• TERKINI
  • UAD BERDAMPAK
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Kepribadian dan Metode Pendidikan Nabi

05/07/2025/in Feature /by Ard

Penyampaian Ceramah pada Kajian Bulanan FKIP Universitas Ahmad Dahlan (UAD) #26 (Foto. FKIP UAD)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan Kajian Bulanan ke-26 bertema “Kepribadian Nabi sebagai Pendidik #2” pada Sabtu, 28 Juni 2025. Kegiatan ini menghadirkan Qaem Aulassyahied, S.Th.I., M.Ag., Sekretaris Divisi Fatwa dan Pengembangan Tuntunan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, sebagai penceramah utama.

Dalam pemaparannya, Qaem Aulassyahied menjelaskan salah satu hadis tentang keutamaan Surah Al-Fatihah. Rasulullah saw. pernah mengajarkan kepada sahabatnya, Ibnul Mualla, bahwa Surah Al-Fatihah adalah surah paling agung dalam Al-Qur’an. Hadis ini menunjukkan metode pendidikan Nabi dalam menumbuhkan rasa ingin tahu (at-tasywiq) serta metode menguji pemahaman murid (al-ikhtibar) agar mereka hadir secara utuh, baik fisik maupun jiwanya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan metode pendidikan Nabi lainnya, seperti at-taujih al-mubasyir (pengarahan langsung) yang diterapkan di pesantren melalui sistem sorogan untuk melatih kedisiplinan dan keberanian santri. Rasulullah juga meneladankan al-ihsan bil-ihsan atau membalas kebaikan dengan kebaikan yang lebih besar untuk menumbuhkan cinta murid kepada guru, serta pentingnya qudratut tahawul atau kepercayaan pada kemampuan murid untuk berubah menjadi lebih baik.

Selain itu, Qaem menjelaskan hadis tentang Abu Dzar yang menanyakan amal utama kepada Nabi. Rasulullah menjawab, “Iman kepada Allah dan berjihad di jalan-Nya,” tetapi ketika Abu Dzar merasa tidak mampu, Nabi menyarankan untuk membantu orang lain atau menjauhi keburukan, yang nilainya juga sedekah. Hal ini mengajarkan mutabadilah atau kepercayaan timbal balik dan kesabaran dalam menghadapi murid dengan kemampuan beragam. (Mawar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Penyampaian-Ceramah-pada-Kajian-Bulanan-FKIP-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-26-Foto.-FKIP-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-07-05 09:55:082025-07-05 09:55:08Kepribadian dan Metode Pendidikan Nabi

Belajar ONMIPA dari Ahlinya

04/07/2025/in Feature /by Ard

Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Ikuti Pembekalan ONMIPA-PT (Foto. Bimawa UAD)

Bagi mahasiswa sains dan matematika, Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Perguruan Tinggi (ONMIPA-PT) merupakan kegiatan perlombaan bergengsi tingkat nasional yang sudah tidak asing lagi. Dalam rangka menyambut kompetisi tersebut, Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BIMAWA) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan pembekalan ONMIPA untuk mempersiapkan kandidat terbaiknya.

Narasumber yang hadir dalam kegiatan ini antara lain: Dr. Puguh Wahyu Prasetyo, S.Si., M.Sc. (Bidang Matematika); Priyagung Dhemi Widiakongko, M.Sc. (Bidang Kimia); Selly Violita Septiningrum (Bidang Biologi); dan Shaldhan Bayu Yuska (Bidang Biologi). Masing-masing pemateri menyampaikan tips dan arahan berdasarkan bidang keahliannya untuk membantu peserta dalam mempersiapkan diri secara lebih optimal menghadapi ONMIPA.

Bidang Biologi

Beberapa tips penting yang diberikan antara lain: memahami materi dasar secara menyeluruh, rutin berlatih soal-soal dari tahun sebelumnya, mampu mengelola waktu belajar secara efisien, menentukan materi prioritas yang sering muncul, memvariasikan metode belajar agar tidak jenuh, serta menumbuhkan motivasi dan semangat belajar secara konsisten. Materi ONMIPA Biologi meliputi biologi sel, biologi molekuler, bioinformatika, bioteknologi, ekologi dan keanekaragaman hayati, fisiologi serta metabolisme hewan dan tumbuhan, biologi perkembangan, reproduksi, dan perilaku.

Bidang Matematika

Untuk ONMIPA Matematika, cakupan materi meliputi: aljabar linear, kombinatorika, struktur aljabar, analisis real, dan analisis kompleks. Narasumber menekankan pentingnya memahami konsep secara mendalam dan memperbanyak latihan soal untuk memperkuat pemahaman.

Bidang Fisika

Belajar fisika tidak cukup hanya dengan menghafal, tetapi perlu strategi dan arah yang jelas. Narasumber memberikan beberapa tips penting, seperti: fokus pada materi inti yang sering keluar; belajar menggunakan buku-buku internasional dan soal tahun-tahun sebelumnya; konsisten dalam latihan soal dan melakukan simulasi ujian secara rutin; mengikuti bimbingan dengan dosen serta berdiskusi dengan teman; dan membangun support system sebagai penyelamat semangat dan sumber insight baru.

Bidang Kimia

Soal ONMIPA Kimia sebelumnya terdiri dari tipe esai terstruktur maupun pilihan ganda berbobot. Materi yang sering diujikan mencakup: kimia anorganik, kimia fisik, kimia organik, dan kimia analitik. Narasumber menekankan pentingnya penguasaan konsep serta latihan intensif untuk menghadapi tipe soal yang menuntut ketelitian tinggi.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi sarana pembekalan akademik, tetapi juga memberikan dorongan semangat bagi para peserta untuk berani berkompetisi dan mengukir prestasi di tingkat nasional. Dengan strategi yang tepat dan motivasi yang kuat, diharapkan mahasiswa dapat memberikan performa terbaik dalam ajang ONMIPA 2025. (Lin)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Mahasiswa-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Ikuti-Pembekalan-ONMIPA-PT-Foto.-Bimawa-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-07-04 12:10:182025-07-04 12:11:29Belajar ONMIPA dari Ahlinya

Kunci Mendapatkan Kebahagiaan Hidup

04/07/2025/in Feature /by Ard

Ustaz Dr. H. Riduwan, M.Ag. selaku Pemateri Kajian Ahad Pagi di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Darmawan)

Setiap manusia tentunya ingin bahagia. Hidup bahagia kerap menjadi tolok ukur keberhasilan, melampaui materi, pangkat, ataupun pencapaian lainnya. Hal inilah yang dibahas dalam pemaparan materi oleh Ustaz Dr. H. Riduwan, M.Ag., selaku Wakil Ketua PWM DIY, pada Kajian Rutin Ahad Pagi di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Minggu, 29 Juni 2025.

Ia menyampaikan bahwa setiap umat manusia pasti menginginkan kehidupan yang bahagia. Dalam konteks demikian, bahagia mempunyai arti perasaan senang yang ada pada diri manusia dan diwujudkan dengan berbagai perilaku atau tindakan positif. “Yang dimaksud bahagia adalah ketika kebutuhan jasmani sekaligus kebutuhan rohani telah terpenuhi,” tuturnya.

Selanjutnya, Ustaz Riduwan menjelaskan mengenai kecenderungan manusia yang bersukacita terhadap kepemilikan harta. Ketika kemauan terpenuhi, maka manusia tersebut merasa lebih bahagia. Namun, kesenangan atas kepemilikan harta hanya sementara karena pada hakikatnya kebahagiaan tidak hanya bergantung pada materi, melainkan pada kesetimbangan hati. “Harta tidak menjamin kebahagiaan hidup, tetapi dengan harta seseorang bisa mencapai kenyamanan hidup untuk menuju kebahagiaan,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia juga memaparkan kepada para jemaah mengenai istilah berkah, yakni ziyadatul khair yang berarti bertambahnya kebaikan. Makna dari istilah tersebut ialah bertambahnya nikmat yang telah diberikan oleh Allah Swt. serta menghadirkan kebaikan dalam kehidupan sehingga umat manusia dapat menerima nikmat yang telah diberikan oleh-Nya. “Semakin banyak pemberian dari Allah Swt., seharusnya perilaku hidup dari seorang individu menjadi lebih baik lagi,” tandasnya.

Salah satu kunci untuk memperoleh kebahagiaan hidup adalah dengan cara memberi atau membantu orang lain. Sebab, membantu orang yang sedang berada dalam kesulitan dapat memunculkan rasa kepedulian sosial dan empati. Dengan demikian, membantu atau memberi kepada orang lain dapat mempererat hubungan antarmanusia dan juga dapat meningkatkan rasa kebahagiaan dalam diri.

Dengan berakhirnya Kajian Ahad Pagi kali ini, diharapkan para jemaah dapat memperoleh pemahaman dan wawasan, khususnya mengenai kunci untuk mendapatkan kebahagiaan dalam hidup serta bagaimana cara penerapannya. (Dar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ustaz-Dr.-H.-Riduwan-M.Ag_.-selaku-Pemateri-Kajian-Ahad-Pagi-di-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Darmawan.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-07-04 12:01:092025-07-04 12:01:09Kunci Mendapatkan Kebahagiaan Hidup

Memperteguh Jati Diri Mahasiswa

03/07/2025/in Feature /by Ard

Stadium General Baitul Arqam Universitas Ahmad Dahlan (Foto. Faiq)

Sabtu, 28 Juni 2025, menjadi momentum penting bagi peserta Baitul Arqam Gelombang 1 Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Dalam studium generale yang berlangsung di Masjid Islamic Center UAD, para mahasiswa diajak menyelami makna kepribadian sejati dalam konteks kemuhammadiyahan bersama pemateri utama, Dr. Mhd Lailan Arqam, S.Pd., M.Pd., yang merupakan dosen Magister Pendidikan Agama Islam sekaligus Direktur Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta.

Dengan mengusung tema “Kepribadian Mahasiswa Muhammadiyah”, acara ini menyoroti pentingnya pembentukan karakter yang kokoh dan relevan di tengah dinamika zaman. Dr. Lailan membuka pemaparannya dengan pernyataan yang menggugah: “Kepribadian itu sesuatu yang akan menyelamatkan Anda dalam segala situasi perubahan zaman.”

Menurutnya, kepribadian adalah unsur yang membentuk kekhasan seseorang. Dalam konteks mahasiswa Muhammadiyah, kepribadian yang kuat berfungsi sebagai jangkar nilai dan prinsip, yang akan menjadi penyelamat dalam menghadapi tantangan modern.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa Perguruan Tinggi Muhammadiyah–‘Aisyiyah (PTMA), termasuk UAD, memiliki tanggung jawab besar dalam menyelenggarakan pendidikan berbasis nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK). Penerapan AIK bukan sekadar formalitas, melainkan landasan ideologis, filosofis, dan praktis yang menopang keberlangsungan dan kesinambungan gerakan dakwah Muhammadiyah.

Kepribadian yang Berdimensi Dakwah dan Tajdid

Dr. Lailan menguraikan konsep Kepribadian Muhammadiyah sebagai fondasi ideologis gerakan. Muhammadiyah dipahami sebagai Gerakan Islam yang menyerukan amar ma’ruf nahi munkar, yang ditujukan kepada individu maupun masyarakat demi terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Ciri khas kepribadian tersebut tercermin dalam berbagai nilai, antara lain:

  • Berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.
  • Mengamalkan ukhuwah islamiyah dan memperluas jalinan pertemanan.
  • Teguh dalam memegang ajaran Islam dan terbuka dalam pandangan.
  • Peduli terhadap hukum, falsafah negara, dan kehidupan kemasyarakatan.
  • Menjadi teladan dalam berbagai aspek kehidupan.
  • Bersikap adil dan korektif, baik secara internal maupun eksternal.

Kepribadian Mahasiswa Muhammadiyah: Pilar Perubahan

Dengan landasan itu, kepribadian mahasiswa Muhammadiyah dimaknai sebagai manifestasi nilai-nilai luhur dalam sikap dan tindakan. Mahasiswa diharapkan menjadi pribadi yang memiliki daya juang tinggi dalam membangun perdamaian, memperkuat ukhuwah, dan menjadi contoh teladan yang menjunjung tinggi nilai keadilan serta ketaatan terhadap ajaran Islam dan hukum.

Untuk membentuk pribadi tersebut, menurut Dr. Lailan, diperlukan serangkaian aktivitas pembinaan yang berkesinambungan, baik melalui mata kuliah AIK, pelatihan kader seperti Baitul Arqam, maupun keterlibatan aktif dalam organisasi otonom Muhammadiyah.

Acara studium generale ini menjadi bagian dari proses pembentukan karakter mahasiswa UAD, bukan hanya sebagai insan akademik, tetapi juga sebagai kader Persyarikatan yang siap menebar nilai dan manfaat di tengah umat. (Faiq)

uad.ac.id

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Stadium-General-Baitul-Arqam-Universitas-Ahmad-Dahlan-Foto.-Faiq.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-07-03 10:48:472025-07-03 10:48:47Memperteguh Jati Diri Mahasiswa

Strategi Advokasi dalam Melahirkan Solusi atas Permasalahan Hukum di Masyarakat

03/07/2025/in Feature /by Ard

Kuliah Dosen Tamu Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Salsya)

Dunia advokasi menjadi esensial karena menyangkut solusi atas hadirnya sebuah permasalahan hukum di masyarakat. Namun, tidak semua solusi dapat diterima. Untuk itu, diperlukan sebuah strategi yang tepat agar mampu melahirkan solusi yang efektif.

Nur Ismanto, S.H., M.Si., selaku Ketua Dewan Kehormatan Daerah Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) Yogyakarta, hadir sebagai pemantik dalam acara Kuliah Dosen Tamu yang diadakan pada Sabtu, 28 Juni 2025, di Auditorium Kampus I UAD untuk membahas strategi advokasi dalam melahirkan solusi atas permasalahan hukum di masyarakat.

“Advokasi memiliki tujuan untuk memberdayakan masyarakat melalui pembelaan di pengadilan dan di luar pengadilan, memberdayakan masyarakat dalam bidang hukum terkait suatu kebijakan yang berhubungan dengan konsep keadilan sosial, dan membantu mengatasi permasalahan hukum yang ada. Oleh karena itu, advokasi harus menghasilkan rekomendasi atau solusi yang memadai,” ujar Ismanto.

Advokasi tanpa solusi bukan menjadi bentuk bantuan hukum yang efektif. Dukungan, pembelaan, maupun edukasi, baik secara litigasi maupun nonlitigasi, yang dilakukan tanpa menghasilkan solusi justru memperlihatkan proses advokasi yang tidak berjalan dengan kondusif. Masyarakat membutuhkan bantuan secara nyata, bukan hanya teori semata.

Untuk mewujudkan rekomendasi atau solusi yang tepat, diperlukan sebuah proses yang konkret, di antaranya: mengidentifikasi permasalahan hukum di masyarakat, mencari tahu faktor penyebab permasalahan tersebut, lalu menganalisis permasalahan dengan baik agar mampu menciptakan rekomendasi atau solusi yang efektif.

“Kemudian, untuk mencapai tujuan advokasi dengan tepat, diperlukan sebuah strategi dalam pengadvokasian permasalahan kasus yang ada. Strategi tersebut di antaranya: memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) atau pelaku advokasi yang tangguh disertai dengan kapasitas profesionalitas yang tinggi, kemudian sensitif (peka) terhadap permasalahan sosial dalam perspektif non-individual,” ungkap Ismanto.

“Strategi lainnya yaitu memiliki jejaring yang kuat dengan para aktor perubahan sosial, perguruan tinggi, media, tokoh masyarakat, seniman, dan politisi profetik. Terakhir, informasi serta dokumentasi yang disampaikan kepada masyarakat atas permasalahan hukum yang ada pun harus akurat dan komprehensif. Dengan melaksanakan strategi tersebut, akan melahirkan rekomendasi atau solusi yang konkret,” tambahnya.

Untuk itu, dengan disampaikannya materi ini, diharapkan para mahasiswa hukum mampu berpikir lebih kritis terhadap proses advokasi yang tepat sehingga dapat membantu masyarakat dalam memberikan solusi atas permasalahan hukum yang terjadi di masyarakat. (Salsya)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kuliah-Dosen-Tamu-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Salsya.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-07-03 10:24:532025-07-03 10:24:53Strategi Advokasi dalam Melahirkan Solusi atas Permasalahan Hukum di Masyarakat

Fenomena Anomali Brain Rot: Bijak Konsumsi Konten Digital

03/07/2025/in Feature /by Ard

BIMAWA Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dalam Seminar Ancaman Digital bagi Kesehatan (Foto. BIMAWA)

Istilah Brain Rot menjadi populer, terutama di kalangan anak muda, seiring maraknya video pendek dan konten anomali berbasis kecerdasan buatan. Fenomena Brain Rot menjadi sorotan utama dalam diskusi yang digelar Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BIMAWA) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Sabtu, 31 Mei 2025. Acara ini membahas dampak konsumsi konten digital terhadap kesehatan mental mahasiswa dan pelajar, dengan menghadirkan beberapa pembicara, yaitu: Novia Laraswati, S.Psi. (S-2 Psikologi UAD); Anty Kunanti, S.Pd. (PPG Universitas Pendidikan Indonesia); Nurul Annisa Batubara, S.Psi. (Konselor Sebaya Mahasiswa UAD); dan Wulan Maulundhinta Naillumunna (Mahasiswa Bimbingan dan Konseling UAD).

Dalam paparannya, Anty menjelaskan bahwa Brain Rot adalah kondisi overstimulasi otak yang menyebabkan penurunan fungsi mental dan intelektual seseorang. Hal ini utamanya disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi konten instan, repetitif, dan pasif secara berlebihan, seperti endless scrolling di TikTok dan Reels, hingga kebiasaan binge-watching.

Wulan turut menambahkan bahwa ada beberapa faktor utama pemicu Brain Rot pada generasi muda. Di antaranya adalah penggunaan gadget secara berlebihan tanpa tujuan yang jelas, ketergantungan pada konten cepat dan visual, gangguan konsentrasi akibat multitasking, tekanan sosial digital seperti Fear of Missing Out (FOMO), efek dari filter bubble dan echo chamber, serta tidak adanya batasan antara waktu belajar dan hiburan.

Sementara itu, Nurul menyoroti peran besar media sosial dalam memperburuk kondisi ini. Menurutnya, platform-platform digital dirancang untuk memicu pelepasan dopamin, pemicu rasa senang di otak, yang membuat penggunanya sulit berhenti mengakses konten.

Para pembicara sepakat bahwa penting bagi mahasiswa dan pelajar untuk mulai membatasi konsumsi konten instan serta menjaga keseimbangan antara hiburan dan tanggung jawab belajar demi menjaga kesehatan mental di tengah gempuran era digital. (Lin)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/BIMAWA-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dalam-Seminar-Ancaman-Digital-bagi-Kesehatan-Foto.-BIMAWA.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-07-03 10:19:122025-07-03 10:19:12Fenomena Anomali Brain Rot: Bijak Konsumsi Konten Digital

Pentingnya Persatuan Umat dengan Kalender Hijriah Global Tunggal

02/07/2025/in Feature /by Ard

Ustaz Yusuf Hanafiah, S.Pd.I., M.Pd. dalam Khutbah Jumat Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Itoshiko)

Ustaz Yusuf Hanafiah, S.Pd.I., M.Pd., dalam khotbahnya di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Jumat, 27 Juni 2025, menekankan pentingnya penguatan persatuan umat Islam, terutama menjelang momentum Tahun Baru Hijriah 1447 H.

Dalam khotbahnya, Ustaz Yusuf mengajak seluruh jemaah untuk menjadikan tahun baru sebagai momen muhasabah diri dan memperbarui semangat ketakwaan kepada Allah Swt. Ia menegaskan bahwa takwa adalah bekal terbaik dalam menjalani kehidupan, sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah Swt. pada QS. Al-Baqarah ayat 197: “Berbekallah dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.”

Lebih lanjut, beliau menyampaikan urgensi persatuan umat Islam seperti yang termaktub dalam QS. Ali Imran ayat 103. Ayat tersebut, jelasnya, mengingatkan umat untuk senantiasa berpegang teguh pada tali (agama) Allah dan menjauhi perpecahan. Ia mencontohkan bagaimana kaum Aus dan Khazraj yang semula berkonflik akhirnya dipersatukan oleh risalah dakwah Rasulullah saw.

Khotbah kemudian menyoroti gagasan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) yang diinisiasi oleh Muhammadiyah sebagai solusi konkret untuk menyatukan umat Islam secara global.

“Kita tidak bisa lagi hidup dengan sistem kalender lokal yang berbeda-beda. Ini adalah era global dan Islam sebagai rahmat bagi semesta alam harus menyatu dalam penentuan waktu dan momen-momen penting,” tegasnya.

Menurutnya, KHGT merupakan kebutuhan mendesak yang berbasis pada metode hisab hakiki wujudul hilal dan bersifat unifikatif. Artinya, seluruh umat Islam di dunia dapat memulai bulan baru pada hari yang sama. Dengan demikian, perbedaan dalam penentuan awal Ramadan, Idulfitri, dan Iduladha dapat diakhiri.

Beliau menutup khotbah dengan ajakan kepada seluruh jemaah untuk mendukung implementasi KHGT demi terwujudnya persatuan dan kemajuan peradaban Islam global. Ia menegaskan bahwa kesamaan kalender akan menjadi salah satu indikator kekuatan umat.

“Dengan bersatu dalam waktu, kita sedang membangun jembatan peradaban Islam yang kokoh,” pungkasnya, seraya menutup khotbah dengan doa untuk keselamatan umat dan kemuliaan Islam di seluruh penjuru dunia. (Ito)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ustaz-Yusuf-Hanafiah-S.Pd_.I.-M.Pd_.-dalam-Khutbah-Jumat-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Itoshiko.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-07-02 10:33:472025-07-02 10:33:47Pentingnya Persatuan Umat dengan Kalender Hijriah Global Tunggal

Ijazah Saja Tak Cukup, Begini Strategi Lulusan Baru Hadapi Dunia Kerja

01/07/2025/in Feature /by Ard

M. Irwan Setyawan, S.E., M.Sc. selaku Narasumber dalam Seminar Competency Day Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Humas UAD)

Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) bersama Kantor Kerja Sama dan Urusan Internasional (KKUI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) telah menyelenggarakan Seminar Competency Day dengan tema “Menjadi Profesional Berstandar Global: Lulusan Bersertifikasi Internasional”. Seminar yang diselenggarakan pada Kamis, 26 Juni 2025, tersebut bertempat di Amphitarium Kampus IV UAD.

Salah satu narasumber utama, M. Irwan Setyawan, S.E., M.Sc., yang merupakan Chief Business Officer Muhammadiyah Software Labs (LabMu), menyampaikan bahwa ijazah saja tidak lagi cukup sebagai modal memasuki dunia kerja, terlebih di era yang semakin kompetitif dan dipengaruhi oleh perkembangan pesat teknologi, khususnya Artificial Intelligence (AI).

Irwan menekankan pentingnya bagi lulusan baru untuk membekali diri dengan sertifikasi profesi, baik yang bertaraf nasional maupun internasional. “Lupakan cerita zaman dulu ketika ijazah menjadi jaminan pekerjaan. Hari ini, tantangannya berbeda. Sertifikasi, portofolio, dan soft skills menjadi pembeda utama,” ujar Irwan.

Irwan, yang memiliki pengalaman di Badan Usaha Milik Negara (BUMN), startup, hingga lembaga internasional, mengingatkan bahwa lulusan saat ini tidak hanya bersaing dengan rekan seangkatannya, tetapi juga dengan para profesional berpengalaman. Ia memaparkan data yang menunjukkan lebih dari 800 ribu lulusan sarjana di Indonesia menganggur setiap tahunnya.

“Jumlah ini setara dengan dua kali lipat populasi penduduk Kota Yogyakarta. Ini bukan sekadar angka, ini adalah realitas yang harus dihadapi,” tambahnya.

Oleh karena itu, ia mendorong mahasiswa untuk proaktif dalam berbagai kegiatan pengembangan diri, seperti mengikuti program sertifikasi, membangun portofolio yang solid, dan terus meningkatkan kompetensi digital.

“Belajarlah yang rajin dan raih gelar maka kesuksesan akan mengikuti. Namun, jangan hanya mengandalkan ijazah. Siapkan diri untuk bersaing di panggung yang lebih luas,” pungkasnya. (Septia)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/M.-Irwan-Setyawan-S.E.-M.Sc_.-selaku-Narasumber-dalam-Seminar-Competency-Day-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-07-01 10:55:562025-07-01 10:55:56Ijazah Saja Tak Cukup, Begini Strategi Lulusan Baru Hadapi Dunia Kerja

Menyemai Sila Pertama, Menuai Takwa

30/06/2025/in Feature /by Ard

Khutbah Jumat Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. IC UAD)

Sebagai warga negara yang baik, sebagian besar dari kita mungkin berpikir bahwa menjalankan dasar negara, yaitu Pancasila, adalah hal yang benar. Tentu saja, menaati dasar negara merupakan bagian dari tanggung jawab moral dan spiritual kita. Sila pertama dalam Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, tidak hanya menjadi fondasi hukum dan kenegaraan, tetapi juga menjadi pijakan spiritual utama bangsa Indonesia.

Melalui khotbah Jumat pada Jumat, 6 Juni 2025, di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Ustaz Diyan Faturrahman, S.Ag., M.Pd., mengingatkan bahwa ketika sila pertama ditegakkan dengan sungguh-sungguh, maka sila-sila lainnya akan mengikuti dan membentuk masyarakat yang adil, beradab, dan bersatu.

“Ketuhanan Yang Maha Esa adalah akar dari semua nilai kebangsaan. Jika kita menguatkan akar ini, maka bangsa kita akan tumbuh kokoh dan berbuah kebaikan,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa pengakuan terhadap kekuasaan Allah Swt. adalah inti dari tauhid yang murni, yang tidak hanya sebatas ucapan, tetapi harus terwujud nyata dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam ibadah maupun dalam sikap sosial.

Takwa adalah sebaik-baik bekal dalam menapaki kehidupan dunia. Sebuah bentuk penghambaan dan ketaatan total yang menjadikan manusia lebih bijak dalam bertindak dan lebih lurus dalam bersikap.

Menjelang akhir khotbahnya, ia menyampaikan bahwa tidak perlu risau terhadap penilaian manusia. “Orang yang mencintaimu tidak butuh penjelasan dan orang yang membencimu tidak akan percaya penjelasan apa pun. Maka, kita perlu memperbaiki hubungan dengan Allah karena itulah yang utama bagi kita.” (Lin)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Khutbah-Jumat-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto.-IC-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-06-30 11:03:532025-06-30 11:03:53Menyemai Sila Pertama, Menuai Takwa

Krisis Identitas di Kalangan Mahasiswa, Kamu Salah Satunya?

30/06/2025/in Feature /by Ard

Novia Laras Wati, S.Psi. Mahasiswa S2 Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dalam Seminar Bertajuk Swipe, Repeat (Dok. BIMAWA UAD)

Pernahkah kamu merasa bingung dalam menentukan siapa diri kita, termasuk nilai-nilai yang dianut, peran sosial, hingga tujuan hidup yang ingin dicapai? Atau, jangan-jangan kamu adalah salah satu orang yang mengalami krisis identitas?

Menurut berbagai pakar psikologi, masa transisi dari sekolah ke perguruan tinggi menjadi salah satu fase paling rentan dalam memicu krisis identitas. Mahasiswa dihadapkan pada tekanan dalam memilih jurusan kuliah yang sesuai dengan karier masa depan serta harus beradaptasi dengan lingkungan sosial yang lebih kompleks.

Novia Laras Wati, S.Psi., mahasiswi S-2 Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD), dalam seminar bertajuk “Swipe, Repeat: Membedah Dampak Brain Rot terhadap Konsentrasi dan Kesehatan Mental Mahasiswa” yang diadakan oleh Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BIMAWA) UAD pada Sabtu, 31 Mei 2025, menyebutkan bahwa dominasi media sosial juga turut memperparah situasi.

“Fenomena flexing atau pamer gaya hidup yang marak di berbagai platform digital, ditambah penggunaan media sosial yang berlebihan, sering kali membuat mahasiswa kehilangan kesadaran terhadap jati diri mereka yang sebenarnya. Mereka menjadi lebih mudah mengalami disosiasi (merasa terpisah dari diri sendiri atau realitas), kehilangan fokus, hingga sulit merasakan kontrol atas kehidupan pribadi,” tambahnya.

Ia turut menambahkan bahwa dalam mengatasi persoalan ini, para ahli merekomendasikan sejumlah langkah pencegahan. Pertama, penting bagi mahasiswa untuk meningkatkan kesadaran diri, termasuk mengenali tanda-tanda disosiasi seperti merasa kosong, melupakan hal-hal yang baru saja dipelajari, atau merasa seperti tidak hadir dalam realitas.

Beberapa bentuk intervensi yang dapat dilakukan di antaranya:

  1. Psikoedukasi, untuk mengenalkan mahasiswa pada gejala krisis identitas.
  2. Konseling atau psikoterapi, terutama yang berbasis trauma dan naratif identitas.
  3. Mindfulness dan refleksi diri, untuk memperkuat kesadaran dan kendali diri.
  4. Digital hygiene, yaitu mengurangi paparan konten digital yang tidak sehat.
  5. Peer support, yakni kelompok sebaya yang memberikan dukungan emosional dan rasa keterhubungan.

Dengan pendekatan yang kolaboratif antara mahasiswa, lembaga pendidikan, dan praktisi kesehatan mental, krisis identitas di kalangan mahasiswa diharapkan bisa dicegah dan ditangani secara lebih menyeluruh. Identitas yang sehat menjadi fondasi penting bagi generasi muda dalam menjalani peran sosial, baik saat berkuliah maupun setelah lulus. (Lin)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Novia-Laras-Wati-S.Psi_.-Mahasiswa-S2-Psikologi-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dalam-Seminar-Bertajuk-Swipe-Repeat-Dok.-BIMAWA-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-06-30 10:35:272025-06-30 10:35:27Krisis Identitas di Kalangan Mahasiswa, Kamu Salah Satunya?
Page 4 of 70«‹23456›»

TERKINI

  • Cegah DBD, Mahasiswa KKN UAD dan PKK Dusun Gumulan Buat Spray Antinyamuk06/09/2025
  • FKM UAD Gelar Edukasi MPASI di Gunungkidul untuk Cegah Stunting06/09/2025
  • KKN UAD dan Warga Butuh Kidul Gelar Jalan Sehat06/09/2025
  • Tingkatkan Keselamatan Warga, Mahasiswa UAD Pasang Delineator Jalan di Dusun Pakel Kopek, Gunungkidul05/09/2025
  • Mahasiswa KKN UAD Dorong Pola Hidup Sehat Warga Ngelo I dengan Olahan Manis Alami05/09/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa UAD Raih Juara Harapan III Kompetisi Artikel Ilmiah Tingkat Nasional 202528/08/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara Harapan I di National Economic Business Competition 202527/08/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Penghargaan Karya Jurnalistik Terbaik Pers Mahasiswa 2025 dari AJI Indonesia25/08/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara II Lomba Pengabdian Masyarakat Tingkat Nasional pada ASLAMA PTMA 202519/08/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara II di Ajang AILEC 202519/08/2025

FEATURE

  • Konseling Harapan bagi Keluarga dan Remaja05/09/2025
  • Potensi Minyak Atsiri Bunga Cengkeh untuk Obat Antiinflamasi04/09/2025
  • Psikologi Komunitas Kelompok Rentan03/09/2025
  • Konsep Strategi Ilmiah dalam Pengelolaan Sampah DIY03/09/2025
  • Dinamika Implementasi Pembelajaran Mendalam di Indonesia02/09/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top