tahun 2050 diperkirakan akan menduduki peringkat keempat di dunia,” terangnya pada sesi pemaparan materi. Lebih lanjut, ia menjelaskan > 266 juta populasi demografi memberikan peluang dan potensi yang besar. Syaratnya, tentu jika mahasiswa mampu menguasai teknologi.
“Pada era 4.0 ketika teknologi dan big data sangat berperang penting, mengharuskan setiap program studi (prodi) apa pun untuk aktif mempelajari teknologi,” tuturnya. Universitas diharapkan memberikan fasilitas digital guna menunjang mahasiswa dalam belajar teknologi. Hal ini dikarenakan, sebanyak 75 juta kesempatan kerja berasal dari dunia industri.
Merdeka belajar, kampus merdeka, yang diusung Dikti memberikan perencanaan jenjang panjang untuk melakukan Catur Dharma Pendidikan Tinggi. Hak belajar tiga semester di luar prodi menjadi poin penting pada konsep tersebut. Selain itu, sistem dan proses pembelajaran kampus merdeka harus diimbangi dengan 6 C for HOTS (communication, collaboration, compassion, critical thinking, creative thinking, computation logic) serta adaptive, flexible, leadership, reading skill, writing skill, imbauan penambahan SKS bahasa Inggris, dan IT skills.
“Lakukan kolaborasi dalam meningkatkan kompetensi, demi mewujudkan SDM yang unggul dengan soft skill dan berakhlak mulia,” tandas Ibu Paris di akhir sesi materi. (Chk)