• TERKINI
  • UAD BERDAMPAK
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Salah Pilih Jurusan, Luo Haiyan Raih Program Joint Degree ke UAD

25/04/2019/in Feature /by NewsUAD

 

Program joint degree merupakan penyelenggaraan kegiatan antarperguruan tinggi baik dalam negeri maupun melalui kerja sama antara perguruan tinggi di dalam negeri dengan perguruan tinggi di luar negeri. Hal tersebut dilaksanakan untuk suatu program studi secara bersama serta saling mengakui lulusannya. Di sisi lain, program ini merupakan salah satu strategi untuk memperbaiki mutu pendidikan perguruan tinggi di Indonesia.

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) memiliki program joint degree (2+2) bekerja sama dengan beberapa universitas luar negeri seperti Guangxi University for Nationalities (GXUN) Tiongkok, University of Nueva Caceres (UNC) Filipina, Sun Moon University (SMU) Korea Selatan, dan Kyung Dong University Korea Selatan. Dalam program tersebut, mahasiswa dapat melakukan studi di universitas asal selama dua tahun ditambah studi di universitas mitra dua tahun. Sehingga, mahasiswa program joint degree ini nantinya akan memperoleh dua gelar dan dua ijazah sekaligus, dari universitas asal dan universitas mitra.

Nah, berawal dari salah jurusan, Luo Haiyan mengawali perjalanannya belajar di perguruan tinggi.

“Pertama saya ingin kuliah dengan jurusan bahasa Inggris. Namun, ternyata saya salah pilihan, yakni memilih bahasa Indonesia. Kemudian dosen saya di Guangxi University for Nationalities (GXUN) Tiongkok, memberi nasihat jika belajar keras pasti bisa,” ungkapnya ketika diwawancarai penulis di kampus 1 UAD, Senin, 18 Februari 2019.

Mahasiswa asal Tiongkok ini sebelum menjadi mahasiswa UAD dengan program studi Sastra Indonesia, mula-mula mengalami kesulitan berbahasa Indonesia. Selama kurang lebih dua tahun ia bekerja keras belajar bahasa Indonesia. Caranya dengan belajar di perpustakaan, menonton film, dan mendengarkan lagu Indonesia. Hal tersebut Luo lakukan berulang setiap harinya.

Berkat kerja kerasnya, perempuan dua bersaudara ini lolos mendaftar program joint degree yang sudah ditunggu selama empat bulan. Ia menyampaikan sedikit tips bahwa seseorang yang bersungguh-sungguh melakukan sesuatu pasti akan mendapatkan apa yang diinginkan.

Menjadi mahasiswa tentu godaan malas akan meracuni. Tetapi kembali kepada diri kita sendiri harus bisa membagi waktu kapan saatnya main, kapan harus belajar, dan mengunjungi perpustakaan. Di dalam perpustakaan tentu banyak sekali buku yang dapat dibaca untuk menambah ilmu kita semua.

Dalam program joint degree UAD, ada dua subprogram yakni inbound yaitu subprogram apabila mahasiswa luar negeri melakukan studi di UAD dan outbound yakni subprogram apabila mahasiswa UAD melakukan studi di luar negeri. Program studi yang memiliki program joint degree di antaranya Ekonomi Pembangunan (S1), Manajemen (S1), Akuntansi (S1), Pendidikan Fisika (S1), Sastra Indonesia (S1), Teknik Informatika (S1).

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/7.-Luo-Haiyan-atau-nama-Indonesianya-akrab-dipanggil-Kenari.jpg 682 1024 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-04-25 14:36:582019-05-01 06:04:40Salah Pilih Jurusan, Luo Haiyan Raih Program Joint Degree ke UAD

Juri Debat Cantik dari UAD

25/04/2019/in Feature /by NewsUAD

Pemilik nama asli Nila Wati, mahasiswi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) angkatan 2016, berkesempatan bersilaturahmi ke Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) APMD. Di sana, ia juga ditunjuk untuk menjadi juri acara debat bahasa Indonesia.

Acara tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati hari lahir Himpunan Mahasiswa Jurusan Sistem Pemerintahan STPMD APMD yang ke-63. Peserta berasal dari universitas swasta dan negeri se-DIY. Tema yang diangkat adalah tentang pemilu dan birokrasi karena saat ini tema tersebut sedang hangat-hangatnya.

Awalnya, teman Nila yang berasal dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menghubungi melalui akun Instagram. Ia memberi informasi bahwa sedang ada lomba debat di STPMD APMD dan meminta Nila untuk ikut. Tak disangka, Nila yang awalnya ingin menjadi peserta, justru dijadikan juri.

“Saya speechless saat teman saya meminta agar ikut lomba di STPMD APMD. Kebetulan saya tidak ada teman untuk berpartisipasi, karena syarat debat tersebut adalah tiga orang dalam satu regu. Kamis malam ada yang menghubungi saya untuk menjadi juri debat, tentu saja saya terkejut,” jelas Nila.

Mahasiswi yang sempat mengajar di Thailand ini menambahkan, “Juri debat diambil dari tokoh publik, di antaranya kepala Komisi Pemilihan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta, mantan Wakil Bupati Mentawai, dan debater sekaligus mahasiswa berprestasi dari UMY. Kebetulan, saya menjadi juri perempuan satu-satunya. Sebuah amanah istimewa yang diberikan oleh pihak STPMD APMD memilih saya menjadi juri.”

Pelaksanaan debat cukup lama yaitu dimulai pukul delapan pagi sampai pukul enam sore. Jumlah keseluruhan ada enam belas tim, dengan masing-masing anggota tiga orang. Peserta melalui babak penyisihan, semifinal, perebutan juara tiga, dan final.

Nila menjelaskan, pengalamannya menjadi juri sangat berharga. Selain tidak boleh subjektif, juri juga harus menguasai tema yang sedang diperdebatkan. (Dew)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Juri-Debat-Cantik-dari-UAD.jpg 768 1024 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-04-25 09:37:032019-05-03 18:40:57Juri Debat Cantik dari UAD

Sikapi Culture Shock dengan Bijak

24/04/2019/in Feature /by NewsUAD

Perguruan tinggi di dunia yang membuka program internasional, memungkinkan mahasiswa untuk belajar dan menemukan perbedaan budaya antarnegara. Budaya merupakan cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh suatu kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Biasanya perbedaan budaya antarnegara tersebut dipengaruhi oleh faktor agama, ideologi, lingkungan, dan kebiasaan masyarakat di suatu negara tertentu.

Omar Abdul-Raoof Taha Ghaleb Al-Maktary merupakan mahasiswa darmasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tengah menyikapi culture shock dengan bijak. Dalam ilmu sosiologi, culture shock atau keguncangan budaya merupakan ketidaksesuaian unsur-unsur yang saling berbeda sehingga menghasilkan suatu pola yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sebenarnya apabila dilihat dalam dua sisi, hal tersebut memiliki dampak negatif dan positif. Tinggal seperti apa kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap budaya di negara yang baru dikunjungi.

Omar, begitu sapaan akrabnya, menjelaskan beberapa perbedaan budaya yang berada di negara Yaman—yakni negara asalnya, dan Indonesia—negara yang ia tinggali belakangan ini, saat diwawancarai penulis di kampus 1 UAD, Senin, 18 Februari 2019. Ia menjelaskan perbedaan sikap dari masing-masing individu, makanan, maupun cara berpakaian.

“Kalau di Indonesia orangnya sedikit-sedikit senyum, bertemu tidak kenal saja senyum. Ya, ramah seperti itulah. Berbeda dengan di Yaman, semua orang individualis. Ketemu, ya biasa saja,” begitu ungkapnya.

Cara berpakaian antara dua negara tersebut juga berbeda. Sarung misalnya, telah menjadi pakaian yang melekat kuat di masyarakat Yaman. Bahkan sarung menjadi bagian seragam dinas kepemerintahan. Berbeda dengan masyarakat Indonesia. Sarung biasa digunakan hanya untuk melakukan kegiatan peribadatan. Contohnya seperti untuk shalat, pergi tahlilan ke tempat tetangga, dan memperingati Idulfitri maupun Iduladha.

“Di Yaman, semua perempuan menggunakan pakaian tertutup,” imbuh Omar.

Anak keenam dari pasangan Abdul-Raoof Taha dan Huda Yasin ini juga menjelaskan mengenai makanan sehari-hari. Ia mengatakan bahwa selama di Indonesia, ia belum bisa makan hanya nasi saja, tetapi harus ada temannya. Menurutnya nasi di Indonesia lebih manis. Berbeda dengan Yaman, nasi dominan campur dengan rempah-rempah. Untuk makan pagi dan malam masyarakat Yaman hanya menggunakan roti. Nasi hanya untuk makan siang.

Hal tersebut tidak menutup kemungkinan menyebabkan terjadinya fenomena culture shock pada seseorang. Bagi masyarakat yang belum siap menerima perubahan-perubahan yang terjadi maka akan timbul guncangan (shock) dalam kehidupan sosial dan budayanya, yang mengakibatkan seorang individu menjadi tertinggal atau frustrasi.

Oleh karena itu sebagai mahasiswa yang hidup di zaman yang serbamodern, setidaknya ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dapat disikapi dengan bijak. Fasilitas akses internet yang bisa dilakukan kapan saja bisa digunakan untuk membaca, mengenali, dan lebih memahami lingkungan baru yang akan kita kunjungi. Omar menjadi contoh bahwa ia yang telah hidup lama di Yaman, mampu menyesuaikan diri denga bijak ketika berada di Indonesia. (nda)

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Sikapi-Culture-Shock-dengan-Bijak.jpg 682 1024 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-04-24 10:09:282019-04-28 21:22:59Sikapi Culture Shock dengan Bijak

Kartini Milenial

23/04/2019/in Feature /by NewsUAD

Perayaan hari Kartini yang jatuh setiap 21 April identik dengan mengenakan pakaian kebaya. Hari tersebut diperingati sebagai bentuk penghormatan kepada Raden Ajeng Kartini atau biasa disebut dengan R.A Kartini. Kartini dikenal sebagai pahlawan emansipasi wanita Indonesia. Berdasarkan pikiran dan perjuangannya bahwa perempuan memerlukan kebebasan dan persamaan hak yang sama dengan laki-laki, maka perempuan saat ini dapat menikmati pendidikan sesuai keinginan dan memiliki kesempatan untuk menggapai mimpi maupun cita-cita mereka.

Melihat sosok Kartini pada era milenial, tentu mengalami banyak tantangan. Salah satunya adalah kesadaran perempuan untuk menjadi apa dan siapa hari ini begitu pun dengan esok lusa. Antara menjadi ibu rumah tangga saja, perempuan karier, atau perempuan yang bisa melakukan dua-duanya. Semuanya merupakan pekerjaan yang sama-sama mulia.

dr. Nurul Qomariyah, M.Med., Ed., selaku dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) dan Fakultas Kedokteran (FK) mengatakan, “Saya melihat perempuan saat ini disektor apa pun ada, jadi yang membedakan perempuan dan laki-laki hanya terletak di urusan reproduksi. Perempuan bisa hamil sedangkan laki-laki tidak. perempuan bisa menyusui, laki-laki tidak. Untuk masalah keilmuan dan keterampilan, saya kira sama.”

Ia juga menambahkan untuk menjadi sosok Kartini milenial, perempuan bisa menjadi apa saja yang diinginkan, atau bisa dikatakan menjadi apa pun terserah. Akan tetapi ketika perempuan sudah memiliki amanah, sudah menikah, dan hamil, itu harus bisa serius. Serius dalam arti menjadi istri dan ibu yang memberikan penuh hak anaknya. Misalnya merencanakan ingin punya anak berapa, menyiapkan masa depan anaknya termasuk memberikan ASI eksklusif enam bulan sampai dua tahun, kemudian membuat ikatan dengan anaknya, sehingga hak anak itu terpenuhi.

Menurut dosen yang ditemui di kampus III Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Senin (15-04-2019) itu, Kartini milenial harus paham dengan dirinya sendiri. Besok apakah dirinya mampu menjadi perempuan karier dan menjadi istri bagi suaminya sekaligus ibu dari anak-anaknya. Kalau merasa kurang mampu melakukan kedua hal tersebut alangkah lebih baiknya memilih salah satu.

“Termasuk saya. Saya adalah orang yang tidak bisa melakukan pekerjaan kedua hal tersebut secara bersamaan. Ibaratkan saja jika saya dikasih usia hidup tujuh puluh tahun, punya anak kecil paling tidak hanya lima tahun dari kehidupan saya yang tujuh puluh tahun itu. Jadi, saya tidak merasa rugi jika yang lima tahun itu untuk anak saya dan memilih berhenti bekerja,” imbuh Nurul.

Manusia itu memiliki siklus hidup, mengurus anak itu tidak selalu harus ditunggui terus. Ada waktunya si ibu harus di situ, ada waktunya anak-anak ini mulai mengambil keputusan sendiri, main sendiri. Pada saat itu, perempuan di rumah selain mengurus anak tentu banyak hal yang bisa dilakukan. Misalnya bergabung di yayasan sosial atau kerja online. Jadi, waktu luang itu bisa digunakan untuk memikirkan orang lain yang masih membutuhkan. Tidak hanya kumpul-kumpul saja, duduk di depan sekolahan, itu sayang banget lebih baik mengisi waktu dengan hal positif. (nda)

Apa pun profesinya, Kartini milenial itu harus ingat kodratnya sebagai perempuan berdaya, dan bermanfaat bagi sesama! Selamat hari Kartini. (quotes)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/FEATURE_Kartini-Milenials_2042019_uad.jpg 682 1024 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-04-23 17:02:012019-05-01 08:02:24Kartini Milenial

B&G: Dari Tongkat Jadi Kacamata  Sebuah Inovasi untuk Tunanetra

22/04/2019/in Feature /by NewsUAD

 

Ketika duduk di tengah keramaian, Husna dan kawan-kawannya (dkk.) melihat seorang bapak memakai kacamata dengan penglihatan yang telah berpindah ke tongkatnya. Ia meraba-raba apa pun di sekitarnya, memastikan tak ada yang menghalangi agar sampai ke tempat tujuan dengan selamat. Saat itu pula, Husna dkk. tergerak membantu para tunanetra agar lebih mudah berpindah dari satu tempat ke tempat lain tanpa menggunakan tongkat, tetapi tetap aman. Mereka kemudian menciptakan alat bantu yang disebut B&G (Bracelet and Glasses for Blind People).

B&G adalah suatu sistem yang digunakan membantu penyandang tunanetra dalam bergerak dari satu tempat ke tempat lain melalui navigasi yang disediakan. B&G memiliki dua perancangan alat yaitu smart bracelet (gelang pintar) dan smart glasses (kacamata pintar) yang saling berkaitan satu sama lain. Kacamata berfungsi untuk mengetahui kondisi sekitar dengan kombinasi sensor, dan gelang akan memudahkan pengguna dalam bernavigasi untuk berpindah melalui petunjuk yang berupa suara.

Perancangan pada smart bracelet akan diletakkan pada lengan agar memudahkan mobilitas penyandang tunanetra dalam kegiatan sehari-hari. Pada smartband terdapat GPS yang berfungsi untuk merekam data posisi pengguna lalu dari data tersebut akan didapat posisi koordinat dan dikirim ke jaringan operator serta diterima oleh modem GSM/GPRS yang tersedia di smartphone. Penerima tinggal salin-tempel pesan ke aplikasi Google map. Kemudian, perancangan dari kacamata dibuat simpel dan tidak banyak kabel yang terhubung agar penyandang tunanetra dapat merasakan kenyamanan saat menggunakannya.

B&G mempunyai sensor ultrasonik yang mampu memberikan informasi lingkungan sekitar sampai dengan jarak 40 meter di depannya, dan jarak detail sekitarnya mencapai 4 meter. Selain dapat mengeluarkan suara peringatan, B&G juga dilengkapi dengan headset yang dapat mengeluarkan suara petunjuk arah yang berfungsi menuntun tunanetra ke tempat tujuan yang diinginkan. Alat ini berbasis pada IoT (Internet of Thing) sehingga praktis dan efisien.

Latar belakang penciptaan B&G secara luas berdasarkan pada data WHO (World Health Organization) tahun 2012 yang menunjukkan bahwa terdapat 39 juta jiwa penyandang tunanetra di dunia. Sedangkan berdasarkan data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) tahun 2012 menginformasikan bahwa sebanyak 1.776.912 jiwa Indonesia merupakan penyandang tunanetra.

Penelitian inovasi ini menurut Yeni, mahasiswi Teknik Elektro, dan Husna dari Teknik Kimia merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya. Mereka mengembangkan dari yang sebelumnya berupa tongkat kemudian menjadi kacamata. Tujuannya agar lebih praktis dan dapat memberi kesan menyetarakan antara yang tunanetra dengan orang normal. Dari pengembangan tersebut, B&G mendapat persetujuan dari pihak Universitas Ahmad Dahlan (UAD) untuk dikompetisikan di Shanghai dalam rangka lomba pameran inovasi dari seluruh negara, antara lain Rusia, Arab, Korea, dan Belanda.

Bila dibandingkan dengan produk yang hampir serupa dari luar negeri, B&G memiliki beberapa kelebihan yakni relatif lebih murah dan sudah menggunakan sistem IoT. Produk dari luar harganya sampai ratusan juta rupiah, dan dilengkapi dengan kamera. Sementara B&G masih menggunakan ultrasonik.

Menurut Husna dan Yeni, terdapat alat yang hampir sama juga di Indonesia tetapi masih berbasis ketukan, sementara B&G telah dilengkapi suara. Dalam waktu dekat, B&G akan terus dikembangkan menggunakan kamera dan harganya tetap terjangkau.

Setelah disetujui mengikuti kompetisi di Shanghai 19 sampai 21 April 2019 kelak, harapan dari Yeni dan Husna dapat mengharumkan nama UAD di kancah dunia dalam bidang inovasi alat. Selain itu, setelah B&G dapat bekerja dengan maksimal, mereka akan mengurus hak paten agar tidak akui orang lain dan segera dapat dimanfaatkan oleh penyandang tunanetra yang di seluruh Indonesia, bahkan dunia. (Ari)

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/6.-dari-kiri-Yeni-Rahmawati-Ponco-Sukaswanto-dan-Maratul-Husna.jpg 576 1024 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-04-22 13:52:382019-05-07 05:54:09B&G: Dari Tongkat Jadi Kacamata  Sebuah Inovasi untuk Tunanetra

Sukses Memanfaatkan Media Sosial

22/04/2019/in Feature /by NewsUAD

 

Di era semakin menjamur dan kuatnya peran media sosial dalam kehidupan sehari-hari, ternyata apabila dimanfaatkan secara bijak dapat menjadi wahana untuk mengembangkan potensi diri, menyalurkan hobi, dan sebagai lahan dalam mendapatkan pundi-pundi. Seperti yang dilakukan Alumnus Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tahun 2017, Ridlo Kamaludin Hendardi, yang memanfaatkan media sosial untuk berkarya, khususnya di bidang sinematografi.

Di tengah-tengah kesibukannya sebagai guru di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kebumen, ia memilih memanfaatkan waktu luang setelah selesai mengajar dan hari libur untuk membuat video Instagram (vidgram) dan film pendek (untuk diunggah di YouTube). Kegiatan yang ditekuni Ridho kini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, bahkan menjadi salah satu sumber penghasilan

“Mulanya adalah melakukan kegiatan yang saya senangi, yakni bikin video tentang apa pun. Dulu waktu semasa masih kuliah, selain belajar sesuai jurusan yang diambil yakni Bimbingan dan Konseling, saya juga belajar tentang dunia sinematografi. Setelah lulus, ilmu itu saya aplikasikan bersama teman-teman di Kebumen, untuk publikasinya kami memilih memanfaatkan media sosial. Ternyata membuahkan hasil, selain karya kami dapat dinikmati masyarakat luas, juga menghasilkan uang hingga jutaan rupiah. Namun uang bukan tujuan utama, hanya bonus atas kemauan dan ketelatenan dalam mewujudkan sebuah karya dan memanfaatkan media sosial secara positif,” ucap Rido, sapaan akrabnya.

Rido menceritakan kegiatannya menekuni dunia sinematografi dengan memanfaatkan media sosial juga menjadi salah satu kegiatan yang efektif untuk menyatukan dan menggairahkan para pelaku seni di daerahnya dalam berkarya. Lebih lanjut Rido mencontohkan, seniman musik tradisional seperti pengrawit (penabuh gamelan-red) dan dalang dengan seniman modern yang main band, sebelumnya berjarak. Namun setelah terlibat dalam proyek penggarapan film pendek, saat ini kedua belah pihak dapat melebur menjadi satu serta bekerja sama dalam berkarya di bidang seni lain. Bahkan, sambung Rido, saat ini seniman tradisional dan modern Kebumen telah berada dalam satu atap komunitas bernama Titik Kumpul.

“Alhamdulillah berkat kerja keras teman-teman, Maret tahun ini, Titik Kumpul diundang dalam perhelatan akbar Yilan Art Festival di Thailand. Kami akan menampilkan kearifan budaya lokal dalam bentuk perpaduan musik dan tari,” katanya.

Tidak jauh berbeda dengan Rido, mahasiswi angkatan 2016 jurusan Pendidikan Agama Islam UAD kampus Wates Sindi Masitoh Prestawasta, juga memanfaatkan media sosial untuk melakukan hal positif, yakni sebagai sarana berwirausaha, khususnya di dunia fesyen. Sindi menceritakan, tanggungan berupa biaya hidup, kontrakan, tagihan bayar semesteran, dan anggaran untuk membeli buku untuk menunjang perkuliahannya tidak sedikit. Berangkat dari tersebut, ia berinisiatif untuk mencari penghasilan di sela-sela kesibukannya kuliah, untuk membantu meringankan beban pembiayaan yang ditanggung orang tuanya. Ia sempat mencoba beberapa pekerjaan sambilan, tetapi honornya terlampau sedikit. Hingga pada akhir Agustus 2018, ia memberanikan diri untuk memulai usaha berjualan pakaian dengan memanfaatkan media sosialnya berupa Instagram dan WhatsApp.

“Ternyata keterbatasan tidak memiliki modal besar bukan menjadi penghalang untuk berwirausaha. Saya hanya bermodalkan telepon genggam, paket data, dan semangat. Alhamdulillah, saat ini kurang lebih omzetnya di angka 15 juta per bulan. Jadi, daripada menggunakan media sosial hanya untuk hiburan atau bahkan hanya untuk pamer, mending dimanfaatkan untuk hal yang lebih berguna,” kata Sindi.

Sindi menyebutkan, meskipun dengan berjualan online bisa dimulai dengan modal yang sedikit, dalam menjalankannya dibutuhkan mental yang kuat karena harus mampu menghadapi berbagai risiko. Mulai dari kerap diabaikannya ketika tengah promosi, ditanggapi dengan berbagai pertanyaan oleh calon konsumen tetapi tidak jadi membeli, memesan model tertentu tetapi ketika sudah jadi barangnya malah transaksi dibatalkan, hingga tersendatnya pengiriman barang karena buruknya kurir pengiriman dan tidak tepatnya konsumen memberikan alamat.

Menurut Sindi, hal itu bukan menjadi penghalang, tetapi bagian dari tantangan yang harus ditaklukkan. Pasalnya, sejauh ini berbagai persoalan yang ia temui dapat diselesaikan. Bahkan grafik usahanya selama enam bulan terakhir terus naik omzetnya.

“Dulu hanya mampu menjual satu-dua pakaian per bulan, sekarang dapat menjual kurang lebih 100. Kuncinya hanya satu, kita tidak malas,” ujar Sindi. (Efri)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ridho-2.jpg 720 1080 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-04-22 10:36:592019-04-28 19:38:03Sukses Memanfaatkan Media Sosial

Pertemuan Pasca UTS di Kampus Oranye

21/04/2019/in Feature /by NewsUAD

Senin (15-4-2019), ruang persegi berhawa dingin dipenuhi puluhan peserta Ujian Tengah Semester (UTS). Hari perdana UTS berlangsung serentak hari itu di kampus oranye (Universitas Ahmad Dahlan). Sebelum ujian dimulai ada yang sibuk membaca buku, mendiskusikan materi dengan teman, bermain gawai, dan keluar ke kamar mandi.

Dua orang pengawas menyiapkan lembar soal dan lembar pertanyaan. Ruangan mendadak hening dan peserta menikmati suasana ujian dengan hikmat. Terkadang pengawas berjalan di antara sela barisan kursi peserta ujian. Memastikan ujian berjalan dengan lancar dan aman. Memastikan juga terhindar dari kecurangan.

Setelah selesai mengerjakan soal ujian, sebagian besar mahasiswa tidak langsung pulang. Mereka duduk di depan ruang ujian, seraya mendiskusikan jawaban yang tadi mereka tulis di lembar jawaban ujian. Sebagian yang lain mendiskusikan materi dan kisi-kisi ujian untuk hari berikutnya dengan teman satu kelas.

“Saya tipe orang yang tidak bisa belajar malam hari. Jadi, membutuhkan waktu dua sampai dengan tiga jam untuk belajar karena kebut semalam tidak cocok bagi saya. Jika memaksa kebut semalam, maka pagi hari saat ujian akan lupa dengan semua materi yang saya pelajari,” ujar Raditio Mustiko mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra (PBSI) semester 6 yang kerap disapa Joko.

Joko menambahkan, “Menulis catatan penting merupakan cara untuk mengikat ilmu. Selanjutnya, sebelum menghadapi ujian harus berdoa dan mohon doa restu kepada orang tua. Saya juga memilih waktu setelah Subuh untuk belajar agar materi cepat meresap.”

Sementara itu, Fenti Rustiana mahasiswi PBSI semester 6, turut mengatakan bahwa UTS sangat penting karena ada 30% untuk memenuhi persyaratan lulus dari beban semester. Walaupun hanya 30%, tetap harus disiapkan dan tidak boleh dianggap remeh.

“Tetap giat belajar meskipun banyak kegiatan harus bisa membagi waktu. Ujian itu jangan ditakuti tetapi harus dihadapi. Cara mengatasi ketakutan saat ujian yaitu dengan menyiapkan materi dan membaca. Tancapkan dalam pola pikir kita, bahwa ujian bukanlah hal yang menakutkan,” pesan Fenti atlet Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) voli UAD yang telah mendapat juara 2 turnamen voli putri tingkat Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisiyah Nasional (PTM A) pada 25 Maret yang lalu. (Dew)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pertemuan-Pasca-UTS-di-Kampus-Oranye.jpg 577 1024 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-04-21 07:51:002019-05-01 07:53:31Pertemuan Pasca UTS di Kampus Oranye

Ghiffari: Peraih Gold Medal di Malaysia dari BK

13/04/2019/in Feature, Prestasi /by NewsUAD

Muhammad Alfarizqi Nizamuddin Ghiffari, mahasiswa kelahiran Surakarta, 16 Juli 1997, memilih kuliah di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) jurusan Bimbingan Konseling (BK). Ghiffar, sapaan akrabnya, memilih jurusan BK karena ingin menjadi guru yang mengajarkan nilai-nilai kehidupan dalam diri siswa, sehingga bisa menjadi pribadi yang bermanfaat bagi banyak orang. Impiannya bukan sekadar menjadi guru yang biasa.

Putra dari pasangan Agus Dwi Santoso dan Ratnaningrum ini telah mengikuti berbagi lomba dan meraih prestasi. Di antaranya juara 2 Olimpiade BK Universitas Atma Jaya Jakarta, runner up Duta Mahasiswa FKIP UAD 2017, juara 2 Lomba Esai Nasional UIN Ar-Raniry Aceh, juara 1 Lomba TI BK Unesa Surabaya, juara harapan 3 Lomba LKTI Nasional Untirta, juara 3 Lokopedia, lomba Konseling Kelompok UNY, serta gold medal International Counseling Innovation Universitas Putra Malaysia 2019.

Ghiffar yang memiliki hobi menulis turut aktif mengikuti organisasi HMPS BK, organisasi eksternal IMABKIN, asisten matakuliah TLBK, SE PMB UAD 2019, membantu penelitian dosen, mengikuti seminar, presentasi paralel, dan lomba.

“UAD selalu memberikan dukungan kepada saya, sehingga berbagai ilmu dan pengalaman saya peroleh. Dari kegiatan lomba saya belajar istiqamah, tawakkal, tahu rasanya berkompetisi dengan orang banyak, belajar mengembangkan potensi diri, berlatih time management, critical thinking, kreatif, dan selalu bersyukur atas apa pun hasil yang saya peroleh,” ucapnya.

Ghiffar ingin melanjutkan studi ke luar negeri dan bisa keliling dunia. UAD merupakan langkah awalnya untuk mengembangkan potensi diri dan mengambil kesempatan sebaik-baiknya. (JM)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ghiffari-Peraih-Gold-Medal-di-Malaysia-dari-BK.jpg 1032 774 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-04-13 09:55:312019-05-06 16:56:06Ghiffari: Peraih Gold Medal di Malaysia dari BK

Bagus Julian Hikmy: Juara 3 Poster di Jakarta

12/04/2019/in Feature, Prestasi /by NewsUAD

“Hal tersulit adalah membagi waktu. Awalnya takut tidak mampu, sebab saat itu sedang menyelesaikan skripsi, membantu di Simeru, dan asisten TLBK. Pengumuman lomba dibagikan oleh dosen lalu saya tertarik dengan lomba tersebut. Alhamdulillah dosen mengizinkan dan teman-teman yang lain turut mendukung. Poster digarap dalam waktu seminggu, dengan banyak revisi, pengantian warna, juga jenis huruf tulisan. Ada sembilan universitas dan satu sekolah menengah kejuruan (SMK) yang turut serta dalam lomba tersebut. Alhamdulillah saya meraih juara 3,” ucap Bagus Julian Hikmy.

Mahasiswa kelahiran Cirebon, 14 Juli 1997, itu baru saja berhasil mendapat juara 3 Lomba Poster Tingkat Nasional 2019 bertemakan “Berpikir Kritis di Era Teknologi” yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Prof. Hamka, Jakarta. Sebelumnya, putra semata wayang dari pasangan Sunardjo dan Indahwati ini pernah mengikuti Lomba Media di Universitas Negeri Surakarta dan masuk 10 besar dan Lomba Bimbingan Kelompok Media.

Alasan Bagus mengambil jurusan Bimbingan Konseling (BK) di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) karena tertarik menjadi guru. Dulu, ayahnya sering mengajak Bagus untuk melihat kegiatan di sekolah dan proses belajar mengajar. Selain itu, BK juga sudah terakreditasi A.

Sembari menyelesaikan skripsinya, mahasiswa yang hobi bermain basket tersebut berkegiatan di Simeru, pusat informasi konseling mahasiswa, kegiatan literasi, dan asisten TLBK Laboratorium Multimedia BK. Ia juga pernah aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).

“Pengalaman yang sangat berkesan setelah saya mengikuti berbagai ajang lomba. Misalnya bisa berdiskusi bersama dosen, berdiskusi dengan teman-teman, mengesampingkan ego, dan yang lebih penting mengutamakan proses, bukan langsung hasil,” tutupnya. (JM)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Bagus-Julian-Hikmy-Juara-3-Poster-di-Jakarta-2.jpg 864 1152 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-04-12 09:49:522019-05-06 16:51:52Bagus Julian Hikmy: Juara 3 Poster di Jakarta

Melalui Keringat, Mengukir Prestasi

07/04/2019/in Feature, Prestasi /by NewsUAD

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Voli Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dikenal mempunyai karakter mengedepankan kekeluargaan. Mereka yang mempunyai jargon unik, “bukan hanya cari keringat tapi cari prestasi” ini, rupanya telah mengunduh hasil. Fajar selaku pembina berdasarkan Surat Keputusan (SK) yang turun sekitar tahun 2004 lalu, sekaligus alumnus UKM Voli UAD yang sekarang juga bekerja di BIFAS UAD di kampus I, terbukti berhasil mengedapankan kerja sama dan silaturahmi sehingga timnya sering berprestasi.

Danang Sarwedi alumnus Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tahun 2005 selaku pelatih, kagum terhadap ciri khas pembina sekaligus anak didiknya yang mempunyai tekad kuat. Mereka juga tetap melekatkan jilbab saat latihan maupun turnamen. Keanekaragaman pemain menjadi salah satu kesenangan tersendiri bagi pelatih yang sudah menjabat sejak tahun 2004 itu.

“Kunci utama melatih yaitu menganggap mereka sebagai keluarga. Mereka boleh memanggil saya bapak atau om. Kami bercanda dan tanpa lupa berlatih dengan santai tapi serius,” ucap Danang.

Sementara itu, Bondan Pratomo mahasiswa Program Studi Fisika dari Natuna angkatan 2015 sekaligus ketua UKM Voli UAD periode 2018 mengungkapkan, “Hal tertinggi pencapaian adalah ibadah. Jika usaha maksimal tapi ibadah kurang, semua itu tak berguna. Keduanya harus seimbang, baik doa maupun usaha.”

Walaupun lapangan sudah dihancurkan untuk dibuat pos satpam, pemain tetap berlatih di luar kampus dengan semangat dan dukungan moril dari UAD. Latihan pemain tidak sia-sia dan membuahkan hasil manis, yakni pemain voli putra meraih juara 1 pada turnamen tingkat Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisiyah Nasional (PTM A), Kamis (28/3/2019) lalu.

Tidak hanya itu, prestasi lain di antaranya meraih juara 3 voli putra antarperguruan tinggi dan klub. Voli putri meraih juara 3 di Kalasan yang diadakan oleh asrama Batam. Lalu yang terbaru pada Senin (25/3/2019), voli putri meraih juara 2 di PTM A Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

“Alhamdulillah antarperguruan tinggi nasional 2015 juara 2 yang pada saat itu dikalahkan oleh UNY. Lalu, PTM A tahun 2013 meraih juara 1 yang dilaksanakan di UAD,” ujar Edo Putra Yuda, mahasiswa Program Studi Hukum angkatan 2017 sebagai ketua UKM Voli periode 2019.

“Setelah melawan UMY dan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), alhamdulillah UAD meraih juara 1. Selain menjalin silaturahmi, mereka juga dapat bekerja sama supaya dapat mengalahkan lawan dengan cermat,” tambah Edo. (Dew)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/VoliPutraUAD.jpg 960 1280 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-04-07 14:34:222019-04-19 15:34:50Melalui Keringat, Mengukir Prestasi
Page 60 of 70«‹5859606162›»

TERKINI

  • Mahasiswa UAD Meriahkan Milad ke-2 Kubro Siswo di Kliwonan10/09/2025
  • Meningkatkan Kualitas Hidup Lewat Kesehatan Mental dan Fisik di Desa Kembiritan10/09/2025
  • Pustakawan UAD Lolos Program Bantuan Modul Digital Tenaga Kependidikan Kemendiktisaintek 202510/09/2025
  • UAD Damping Petani Melon Hidroponik dengan Teknologi IoT dan Vision System10/09/2025
  • KKN UAD dan PKK Dusun Gabugan 2 Gelar Demonstrasi Pembuatan Lilin Aromaterapi10/09/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa UAD Raih Juara II Lomba Esai Nasional Gebyar Matematika 202510/09/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara III Taekwondo Wali Kota Cup XII 202510/09/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara Harapan III Kompetisi Artikel Ilmiah Tingkat Nasional 202528/08/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara Harapan I di National Economic Business Competition 202527/08/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Penghargaan Karya Jurnalistik Terbaik Pers Mahasiswa 2025 dari AJI Indonesia25/08/2025

FEATURE

  • Mahkamah Konstitusi sebagai Pelaku Kekuasaan Kehakiman dalam Melindungi Hak Asasi Manusia08/09/2025
  • Konseling Harapan bagi Keluarga dan Remaja05/09/2025
  • Potensi Minyak Atsiri Bunga Cengkeh untuk Obat Antiinflamasi04/09/2025
  • Psikologi Komunitas Kelompok Rentan03/09/2025
  • Konsep Strategi Ilmiah dalam Pengelolaan Sampah DIY03/09/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top