• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Bahasa Indonesia, Wow Begitu?!

28/11/2012/0 Comments/in Terkini /by Super News

Saya tiba-tiba teringat pada beberapa sosok Indonesianis, seperti A. Teeuw, Harry Aveling, Keith Foulcher, Greg Barton, hingga George M. Kahin. Meski mereka bukan warga pribumi (baca: WNI), namun mereka mencintai negara ini. Buktinya, mereka bisa berbahasa Indonesia dan menggunakannya secara baik. Dalam batas tertentu, mereka jauh lebih “meng-Indonesia” ketimbang diri kita. Mengapa demikian?

Menyebut nama A. Teeuw, Harry Aveling, dan Keith Foulcher dalam satu tarikan napas, berarti pula menyebut jasa-jasanya terhadap sastra Indonesia. Mendiang A. Teeuw ialah guru besar bidang kesusasteraan Indonesia modern pada Universitas Leiden, Belanda. Sementara itu, Harry Aveling merupakan pakar sastra Indonesia di La Trobe University, Australia, dan Keith Foulcher di bidang yang sama di Sydney University, Australia.

Kepakaran ketiganya di bidang sastra Indonesia sudah tak diragukan lagi. Berbagai karya bukunya dijadikan rujukan oleh para dosen, peneliti, dan mahasiswa sastra Indonesia. Saat menyusun disertasi doktoral (S-3), mereka pun sungguh-sungguh belajar bahasa Indonesia. Tak ayal jika mereka begitu mahir dalam menulis karya-karya tentang kesusasteraan Indonesia, termasuk pula membimbing penelitian para dosen kita.

Dua nama berikutnya, Greg Barton dan George M. Kahin, juga pakar di bidangnya masing-masing. Barton lebih dikenal sebagai pakar kajian Asia Tenggara di Monash University, Australia, sedangkan Kahin merupakan guru besar Cornell University, AS. Seperti ketiga nama di atas, baik Barton maupun Kahin juga menulis disertasi tentang Indonesia. Sebelum itu, mereka pun sungguh-sungguh belajar bahasa Indonesia sebagai bahasa sumber penelitiannya.

Bahkan, dalam wawancaranya di sebuah harian nasional baru-baru ini, Greg Barton mengaku lebih senang berbahasa Indonesia dengan istri dan anaknya. Kata Barton, untuk menyampaikan hal yang sifatnya rahasia di tengah orang-orang Australia kami menggunakan bahasa Indonesia. Apa yang dilakukan oleh Greg Barton, juga keempat Indonesianis di atas, menjadi bukti yang tak terbantahkan tentang pesona bahasa (dan sastra) Indonesia yang luar biasa.

Alih-alih pesona bahasa Indonesia itu luar biasa, justru kita menganggapnya biasa-biasa saja. Seolah tak ada yang istimewa, bahkan kita pun cenderung tidak bangga berbahasa Indonesia. Ketidakbanggaan kita tecermin pada ucapan-ucapan sehari-hari yang cenderung mencampuradukkan bahasa asing dan bahasa Indonesia. Gejala ini saya sebut dengan istilah “Indoenglish”. Entah lazim atau tidak, fenomena “Indoenglish” kian kental di lidah kita sekarang.

Pada gilirannya, saya menduga akan terjadi ketidakbanggaan berbahasa Indonesia pada diri kita di masa-masa mendatang. Padahal, orang-orang asing, termasuk kelima Indonesianis di atas, sangat mencintai bahasa Indonesia. Untuk itu, marilah kita giatkan dan tumbuhkan perasaan cinta terhadap bahasa Indonesia. Dengan cara begitu, kita akan “meng-Indonesia” seperti halnya kelima Indonesianis tadi.

Akhirnya, semoga kita dapat menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar, serta penuh kebanggaan. Tak ada artinya kebanggaan tanpa kepedulian; dan tak ada artinya kepedulian tanpa rasa cinta. Mencintai bahasa Indonesia itu berbanding lurus dengan mencintai tanah air, bangsa, dan negara ini. Jika tidak ada rasa cinta, lantas kita sendiri akan berujar dengan nada sarkastis, “Bahasa Indonesia wow begitu?!” Semoga tidak![]

Read more

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2012-11-28 19:12:002012-11-28 19:12:00Bahasa Indonesia, Wow Begitu?!

84 Tahun Sumpah Pemuda

28/11/2012/0 Comments/in Terkini /by Super News

Sudaryanto

Oleh: Sudaryanto, M.Pd.

Dosen PBSI FKIP UAD Yogyakarta

Jakarta, 28 Oktober 1928. Para pemuda dari pelbagai daerah di Nusantara telah berkumpul. Ada Jong Java, Jong Sumatra, Jong Celebes, dan sebagainya. Mereka berkumpul dalam Kongres Pemuda II, dan lantas mengikrarkan diri ke dalam satu simpul pengakuan: Sumpah Pemuda. Alangkah hafalnya kita akan isi sumpah tersebut; namun alangkah sulitnya untuk mengimplementasikan ke dalam perbuatan sehari-hari.

Kini, setelah 84 tahun berlalu, gema dari ketiga butir dalam Sumpah Pemuda itu terdengar lamat-lamat, bahkan nyaris sunyi. Pada butir pertama yang berbunyi asli “Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempah Darah jang satoe, Tanah Indonesia”, segera terbayang betapa perjuangan para pemuda saat itu luar biasa. Mereka berani menanggalkan baju kedaerahan dan perbedaan yang ada, berganti dengan baju keindonesiaan yang utuh.

Pada butir kedua dan ketiga yang berbunyi asli, “Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa Jang satoe, bangsa Indonesia”, dan “Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng Bahasa persatoean, bahasa Indonesia”, pun terbayang lagi perjuangan pemuda saat itu. Sebuah perjuangan yang saya kira betul-betul ikhlas, serta membawa pengaruh besar bagi gerak kemajuan bangsa ini di masa-masa berikutnya.

Tapi kini, apa mau dikata. Alih-alih gerak maju, justru bangsa ini mengalami gerak mundur pelan-pelan. Bangsa ini lambat laun, seperti disindir oleh Emha Ainun Nadjib (Cak Nun), menjadi gelandang di rumah sendiri. Betapa tidak! Kita dianugerahi sebuah negeri yang kaya raya, tapi kita malas untuk mengelolanya. Akhirnya, atas kemalasan itu kita tawarkan kepada pihak asing untuk mengelolanya.

Sayangnya, pihak asing itu tidak mengelolanya dengan amanah dan profesional sehingga kerugianlah yang kita derita saat ini. Lewat tulisan ini, kita perlu menyerukan agar para pemimpin kita tidak lagi menggelar karpet merah bagi pihak asing mana pun. Saya yakin, apabila pemimpin bangsa ini amanah dan profesional dalam mengelola sumber daya alam (SDA) yang ada, kelak kesejahteraan hidup tidak lagi menjadi mimpi di siang bolong bagi kita.

Di sisi lain, kita patut prihatin dengan makin maraknya aksi kekerasan, termasuk aksi tawuran pelajar yang terjadi di Jakarta beberapa waktu lalu. Lebih ironis, ternyata pelaku kekerasan itu ialah para pelajar yang merupakan generasi muda bangsa. Bisa Anda bayangkan, betapa bangsa ini akan selalu terjerumus ke dalam tindak kekerasan massa ketika menghadapi dinding perbedaan. Entah itu pilihan politik, agama, status sosial, atau yang lainnya.

Apabila momentum Kongres Pemuda II itu kita tapak-tilasi kembali, seyogianya semua perbedaan yang ada dapat diterima dengan lapang. Pasalnya, sekali lagi mengutip Cak Nun, yang harus kita cari itu esensi, bukan eksistensi. Para pemuda yang hadir dalam Kongres Pemuda II saat itu, jelas-jelas berbeda suku, bahasa, dan agama; namun tekad mereka satu: ingin mencari esensi dalam wadah yang bernama Indonesia.

Akhirnya, melalui momentum Hari Sumpah Pemuda, semoga kita selaku warga bangsa tergerak hati untuk kembali merefleksikan seberapa besar komitmen kita untuk bangsa-negara tercinta ini. Paling tidak, hal itu kita mulai dari seberapa besar cinta kita dalam menggunakan bahasa Indonesia di kehidupan sehari-hari, juga mengikhlaskan diri demi kepentingan bangsa. Itulah esensi keindonesiaan yang perlu kita tumbuhkan mulai hari ini. Selamat Hari Sumpah Pemuda![]

Read more

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2012-11-28 18:57:042012-11-28 18:57:0484 Tahun Sumpah Pemuda

Pembayaran SPP Online diseluruh cabang BRI

28/11/2012/0 Comments/in Terkini /by Super News

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Curabitur dolor mi, ultrices vel, convallis at, condimentum ultricies, leo. Duis sed orci id nulla tincidunt vestibulum. Nullam luctus auctor tortor. Nam sed lectus a sem ultricies ornare.

Nullam pharetra molestie sem. Integer vel nibh quis libero tempus aliquam. Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Duis eget nunc quis nibh rhoncus mattis. Pellentesque dictum eros vel quam. Donec tempus.

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2012-11-28 05:36:512012-11-28 05:36:51Pembayaran SPP Online diseluruh cabang BRI

Habitus dan Pengajaran Bahasa Inggris

25/11/2012/0 Comments/in Terkini /by Super News

Oleh: Hendra Darmawan, S.Pd*)

Bahasa inggris semakin hari menjadi media yang efektif untuk menjadikan dunia lebih datar (Flat).

hendra_darmawan

Milton L Friedman (2009) menyatakan bahwasanya hanya bangsa yang mampu menghadapi flatism (kedataran) yang akan memenangi kompetisi globalisasi, salah satunya dengan penguasaan bahasa asing. Penguasaan bahasa asing menjadikan banyak perangkat ilmu pengetahuan dan teknologi terbahasakan (readability) dan dapat diterjemahkan (transalatability) sehingga makin lebih banyak kalangan mengaksesnya. Tidak heran jika banyak kita dapati tulisan-tulisan baik dalam sekala kecil maupun dalam sekala besar berbahasa inggris. Contohnya adalah kata-kata seperti inbox, exit, enter, push, pull, ATM (authomatic teller machine), on sale, discount, laundry dan lain-lain. Ini menunjukkan ada habitus yang cukup mendukung guna terciptanya pembelajaran bahasa asing (inggris) yang lebih baik.

Perlu perangkat yang lebih sistematis agar pembelajar bahasa asing tidak serampangan menyerapnya. Salah satu upaya itu adalah pengajaran bahasa inggris sejak dini, sejak di sekolah dasar hari ini anak-anak sudah dikenalkan bahasa inggris. Pengenalan bahasa asing (inggris, arab, dll) sejak anak-anak merupakan periode yang paling baik dalam pemerolehan bahasa (children language acquisition). Selain bahasa ibu, bahasa Indonesia, mereka juga dapat belajar bahasa inggris lebih awal. Upaya ini menyiapakan mereka untuk menjadi warga negara Indonesia yang baik sekaligus siap menjadi manusia modern (world citizenship).

Bahasa inggris dan Pemberdayaan Masayarakat

Balum lama ini, tepatnya tahun 8-11 desember 2011 di Yogyakarta diselenggarakan seminar internasional bertajuk “The 16th English in South East Asia Conference” dengan tema “English for people Empowerment”-Bahasa Inggris untuk pemberdayaan masyarakat. Inisiatif acara ini muncul dari asosiasi pengajaran bahasa inggris di asia tenggara melibatkan kampus-kampus ternama dari Indonesia, Malaysia, Philippine dll. Acara ini merupakan bukti bahwasanya banyak kalangan yang juga concern dengan upaya melawan dominasi bahasa satu terhadap bahasa yang lain (linguistic imperialism). Civitas akademika telah dengan sadar akan perlunya peran pemberdayaan dari bahasa inggris itu sendiri. Peran pemberdayaan ini sangan relevan dengan program UNESCO yang telah berjalan selama 20 tahun sejak 1992 apa yang dinamakan dengan Education for Sustainable Development (ESD). Setiap unsur pendidikan dan pengajaran harus menemukan relevansi dengan keberlanjutan tidak hanya jangka pendek tetapi jangka panjang.

Ruang aktualisasi berbahasa

Keberadaan sebuah bahasa sangat bergantung pada frekuensi penggunaannya. Terciptanya banyak forum, kesempatan dan ruang public untuk artikulasi bahasa baik berupa, dialog, pembacaan puisi, cerpen, public speaking, lomba pidato dan lain-lain merupakan faktor pendukung revivalisme bahasa. Di banyak sekolah dapat kita dapati agenda seperti bulan bahasa, apresiasi seni dan lain-lain. Forum-forum tersebut diatas tidak hanya dalam apresiasi bahasa Indonesia tetapi juga dalam bahasa inggris. Bahkan ada beberapa sekolah yang telah memilii asrama (Boarding schools) mendisiplinkan anak didiknya dalam berbahasa Indonesia dan inggris (partial emersion) . Dengan banyaknya habitus yang tercipta, makin banyak frekuwensi anak-anak (learners) mempraktekkan keterampilan berbahasa mereka.

Keberadaan bahasa Indonesia dan inggris dalam kehidupan masyarakt Indonesia, hendaknya memiliki peran yang saling menguatkan (language revivalism) tidak sebaliknya saling memunahkan. Nasionalisme dalam berbahasa khususnya bahasa Indonesia perlu keteladanan para pendidik, tenaga kependidikan, peneliti, bahkan semua pihak salah satunya dengan banyak menggunakan bahasa baku yang telah disahkan dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI). Sangatlah berlebihan jika ada kalangan menilai dengan adanya upaya penghapusan bahasa inggris di sekolah dasar hanya semata karena alasan kohesi nasional kita sebagai bangsa. Pandangan ini harus melangkah lebih jauh kepada upaya bersama untuk memunculkan sinergi kepentingan dalam menciptakan habitus berbahasa sehingga kebangkitan bahasa (language revivalism) dapat menjadi kenyataan.

*) Dosen FKIP Universitas Ahmad Dahlan

Habitus dan Pengajaran Bahasa Inggris

Read more

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2012-11-25 19:02:152012-11-25 19:02:15Habitus dan Pengajaran Bahasa Inggris

Dalam Rangka Milad ke-52, UAD Selenggarakan Macapat

25/11/2012/0 Comments/in Terkini /by Super News

Macapat_Milad_UAD

Dalam rangka Milad ke-52 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar sastra lisan macapat di Kampus 2 Jl. Pramuka 42 Sidikan Yogyakarta. Acara yang terselenggara pada Kamis, 22-11-2012 bekerjasama dengan Balai Bahasa Yogyakarta.

Acara macapat dibuka oleh Ketua Milad UAD ke-52 Drs. Sukardi., M.M. Dekan Fakultas Ekonomi ini menjelaskan bahwa kegiatan macapat meneguhkan eksistensi jagat sastra di UAD.

“Dengan adanya macapatan menunjukkan UAD peduli terhadap dunia kesenian tradisi. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya UAD menyelenggarakan pertunjukkan wayang kulit semalam suntuk dan ludruk, ” tambah Koordinator Seni Budaya Milad UAD ke-52 Drs. Hendro Setyono. S.E. M.sc saat ditemui Tim web UAD.

Peserta yang hadir dalam ajang macapat yang bertajuk “Bab Sifat Wajib Mungguhing Allah” tersebut adalah anggota komunitas macapat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hadir juga Pembina macapat Balai Bahasa Yogyakarta Sri Haryatmo dan beberapa mahasiswa asing yang kuliah di UAD. (Sbwh)

Read more

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2012-11-25 18:48:282012-11-25 18:48:28Dalam Rangka Milad ke-52, UAD Selenggarakan Macapat

Ayo Ikuti Lomba Futsal

22/11/2012/0 Comments/in Terkini /by Super News

Dalam rangka Milad UAD ke-52. UAD adakan beberapa kegiatan khususnya lomba. Salah satunya lomba futsal untuk karyawan dan dosen UAD. Mari yang berminat, langsung mendaftar. paling lambat pendaftarannya tanggal 1 Desember. Info lebih lanjut, baca pamflet di bawah ini.

Futsal__UAD

Read more

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2012-11-22 21:01:412012-11-22 21:01:41Ayo Ikuti Lomba Futsal

Ayo Ikuti, Lomba Bulutangkis

22/11/2012/0 Comments/in Terkini /by Super News

Ayo ikuti, lomba bulutangkis ganda/ plesetan. Khusus dosen dan karyawan UAD. Yang berminat silahkan mendaftar. Untuk info selanjutnya. Silahkan baca dan hubungi contec persen dalam pamplet di bawah ini.

Bulutangkis_Lomba

Read more

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2012-11-22 20:54:472012-11-22 20:54:47Ayo Ikuti, Lomba Bulutangkis

Telpon Selular Bagi Kesejahteraan Petani

22/11/2012/0 Comments/in Terkini /by Super News

Rendra_Ilmu_Komunikasi

Oleh :

Rendra Widyatama, SIP., M.Si

Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan

Dewasa ini hampir semua lapisan sosial mengenal telpon seluler, bahkan sebagian besar dipastikan sudah memilikinya. Data dari Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) menunjukkan bahwa jumlah pelanggan di Indonesia tahun 2011 mencapai lebih dari 240 juta, naik 60 juta dibanding tahun 2010. Angka ini mendekati jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 258 juta pada Desember 2010. Tingginya kepemilikan handphone membuktikan bahwa media ini tidak lagi jadi barang mewah.

Fasilitas yang sangat popular digunakan adalah layanan sms (short message service). Kebiasaaan masyarakat Indonesia berkirim sms sangat tinggi. Data Telkomsel misalnya, mencatat trafik di Jawa Timur, sehari menjelang Idul Fitri 1433 H yang lalu mencapai lebih dari 63 juta sms, melonjak 101,75% dibanding kondisi normal. Pengiriman tersebut tidak terpusat di kota besar, melainkan di daerah-daerah lebih kecil, misalnya Mojokerto, Pasuruan, Sumenep, Blitar, dan sebagainya.

Trafik sms yang tinggi di daerah membuktikan bahwa pengguna telpon seluler juga berasal dari pedesaan. Sayang, umumnya komunikasi yang dilakukan, terbatas dengan seseorang yang dikenal saja. Bila seluruh pengguna telpon selular didata, sebenarnya seseorang dapat berkirim pesan kepada orang lain meski belum dikenalnya.

Caranya yaitu melalui SMS Broadcast, dimana seluruh nomor telpon didata sesuai dengan kategori tertentu sebagaimana iklan dalam buku telpon. Melalui sistem ini, kita dapat berkirim pesan ke sejumlah orang tanpa perlu memiliki seluruh nomor sasaran. Cukup kirim ke operator SMS Broadcast, dan operator akan meneruskan ke sejumlah sasaran sesuai kategori yang diminta. Misalnya petani padi, mengirim pesan menawarkan produknya, ia cukup mengirim ke operator SMS Broadcast meminta pesan diteruskan ke sejumlah sesaran dengan kategori yang dikehendaki. Bila tertarik, sasaran dapat merespon dan membuat transaksi bisnis, langsung pada pengirim pesan tanpa melalui operator. Dengan cara seperti ini, media telepon seluler dapat lebih optimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan.

Dengan cara ini, petani, nelayan, nelayan, peternak kecil, pengrajin dan pengusaha kecil maupun pihak-pihak yang selama ini sulit mendapatkan akses pasar agar langsung terhubung dengan pembeli, pedagang, toko baik grosis dan eceran, pedagang swalayan dan pasar, bahkan eksportir besar untuk menawarkan hasil produknya tanpa melalui pedagang perantara sehingga menikmati margin keuntungan yang selama ini dinikmati oleh pedagang. Melalui sms broadcast, rantai ekonomi akan lebih pendek sehingga harga produk lebih murah namun keuntungan langsung dinikmati oleh mereka yang selama ini kesulitan akses pasar.

Dalam SMS Broadcast biaya dikutip dari si pengirim, bukan penerima pesan. Sejumlah aturan dan kode etik perlu dibuat, agar tidak ada pihak yang rugi dan terganggu, tidak seperti premium call maupun sms berlangganan seperti yang kita kenal selama ini. Lebih baik lagi bila sistem ini dikelola oleh pemerintah atau lembaga non profit yang memiliki tujuan dan perhatian pada kesejahteraan masyarakat. Pihak inilah yang menghimpun data pemilik nomor telpon selular dalam berbagai kategori, misalnya jenis usaha, jenis produk yang dihasilkan, lingkup usaha, dan sebagainya.

Mengingat untuk membuat SMS Broadcast sangat sederhana, hanya perlu komputer, modem dan softwere SMS Broadcast yang dapat diunduh secara gratis di internet, maka sistem ini merupakan keniscayaan sebagai salah satu cara yang cepat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di pedesaan.

Read more

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2012-11-22 18:33:372012-11-22 18:33:37Telpon Selular Bagi Kesejahteraan Petani

Universitas Malaya Realisasikan MoU dengan UAD

21/11/2012/0 Comments/in Terkini /by Super News

Kunjungan_UM_Malaisya_ke_UAD

Universitas Malaya (UM) kunjungi Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Pertemuan berlangsung di Ruang Sidang Kampus 1 UAD Jl. Kapas No. 9 Semaki Yogyakarta. Tim UM yang bertandang ke UAD adalah Prof Madiya. Dr Jariah. Mohd. Jan (Dekan Penyelidikan), Dr. Tam Shu Shim (Ketua Jabatan Bahasa Inggris), Dr. Mat Taib b. Pa (Ketua Jabatan Bahasa Arab), Pn. Hooi. Moon Yee (Ketua Unit Bahasa), Dr. Hj Muhammad b. Seman (Penyelaras Sarjana Muda dan Liguistik Bahasa arab), dan Dr. Mohd. Zaki Abd. Rahman (Penyelaras sarjana linguistik Arab).

Kunjungan pada hari Rabu, 21-11-2012 tersebut diterima oleh Rektor UAD Drs. Kasiyarno. M.Hum, Wakil Rektor (WR) I Drs. Muchlas, MT, dan Wakil Rektor (WR) IV Prof. Drs Sarbiran M.Ed., P.hD. Ikut serta menerima tamu dari UM adalah Dekan Fakultas Agama Islam Drs. Parjiman, M.Ag, Ketua Program Studi Bahasa Dan Sastra Arab Abdul Muchlis, S.Ag., M.Ag, Dekan Fakultas Sastra dan Ilmu Komunikasi Drs. Umarino, M.Hum, Ketua Program Studi Sastra Inggris Tri Rina Budiyati, SS., M.Hum, dan Ketua Program Studi Sastra Indonesia Dra. Ani Yuliyati, M.Hum. Tak ketinggalan beberapa dosen Fakultas Agama Islam UAD dan Fakultas Sastra & Ilmu Komunikasi berperan serta menerima kunjungan dari UM.

Kunjungan UM merupakan realisasi dari penandatangan MoU antara UM dan UAD. Dalam sambutannya Rektor UAD berharap bahwa implementasi dari penandatanagn MoU bisa diwujudkan dalam hal pertukaran mahasiswa, seminar, workshop, penelitian, penerbitan, serta kerjasama akademik pada jenjang program sarjana, master, dan Phd.

Dari pihak UM sambutan diwakili oleh Prof. Dr. Zuraidah Mohd. Don. “Kami melakukan kunjungan ke UAD karena sebagai universitas yang baik. UAD merupakan kampus yang nuansa religiusitasnya menonjol. Namun hal yang terpenting adalah merealisasikan MoU yang sudah ditandatangani tahun 2011 antara UAD dengan UM ” katanya (Sbwh)

Read more

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2012-11-21 21:18:322012-11-21 21:18:32Universitas Malaya Realisasikan MoU dengan UAD

Pancasila dan Konflik Masyarakat

21/11/2012/0 Comments/in Terkini /by Super News

Dani_ikom

Dani Fadillah*

“Banyak yang cinta damai, tapi perang semakin ramai”

Sambil mendengarkan lagu yang dibawakan oleh Band Gigi, saya membuat tulisan ini sambil berdoa semoga kedamaian segera senantiasa menyelimuti bumi pertiwi. Masih jelas dalam ingatan kita tawuran antar pelajar yang sampai menimbulkan korban jiwa nyawa melayang sia-sia, kini muncul berita kerusuhan antarwarga yang terjadi di Lampung Selatan hingga menewaskan belasan orang. Apa pun pemicunya, menyelesaikan persoalan dengan cara kekerasan, apalagi hingga menghilangkan nyawa orang lain bukanlah hal yang dibenarkan dalam norma bermasyarakat. Pasti lebih bijak dan indah jika semua soal diselesaikan dengan cara-cara yang jauh dari kekerasan,salah satunya dengan bermusyawarah. Dan bangsa ini sangat bisa untuk menyelesaikan persoalan dengan cara-cara damai. Namun kenapa hal seperti ini masih saja terjadi?

Dimasyarakat, konflik yang berujung pada perkelahian massal biasanya terjadi hanya karena masalah sepele atau karena mengandung unsur SARA yang tak perlu. Walaupun tidak menyeluruh, kenyataan tersebut memperlihatkan kepada kita bahwa ada sesuatu yang terjadi dalam masyarakat kita. Di manakah jati diri kita sebagai bangsa? Apakah sebagai bangsa kita telah melupakan way of life kita, yaitu Pancasila, yang menjadi fondasi bangunan besar rumah Indonesia.

Pancasila adalah sebuah rahmat dari Tuhan YME untuk seluruh masyarakat indonesia, agar masyarakat indonesia memahami dan mau mengamalkan nilai-nilai yang tertuang didalamnya. Bahkan Bung Karno sendiri mengakui bahwa dia bukan penemu Pancasila, Bung Karno mengatakan bahwa dia hanya menemukan Pancasila, Pancasila adalah pondasi-pondasi dasar kemasyarakatan yang sedari awal sudah tertanam dengan kokoh dalam sanubari rakyat Indonesia.

Artinya dalam keseharian hidup, nilai- nilai itu mewarnai interaksi masyarakat kita. Intisari dari Pancasila itu adalah “gotong royong”, dan gotong-royong adalah pembantingan tulang bersama, pemerasan keringat bersama, perjuangan bantu-binantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Holopiskuntul baris buat kepentingan bersama. Itulah gotong-royong.

Jadi dalam gotong royong itu ada kebersamaan, kontribusi semua pihak, persatuan, kepentingan bersama, perpaduan sumber daya, saling melengkapi atas kelebihan dan kekurangan. Dan, ini relevan dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika atau keragaman dalam kesatuan (diversity in unity). Sangat jelas bahwa keberagaman masyarakat Indonesia itu sebagai rahmat dari Tuhan yang harus dikelola bagi kebaikan bersama. Hemat kata semua warga negara Indonesia punya hak dan kewajiban yang sama kepada negara. Kedewasaan rakyat dalam mengelola konflik sebenarnya sangat menggembirakan.

Atas fakta dalam masyarakat seperti yang diuraikan sebelumnya, timbul pertanyaan apakah nilai-nilai dari Pancasila itu saat ini masih ada dan hidup dalam sanubari masyarakat kita? Untuk menjawab pertanyaan ini,kita bisa menggunakan cara pandang negatif atau positif. Jika menggunakan kacamata negatif, kita akan pesimis dan melihat kenyataan yang ada tanpa harapan. Namun jika menggunakan cara pandang positif, kita masih melihat bahwa nilai-nilai itu masih ada dan hidup dalam masyarakat kita.

Yang diperlukan adalah upaya untuk membangunkan dan memperkuat memori kolektif kita akan nilai-nilai Pancasila. Hal ini tidak bisa melalui anjuran, omongan, atau propaganda saja, tapi yang lebih mendasar adalah melalui keteladanan dari para elite dan para pemimpin bangsa di semua tingkatan dari pusat sampai daerah. Manakala yang dipertontonkan para elite dan para pemimpin adalah konflik, ketidakdewasaan berpikir dan bersikap, serta mempertontonkan tindakantindakan tidak terpuji lainnya, maka jangan serta-merta menyalahkan pelajar yang tawuran atau masyarakat yang berkonflik. Memang masih banyak faktor lain yang menjadi penyebab, tapi faktor keteladanan dari elite dan atau pemimpin ini sangat signifikan untuk terciptanya masyarakat yang hidup berdampingan secara damai. Sehingga energi dan sumber daya kita sebagai bangsa bisa kita fokuskan bagi pembangunan demi kesejahteraan rakyat.

*Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan,

Pengamat Komunikasi Politik

(Artikel ini sudah dimuat di Harian Jogja)

Read more

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2012-11-21 19:08:332012-11-21 19:08:33Pancasila dan Konflik Masyarakat
Page 582 of 666«‹580581582583584›»

TERKINI

  • Kisah Inspiratif Silmi Kaffah, Lulus S2 Farmasi dengan Cepat19/05/2025
  • Membangun Komunikator Inspiratif dan Pemimpin Berdampak19/05/2025
  • Meneguhkan Ideologi Muhammadiyah sebagai Fondasi Gerakan19/05/2025
  • Berjuang dalam Cinta dan Disiplin19/05/2025
  • Laboratorium Teknologi Pangan UAD Fasilitasi Praktikum bagi Mahasiswa UT19/05/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa UAD Juara I Rope Access di Scouting Skill Competition Tingkat Nasional16/05/2025
  • Mahasiswi UAD Raih Prestasi di Ajang Scouting Skill Competition Tingkat Nasional16/05/2025
  • Mahasiswa PPKn UAD Juara I Tournament Badminton Pubhfest 202515/05/2025
  • Mahasiswa FKM UAD Raih Juara I Lomba Futsal Tingkat Provinsi13/05/2025
  • Mahasiswi UAD Raih Juara 2 dalam Turnamen Badminton PUBHFEST 202513/05/2025

FEATURE

  • Lathifah: Menggerakkan Lewat Kata, Menginspirasi Lewat Suara19/05/2025
  • Kenali Potensi dan Rancang Karier Masa Depan19/05/2025
  • Menulis dengan Etika, Merespons Realitas19/05/2025
  • Bahaya Sikap Tamak dan Bakhil19/05/2025
  • Menjaga Etika Kehumasan di Tengah Laju AI17/05/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top