• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Hikmah Ibadah Puasa Ramadhan dan Cara Mengajarkannya kepada Anak

15/07/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Nurul Hidayati Rofiah, M.Pd.I

PGSD Universitas Ahmad Dahlan

                Ibadah puasa merupakan kewajiban semua manusia yang beriman agar mereka menjadi orang-orang yang bertaqwa, sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”

Bagi semua umat Islam puasa di bulan Ramadhan hukumnya wajib, bagi yang melaksanakannya ia akan mendapatkan pahala. Disamping itu, juga bagi yang melaksanakan sunah pada bulan Ramadhan akan diberi pahala seperti ibadah wajib, sedangkan beribadah wajib pahalanya akan dilipat gandakan menjadi 70 kali lipat dibanding pada bulan lain. Sebagaimana dalam hadist riwayat Ibnu Huzaimah “Dari Salman Al-farisi ra. berkata: Rasulallah saw. Memberi khutbah kepada kami dihari akhir dari bulan Sya’ban dan berkata: “Hai sekalian manusia akan datang bulan yang agung (Ramadhan) yaitu bulan yang penuh berkah didalamnya. Dalam bulan itu ada malam yang mulia (Lailatul Qadr) yang lebih utama dari seribu bulan. Allah telah mewajibkan puasa di bulan itu, dan shalat tarawih didalamnya sebagai ibadah sunah. Barang siapa yang melakukan kebaikan (ibadah sunah) di bulan itu pahalanya seperti ibadah wajib dibanding bulan yang lainnya. Dan barang siapa yang melakukan kewajiban di dalamnya, maka pahalanya seperti melakukan 70 kewajiban dibanding bulan yang lainnya. Bulan Ramadhan adalah bulan ditambahnya rizki orang mukmin, bulan diawal menjadi rahmat, ditengah menjadi ampunan dan diakhirnya merupakan kebebasan dari neraka”.

Alangkah beruntungnya bagi kaum muslimin yang dapat melaksanakan Ibadah puasa dibulan Ramadhan seperti yang dijelaskan Hadits di atas. Agar setiap kaum muslimin semua dapat melaksanakan ibadah puasa maka harus dibiasakan sejak kecil karena ibadah puasa akan terasa berat bagi yang belum terbiasa melakukannya. Oleh karena itu perlu dibiasakan sejak kecil ketika belum balig, agar ketika sudah balig mereka sudah sudah terbiasa melaksanakannya.

Untuk melatih anak agar berpuasa memang butuh kesabaran. Sebelumnya orang tua harus memberikan contoh terlebih dahulu kepada anak-anak untuk menjalankan puasa dan ibadah selama bulan Ramadhan. Seperti Sholat lima waktu, melaksanakan Tarawih, Tadarus Al-Qur’an dan sebagainya.

Adapun cara untuk mengajarkan puasa kepada anak agar mau melaksanakan ibadah puasa diantaranya: Memberikan penjelasan mengenai kebaikan puasa Ramadhan seperti yang terkandung dari hadits di atas dengan bahasa dan istilah yang mudah dimengerti oleh anak. Selain itu, dibiasakan anak ikut sahur bersama keluarga supaya bisa melaksanakan ibadah puasa, (dalam melaksanakannya, anak berpuasa sekuatnya anak saja meskipun puasa sampai dzuhur).

Ajak anak ikut sholat berjamaah dan jika masih memunkinkan, anak diajak untuk mengaji membaca Al-Qur’an. Mejanjikan sebuah hadiah kepada anak agar ia sungguh-sungguh melaksanakannya selama bulan Ramadhan

Demikian sebagian hikmah puasa dibulan Ramadhan yang penuh berkah dan sebagian cara untuk mendidik anak agar terbiasa berpuasa dibulan Ramadhan.

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-07-15 03:29:022014-07-15 03:29:02Hikmah Ibadah Puasa Ramadhan dan Cara Mengajarkannya kepada Anak

NGABUBURIT DI BULAN RAMADH

15/07/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Oleh Rendra Widyatama, SIP., M.Si

Dosen Prodi Ilmu Komunikasi UAD

 

Dalam beberapa tahun terakhir ini, istilah ngabuburit di kalangan umat Islam tampaknya semakin populer. Kata ngabuburit berasal dari bahasa Sunda, artinya kurang lebih menunggu saat berbuka puasa. Kata dasar ngabuburit sendiri sesungguhnya tidak ada hubungannya dengan puasa. Burit berarti sore. Ngabuburit berarti menunggu sore, sehingga tidak hanya menunggu sore di bulan puasa saja. Karena buka puasa dilakukan di sore hari (maghrib) maka akhirnya ngabuburit pun dipersempit artinya menjadi menunggu saatnya buka puasa.

Di tengah masyarakat, ngabuburit banyak dilakukan dengan berbagai macam cara. Di lingkungan pemukiman yang memiliki masjid, ngabuburit bagi anak-anak umumnya dilakukan dengan mengikuti TPA, alias Taman Pendidikan Alquran. Di TPA tersebut, biasanya mereka belajar membaca Alquran dan pengetahuan keagamaan lainnya.

Bagi kelompok masyarakat yang lebih tua, ngabuburit banyak dilakukan dengan cara mendatangi pengajian sekaligus buka puasa bersama. Pengajian sering dilakukan di masjid, dan tidak jarang diselenggarakan di tempat-tempat kerja, bersama rekan-rekan sekantor. Namun bagi remaja dan pemuda, ngabuburit sering berlangsung tidak terpola. Tidak jarang, mereka hanya JJS alias jalan-jalan sore atau sekedar nongkrong di tepi jalan sambil melihat lalu lalang kendaraan.

Melihat banyaknya warga yang ngabuburit di jalanan, dewasa ini fenomena ngabuburit juga dimanfaatkan banyak perusahaan untuk melakukan promosi. Bahkan, mereka membuat event yang mengundang keramaian untuk bersama melakukan ngabuburit. Biasanya ngabuburit diisi dengan penampilan music, aneka permainan yang lucu, dan kuis yang menawarkan hadiah menggiurkan.

Atas fenomena ngabuburit seperti itu, sesungguhnya sangat disayangkan. Sebab warga mengisi waktunya dengan sesuatu yang kurang bermanfaat bagi upaya penambahan pahala. Luas diketahui bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Bila pada bulan biasa setiap kebaikan digandakan sepuluh hingga 700 kali lipat, maka pada bulan Ramadhan amalan puasa dilipatgandakan oleh Allah hingga berlipat-lipat tanpa ada batasan bilangan. Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, ”Karena orang yang menjalani puasa berarti menjalani kesabaran”. Sementara ganjaran orang yang bersabar, sebagaimana dalam QS Az Zumar (10), mengatakan akan diberikan ganjaran pahala pahala tanpa batas. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa berpuasa Ramadhan  dengan keimanan dan mengharap pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari dan Muslim).

Karena sedemikian besarnya pahala yang bisa didapat pada bulan Ramadhan, maka sangat disayangkan bila masyarakat tidak memanfaatkan seluruh waktunya untuk membuat amalan kebaikan di bulan suci ini. Misalnya dengan melakukan kajian-kajian tentang Islam, membaca Al Quran, dan berbagai amalan kebaikan lainnya. Dengan demikian, bila melakukan ngabuburit dalam artian sekedar menghabiskan waktu tanpa manfaat, berarti orang tersebut rugi dalam menjalani waktu. Bila dalam jargon ekonomi menyebut waktu adalah uang, maka pada bulan Ramadhan, waktu adalah pahala. Kalau kita memanfaatkan seluruh waktu dengan berbagai amalan kebaikan, maka tidak terhitung berapa banyaknya pahala yang berhasil kita kumpulkan. Kita tahu, pahala tersebut akan menjadi bekal kita saat kita sudah berada di akhirat.

Di sisi lain, banyaknya pihak yang membuat even ngabuburit yang kurang bermanfaat dan sekedar menghabiskan waktu atau hura-hura di pinggir-pinggir jalan maupun di tempat-tempat umum lainnya, merupakan tantangan bagi para takmir masjid untuk dapat membuat event yang lebih menarik lagi guna mengundang umat. Takmir perlu memiliki pengetahuan dan ketrampilan praktis tentang pengelolaan even kreatif dan menarik agar Ramadhan dihiasi dengan berbagai kegiatan di masjid. Niscaya dengan kegiatan masjid yang ramai, maka umat khususnya para remaja tidak pergi ke jalanan dan tempat-tempat ngabuburit yang tak bermanfaat.

Bila diperhatikan selama ini, umumnya takmir masjid cenderung tidak kreatif dalam membuat acara Ramadhan. Even yang diselenggarakan cenderung monoton dari tahun ke tahun. Karena monoton itulah, masjid tidak menjadi daya tarik umat untuk melakukan aktivitas luas lainnya kecuali sekedar pengajian dan shalat. Padahal kita tahu, dalam sejarah di jaman Nabi Muhammad, masjid menjadi pusat berbagai kegiatan. Selain sebagai tempat ibadah, masjid digunakan umat Islam untuk berbagai keperluan misalnya dibidang pendidikan, kegiatan sosial, ekonomi, pemerintahan dan lain-lain. Pada zaman Rasullah, masjid merupakan pusat pemerintahan, kegiatan pendidikan, kegiatan social, ekonomi, bahkan mengatur strategi peperangan.

Masjid dijadikan sebagai pusat detak jantung kehidupan masyarakat. Karena memiliki kedekatan secara fisik, maka membangun kedekatan secara psikologis pada masjid menjadi lebih mudah. Tidak kenal maka tidak sayang, begitu ungkapan populer yang kita sering dengar. Bila umat kenal dengan dekat dalam artian fisik dan psikologis, maka mereka akan menyayangi masjid. Dampak lebih lanjut adalah munculnya perilaku, mental, dan ahlak yang lebih Islami dalam menjalani kehidupan sehari-hari, termasuk melewati bulan suci Ramadhan.

Sayang, dalam perkembanganya, saat ini masjid cenderung hanya di jadikan sebagai tempat ibadah sholat semata. Seiring derasnya “sekularisasi” dan pandangan “materalisme”, tanpa disadari peranan masjid semakin menyempit. Maka tidak heran masjid menjadi sepi tidak ada aktifitas apapun selain sholat dan perayaan peringatan keagamaan tertentu.

Berkaca dari fenomena ngabuburit di jalanan dan di tempat-tempat lain yang tak memberikan manfaat, maka sudah selayaknya umat Islam, khususnya para takmir masjid dibekali pengetahuan dan ketrampilan menyelenggarakan even agar mampu mengadakan kegiatan ngabuburit yang menarik dan bermanfaat di masjid.

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-07-15 03:27:562014-07-15 03:27:56NGABUBURIT DI BULAN RAMADH

Menjaga Istikamah di Bulan Ramadhan

15/07/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Sule Subaweh

Karyawan UAD

Menjaga keistikamahan dalam taraweh bukan hal yang sulit, bukan pula hal yang gampang. Menurunnya shaf Jamaah Sholat Isyak dan taraweh diakhir bulan ramadhan bukan hal yang asing lagi dari pandangan kita. Para jemaah seolah ditimpa beban yang begitu berat sehingga terkapar dan tak mampu beranjak dari rumah. Pemandangan seperti itu menjadi rutinitas tahunan bagi masyarakat kita, bahkan dalam keadaan mengerti tentang keindahan malam seribu bulan. Meraka lebih suka ke Mall daripada ke Masjid. Mereka lebih tergiur dengan gemerlapnya lampu-lampu gedung bertingkat dan baju yang mentereng.

Lalu menjadi penting untuk menanyakan kembali keistikamhan kita dalam puasa ramadhan. Tidak sedikit orang mempunyai persepsi bahwa istikamah mengandung makna yang statis. Memang istikamah mengandung arti kemantapan, tetapi tidak berarti kemandekan. Melainkan lebih dekat kepada arti stabilitas yang dinamis. Hal ini yang mengakibatkan banyak orang mengendor daya istakamahnya.

Dalam KBBI istikamah berarti sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen. Di dalam agama istikamah adalah menempuh jalan (agama) yang lurus (benar) dengan tidak berpaling ke kiri maupun ke kanan. Istikamah ini mencakup pelaksanaan semua bentuk ketaatan (kepada Allah) lahir dan batin, dan meninggalkan semua bentuk larangan-Nya.

Istikamah di zaman berkembang diartikan sebagai teguh hati, taat asas, atau konsisten. Meskipun begitu, tidak semua orang bisa bersikap istikamah dalam kesehariannya, tidka terkeculai pada bulan puasa, bulan yang penuh berkah di dalamnya.

Banyak cara agar kita diperkuat dan senantiasa istikamah dalam beribada pada bulan ramadhan. Salah satu adalah mengetahui makna-makna pada 10 hari dalam bulan puasa. Seperti sabda Rasulullah SAW bahwa pada Bulan Ramadhan dibagi menjadi 3 bagian diantaranya: 10 hari pertama di Bulan Ramadan adalah Rahmat. Pada 10 hari itu, banyak sekali rahmat yang diturunkan Allah kepada ummmatnya. 

Kemudian 10 hari kedua di Bulan Ramadhan adalah maghfirah. Pada 10 hari kedua banyak sekali dosa yang diampuni bila kita bertaubat. Di sini kita dianjurkan memperbanyak sholat malam, berdoa dan dzikir, serta perbanyak bermuhasabah diri/bertaubat nasuhah. 

Dan sepuluh hari terakhir di Bulan Ramadhan adalah penghindaran diri dari siksa api neraka. Sepuluh hari terakhir inilah kesempatan kita untuk menyucikan diri. Dan menyambut datanya malam seribu bulan (Lailatul Qadar).

Munculnya gairah istikoma seseorang salah satunya adalah memahami apa yang dilakukan dan apa yang dia dapatkan. Di dalam puasa seperti yang disebutkan di atas. Bayak sekali yang tidak tahu bagaimana di bulan puasa ini setiap detik, menit jam dan hari bertabur berkah seperti yang sudah dijanjikan. Jika kita memahami itu, maka akan berpikir dua kali untuk meninggalkan dan mengabaikan setiap detiknya untuk tidak beribadah di bulan puasa yang penuh berkah.

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-07-15 03:27:122014-07-15 03:27:12Menjaga Istikamah di Bulan Ramadhan

Sains Tentang Syukur

15/07/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Ika Maryani

Dosen PGSD FKIP UAD

 

Telah banyak kajian-kajian spiritual tentang keajaiban bersyukur/sedekah yang disampaikan baik melalui media dakwah, buku, ataupun seminar. Sedekah berawal dari perasaan syukur seorang umat kepada pencipta-Nya. Syukur merupakan cara paling agung untuk berterimakasih. Menurut Dr. Adi W Gunawan, dalam bukunya yang berjudul Quantum Life Transformation mengatakan bahwa syukur merupkan salah satu bagian dari lima komponen sukses, antara lain: (a) Impian, (b) Yakin, (c) Syukur, (d) Pasrah, dan (e) Doa.

Syukur diartikan sebagai sebuah perasaan yang muncul dalam hubungan interpersonal saat seseorang menerima sesuatu yang berharga dari orang lain. Oleh karena itu, hubungan antar individu akan semakin kuat. Syukur bersifat abadi, spiritual, dan merupakan suatu bentuk hubungan yang intim antara manusia dengan Allah SWT. Al-Qur’an juga mengingatkan kita betapa pentingnya perasaan syukur:

“Dan (ingatlah) di waktu Tuhan kalian memperingatkan. Jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat-Ku kepada kalian; dan jika kalian mengingkarinya, maka azab-Ku amat berat sekali.” (QS Ibrahim 7)

Emmons dan McCullough (2003) juga pernah meneliti tentang syukur. Dalam penelitiannya, Emmons dan McCullough meminta responden membuat catatan harian syukur, rutin mencatat hal-hal yang mereka syukuri, dan setelah beberapa saat hasilnya adalah sebagai berikut: (1) responden merasa lebih tenang, nyaman, optimis, dan lebih sedikit gejala sakit fisik; (2) responden merasa lebih bersemangat, antusias,waspada, fokus, yakin, dan lebih berenergi; (3) responden lebih mampu memberikan dukungan emosi dan memecahkan masalah orang lain yang membutuhkan bantuan mereka; dan (4) responden dapat tidur lebih lama dengan kualitas tidur yang lebih baik.  Hasil riset juga menunjukkan bahwa orang yang secara rutin merasakan dan mempraktikkan perasaan syukur tampak lebih bahagia, nyaman untuk diajak berkomunikasi, dan memberikan pengaruh positif pada lingkungannya. Orang yang penuh syukur dipandang sebagai orang yang lebih suka membantu sesama, lebih ceria dan bersahabat, lebih optimis, dan lebih bisa dipercaya.

Sarah Breathnach dalam bukunya Simple Abundance Journal of Gratitude memberikan perspektif  lain tentang  syukur. Bahwa apapun yang kita cari dalam hidup ini antara lain ketenangan pikiran, kemakmuran/kekayaan, kesehatan, cinta, semuanya bisa kita dapatkan hanya jika kita bersedia menerimanya dengan hati yang terbuka dan dipenuhi rasa syukur.

Sebagai seorang yang berkecimpung di dunia pendidikan, perasaan syukur mampu memberikan motivasi dan rasa nyaman dalam mengajar. Pikiran akan senantiasa tenang dan ide-ide kreatif akan muncul setiap saat. Efek ini akan signifikan apabila syukur dilakukan secara konsisten. Bentuk rasa syukur yang dapat dilakukan seorang pendidik adalah dengan bekerja ikhlas untuk meningkatkan mutu dan pelayanan pendidikan.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, penulis yakin bahwa perasaan syukur dapat memberikan efek positif luar biasa bagi seseorang. Hubungan antar individu semakin harmonis, dan yang paling penting adalah semakin indahnya hubungan kita dengan Allah SWT. Terlebih dibulan puasa yang penuh hikmah. Maka mulai bersyukur?

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-07-15 03:26:362014-07-15 03:26:36Sains Tentang Syukur

Bisa Karena Biasa

15/07/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Oleh : Bagus Haryadi *)

 

Ramadhan membawa banyak hikmah bagi umat muslim. Salah satu hikmah bulan Ramadhan adalah menjadikan umat muslim lebih bertakwa kepada Allah SWT. Sebagaimana Firman Allah dalam Al- Qur’an Surat Al Baqaroh ayat 183 yang artinya ”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana Aku wajibkan atas orang-orang sebelum kamu, supaya kamu bertakwa. Lalu bagaimana Ramadhan menjadikan umat Islam menjadi orang yang bertakwa?

Seorang atlet sepak bola seperti Lionel Messi, yang dinobatkan menjadi pemain terbaik dunia 3 kali berturut-turut bukanlah sebuah kebetulan semata. Messi sudah bertahun-tahun menjalani latihan di akademi La Masia untuk berlatih sepak bola. Hari-hari yang dilaluinya dihabiskan hanya untuk sepak bola. Dia berlatih menendang bola, dribbling, heading dan berbagai teknik sepak bola lainnya. Apa yang dilakukan Messi di akademi sepak bola La masia adalah membentuk kebiasaan bermain bola. Kebiasaan bermain di La Masia itu telah membentuk dia menjadi orang yang jago mengolah sikulit bundar.

Sama halnya dengan umat Islam ketika memasuki bulan Ramadhan. Ramadhan layaknya sebuah akademi yang membentuk kebiasaan kita. Ummat muslim diwajibkan berpuasa pada Bulan Ramadhan. Orang yang sebelum Ramadhan jarang sholat malam, dibulan Bulan Ramadhan mereka sholat malam. Orang yang sebelum Ramadhan jarang membaca Al Qur’an, di bulan Ramadhan menjadi senang membaca Al Qur’an. Dan berbagai amalan baik lainnya dilakukan di bulan Ramadhan agar umat Islam menjadi biasa berbuat kebajikan. Jika amalan baik itu terus dilakukan setelah bulan Ramadhan berakhir, maka orang tersebut bisa menjadi pribadi yang takwa.

Dalam teori lain seperti dalam ilmu Fisika ada teori yang disebut hukum inersia atau kelembaman. Hukum itu menyebutkan bahwa ”Setiap benda berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan gerakan yang sama pada suatu garis lurus, kecuali benda itu dipaksa berubah keadaannya oleh gaya yang bekerja pada benda tersebut”. Hal ini mengandung makna bahwa setiap benda mempunyai sifat mempertahankan keadaannya. Apabila benda itu sedang malas, maka benda tersebut tidak akan mau bergerak dengan sendirinya. Sedangkan jika dia sudah bergerak maka benda itu akan bergerak terus. Jika kita kaitkan teori tersebut dengan kehidupan kita, maka manusia hidup di dunia akan cenderung melakukan perbuatan yang sudah biasa dilakukannya (diam atau bergerak terus). Sebagai contoh, jika seseorang sudah biasa meninggalkan sholat, tidak mengerjakan zakat, jarang berpuasa, tidak pernah membaca Al Qur;an, maka selama hidupnya orang tersebut akan melakukan kegiatan itu selama hidupnya. Sebaliknya, Manusia yang biasa mengerjakan perbuatan baik, maka dia akan terus berusaha untuk selalu mengerjakan kebiasaan baiknya tersebut. Ramadhan diberikan Allah SWT kepada manusia sebagai gaya yang bekerja untuk manusia agar bisa mengubah kebiasaan yang buruk, menjadi kebiasaan yang baik.

Sayangnya, di jaman sekarang ini sangat jarang kita temukan manusia yang selama Ramadhan dibiasakan dengan amalan yang baik. Setelah selesai Ramadhan, kebiasaan baik tersebut hilang. Pertanyaannya adalah apakah kita ingin menjadi manusia terbaik di dunia dan berhak menyandang predikat Takwa sebagaimana janji Allah SWT dalam Al Qur’an surat Al Baqaroh ayat 183? Karena itu, marilah kita membawa kebiasaan baik kita yang kita lakukan di bulan Ramadhan ke dalam hari-hari pasca Ramadhan, Insya Allah kita benar-benar bisa menjadi manusia yang bertaqwa. Bisa karena biasa. Wallahu a’lam bi showab.

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-07-15 03:25:322014-07-15 03:25:32Bisa Karena Biasa

FAI UAD adakan Seminar Internasional

14/07/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Sudah menjadi agenda tersendiri bagi setiap fakultas yang ada di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) untuk menyelenggarakan Seminar baik itu dalam skala nasional maupun internasional. Sebagai Perguruan Tinggi Swasta, UAD menjadikan kegiatan seminar ini menjadi kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap tahunnya.

Rabu (07/05/14) Untuk pertama kalinya Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan (FAI UAD) mengadakan seminar Internasional dengan tema “Living Phenomena of Arabic Language and Al-Quran”. Bertempat di Auditorium Kampus I UAD. Jalan Kapas 09 Semaki Yogyakarta.

Abdul Malik, S.S, M.Hum (Dosen FAI UAD) selaku ketua panitia acara tersebut Menuturkan, “Acara Seminar Internasional ini diselenggarakan selama 1 (satu) hari dengan pembicara utama 5 (lima) orang yakni Dustin C. Cowell (Guru Besar Bahasa dan Sastra Arab Universitas Wisconsin, Madison, Amerika Serikat). Syihabuddin Qalyubi (Guru Besar Stilistika Arab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta). Muhammad bin Sa’ad al-Shaway (Guru Besar Bahasa Arab Universitas Imam Muhammad bin Saud, Riyadh). Sahiron Syamsudin (Otto-Friedrich University of Bamberg, Jerman) Haji Mohammad Seman (Ketua Program Studi Pascasarjana Linguistik Arab University Malaya)”.

“Peserta seminar datang dari berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Indonesia dan 3 (tiga) perguruan tinggi dari luar negeri yakni Universiti Malaya (Malaysia), Universitas Kanal Suez (Mesir), Universitas Al-Azhar (Mesir)”.

Peserta terdiri dari Pemakalah cluster ada 40 orang rinciannya Cluster 1 (Bahasa dan Sastra Arab) berjumlah 9 pemakalah. Cluster 2 (Bahasa Arab dan Al-Quran) berjumlah 7 pemakalah. Cluster 3 (Pembelajaran Bahasa Arab) berjumlah 9 pemakalah. Cluster 4 (Tafsir Al-Quran Interdisipliner) berjumlah  8 pemakalah. Cluster 5 (Pendekatan dalam Penafsiran Al-Quran) berjumlah 7 pemakalah”.

Peserta non-pemakalah sebanyak 197 orang dengan rincian: Dosen 71 orang Guru 25 orang Ahli/Praktisi 47 orang Mahasiswa S2 dan S3 54 orang dan Peserta mahasiswa S1 tidak terdata secara rinci yang berasal dari berbagai PT yang ada di Indonesia.

Acara yang disponsori oleh jurnal Insyirah ini merupakan puncak acara Pekan Ilmiah Bahasa Arab (PIBA) yang berlangsung dari tanggal 1 sampai 7 Mei 2014. Acara PIBA ini rencananya akan dipatenkan sebagai acara rutin FAI per dua tahun sekali. PIBA tahun ini mencakup acara bedah Kamus KIBAR, bazaar buku, dan seminar. Acara PIBA terselenggara atas kerjasama fakultas dan BEMF.

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-07-14 06:36:192014-07-14 06:36:19FAI UAD adakan Seminar Internasional

Menjaga Silaturahim dengan Pengajian dan Buka Puasa Bersama

12/07/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

“Ramadhan membentuk pribadi yang ikhlas, jujur, peduli disiplin dan kebersamaan”

Begitulah yang terlihat suasana di kampus tiga pada saat pengajian dan buka bersama Dosen, Karyawan sekeluarga UAD. Acara tahunan ini tidak hanya menjaga silaturahmi tapi juga menambah ilmu.

            Di selenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Studi Islam Universitas Ahmad Dahlan (LPSI UAD) pengajian dan buka puasa bersama di bulan Suci Ramadhan, Senin (7/7/2014) di Green Hall Kampus III mendapat antusian dari para Dosen, Karyawan yang hadir pada kesempatan tersebut.

Selain Dosen, Karyawan, juga hadir Mahasiswa, serta masyarakat sekitar untuk memeriahkan acara. Dalam kesempatan tersebut Rektor Drs. Kasiyarno, M.Hum menyampaikan dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu Dosen, karyawan dan mahasiswa serta masyarakat yang telah hadir dalam acara ini sehingga dapat bersilahturahmi di bulan yang suci ini.

“Semoga di bulan ramadhan ini kita dapat memperbanyak ibadah kita serta dapat membentuk pribadi yang ikhlas, jujur, peduli dan disiplin” ungkapnya.

            Acara ini juga diisi ceramah oleh Ustads Agus Taufiqurrahman dan di hibur oleh para Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan dengan menampilkan nyanyian religi dengan alat music angklung. (Zg/Sbwh)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/images/Bachtiar Nashir.jpg 299 448 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-07-12 08:39:332014-07-12 08:39:33Menjaga Silaturahim dengan Pengajian dan Buka Puasa Bersama

UAD Lepas Mahasiswa KKN ke Thailand

10/07/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

“Ada 14 mahasiswa yang KKN di Thailand” terang Drs. Jabrohim, MM. Selaku Kepala LPM UAD Selasa (08/07/14), Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada upacara pelepasan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Green Hall Kampus I UAD. Jalan Kapas 09. Semaki. Yogyakarta.

“Pengabdian kepada Masyarakat merupakan sebuah bentuk pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS) yang dilakukan oleh civitas akademika secara kelembagaan bagi masyarakat yang memerlukan pembelajaran dan pemberdayaan sebagai upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat guna memperbaiki kualitas hidupnya” terang Jabrohim.

Lebih lanjut Jabrohim menegaskan, bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menjadi sebuah tolok ukur seberapa jauh Perguruan Tinggi dapat memberikan sumbangan kepada masyarakat. Salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa adalah Kuliah Kerja Nyata (KKN).

UAD sendiri tahun ini menerjunkan 997 KKN, diantaranya 618 KKN alternatif dan 379 KKN reguler. Selain KKN di Thailand, pada tahun sebelumnya KKN UAD juga ke Fhilipinan, Kamboja dan Mesir (Kairo).

Rektor UAD Dr. Kasiyarno, M.Hum menyampaikan, Bahwa UAD pernah mengalami masa-masa sulit. Pada periode awal ketika UAD melakukan program KKN, banyak masyarakat yang menolak. Namun, setelah mengetahui program kerja dan kinerja Mahasiswa UAD, banyak masyarakat yang minta untuk ditempati KKN UAD. Bukan hanya di indonesia, di luar negeri pun UAD diminta mengadakan KKN di sana. UAD dikenal bagus karena program dan kinerja mahasiswa yang KKN itu bagus serta bermanfaat bagi masyarakat”

KKN kali ini UAD mengirimkan 14 mahasiswanya ke Thailand untuk KKN di sana. “Inilah bentuk kepercayaan masyarakat kita, tidak hanya orang sekitar yang percaya. Bahkan masyarakat luar negri juga menaruh kepercayaan kepada kami” terang Kasiyarno.

Sebelum menutup pembukaan, Kasiyarno berpesan kepad KKN UAD, jadilah manusia yang bermanfaat untuk orang lain. Khoirunnas anfauhum linnas. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain. Ajarkan dan praktekkanlah apa-apa yang baik yang sudah kalian dapatkan selama belajar di UAD untuk masyarakat yang membutuhkan.

Acara tersebut turut dihadiri oleh Rektor, Wakil Rektor, Kepala Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM), Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI), Kepala Pusat KKN, Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa), Kepala Lembaga Pengembangan dan Penelitian (LPP), Serta Kepala Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) UAD. (CH)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/field/image/kkn_uad_2.jpg 299 448 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-07-10 04:37:182014-07-10 04:37:18UAD Lepas Mahasiswa KKN ke Thailand

Kemuliaan Ramadhan dalam Kebersamaan

08/07/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Ramadhan merupakan Bulan yang dinanti. Bulan yang suci, bulan yang penuh berkah dan ampunan dari Allah SWT. Umat Islam menyambut dengan penuh suka cita. Berusaha meraih kemuliaan yang ada di dalamnya.

Memeriahkan bulan puasa organisasi mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Agama Islam (BEM-FAI), BEM Fakultas Psikologi dan BEM Fakultas Ekonomi (BEM-FE) mencoba menghidupkan suasana ramadhan di Kampus dengan berbagai acara.

Acara yang diadakan pada waktu sore hari menjelang berbuka tersebut berlangsung di lapangan parkir baru kampus I UAD Jalan Kapas, Semaki, Yogyakarta. (Utara Gedung Kebudayaan) dengan berbagai kegiatan, diantaranya Bazaar Ramadhan, hiburan nasyid akustik, Buka Bersama, dan Lomba hafalan khusus TPA. Acara yang berlangsung dari hari Senin sampai Sabtu tersebut mengusung tema “Kemuliaan Ramadhan dalam Kebersamaan”.

Secara resmi acara dibuka pada  Senin, (07/07). Turut hadir pada pembukaan Wakil Rektor III (Dr. Abdul Fadhil, MT), Presiden Mahasiswa (Rio Pamungkas), Santri-santri TPA yang ikut lomba, Beberapa Mahasiswa UAD. Serta 6 Stand Bazaar yang menjajakan makanan khas untuk menu berbuka puasa.

Dalam sambutannya, Adi Mahasiswa Psikologi sekaligus Ketua Panitia acara tersebut menuturkan ”Dengan diadakannya acara ini diharapkan dapat mempererat ukhuwah antara mahasiswa hingga terwujud sebuah kebersamaan di dalam Bulan suci Ramadhan ini yang penuh kemuliaan sesuai dengan temanya.” (CH)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/field/image/ramadhan_1435h_dimeriahkan_dengan_lomba_di_uad.jpg 252 349 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-07-08 07:24:392014-07-08 07:24:39Kemuliaan Ramadhan dalam Kebersamaan

Lomba Hafalan Surat-surat Pendek di UAD

08/07/2014/0 Comments/in Terkini /by Super News

Senin, (07/07) mahasiswa Universitas Ahmad Dahkan (UAD) adakan acara pembukaan Kampus Ramadhan. Acara tersebut terlaksana atas kerjasama dari tiga Ormawa yang ada di Kampus I UAD yakni Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Agama Islam (BEM-FAI), Fakultas Psikologi dan Fakultas Ekonomi (BEM-FE). Acara berlangsung di Lapangan Parkir Baru Kampus I UAD. Jalan Kapas. Semaki. Yogyakarta.

Selain pembukaan acara juga dimeriahkan dengan adanya lomba hafalan surat-surat pendek yang diikuti oleh beberapa TPA yang ada di sekitar Kampus I UAD.

“Pengumuman pemenang lomba akan diumumkan pada hari penutupan yakni pada hari Sabtu 12 Juli 2014” terang Adi Ketua penitia acara.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Rektor III Dr. Abdul Fadhil, MT, Presiden Mahasiswa (Rio Pamungkas), Santri-santri TPA yang ikut lomba, dan beberapa Mahasiswa UAD.

Selain lomba acara tersebut juga diikuti oleh enam Stand Bazaar yang menjajakan makanan khas untuk menu berbuka puasa. (CH)

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/images/Lomba baca ayat.jpg 194 312 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2014-07-08 06:10:492014-07-08 06:10:49Lomba Hafalan Surat-surat Pendek di UAD
Page 511 of 663«‹509510511512513›»

TERKINI

  • PBI UAD Gelar Syawalan dan Lantik Pengurus KAMADA Periode 2025–202809/05/2025
  • Mahasiswa UAD Latih Kemampuan Jurnalistik Lewat Magang di Lembaga Muhammadiyah09/05/2025
  • PBSI FKIP UAD Gelar Sapa Prodi, Mahasiswa Dapat Ruang Suara dan Solusi09/05/2025
  • IMM FKM UAD Jalin Sinergi Inovatif dengan IMM Psikologi UMP09/05/2025
  • Skripsi Tanpa Galau? Ini Kata Yosi, Dosen Greenflag PBSI08/05/2025

PRESTASI

  • UKM Voli UAD Raih 2 Trofi pada Ajang Febipharm Championship 202508/05/2025
  • Mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat UAD Berprestasi di Nusantara Writing Festival 305/05/2025
  • Mahasiswa FEB UAD Raih Juara I Lomba Futsal dalam Semarak Milad IMM DIY03/05/2025
  • Pramudya Wijaya, Sabet Juara II Menyanyi Kategori Solo Pop Putra dan Solo Keroncong Putra02/05/2025
  • IMM Djazman Al-Kindi Sabet Juara I & II dalam Semarak Milad IMM se-DIY02/05/2025

FEATURE

  • Masyarakat yang Tangguh dalam Menghadapi Bencana09/05/2025
  • ABCDE-in Hidupmu: Strategi Membangun Karier dan Finansial Sejak Dini08/05/2025
  • Membentuk Mentalitas Juara Seorang Atlet08/05/2025
  • Bencana Urusan Bersama, Bukan Tanggung Jawab Tunggal07/05/2025
  • Pendidikan sebagai Jalan Jihad Melawan Kemiskinan07/05/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top