Meneguhkan Gerakan Keagamaan: Hadapi Pandemi dan Masalah Negeri
“Muhammadiyah sebagai gerakan Islam amar ma’ruf nahi mungkar dan gerakan tajdid yang berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadis dalam rangka mewujudkan masyarakat muslim yang sebenar-benarnya, senantiasa menebarkan kemaslahatan dan menghindari kemudharatan,” tutur Ustaz H. Faturrahman Kamal, Lc., M.S.I. selaku Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sekaligus pembicara di pengajian Milad ke-108 Muhammadiyah yang diselenggarakan oleh Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Ia menuturkan, di usia 108 tahun Muhammadiyah menjadi perjalanan yang sangat patut disyukuri. Terlebih di masa pandemi Coronavirus Diseases 2019 (Covid-19) yang tengah mewabah menyadarkan umat muslim dalam meningkatkan keimanan serta ketakwaan kepada Allah Swt.
“Kesadaran kecerdasan emosional dan spiritual menjadi suatu potret autentik akan risalah Nabi Muhammad Saw. Sebagai suri teladan dalam mengamalkan ilmu dalam kehidupan,” terang Faturrahman.
Menurutnya, warga Muhammadiyah tentulah harus memiliki dua karakter penting, yaitu memiliki ketaatan dalam melakukan berbagai kebaikan sebagai ciri utama dari orang bertakwa, serta menjauhi sifat dan sikap yang menentang ajaran Islam. Muhammadiyah menjadi organisasi Islam terbesar di Indonesia dengan berbagai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang menjadi dasar bagi kita dalam melakukan kebaikan.
“Jika Muhammadiyah mendirikan sekolah, bukan berarti Muhammadiyah yayasan pendidikan, melainkan Allah Saw. menganjurkan umatnya untuk meninggikan martabat ilmu pengetahuan. Jika Muhammadiyah mendirikan rumah sakit bukan berarti Muhammadiyah yayasan kesehatan, melainkan kita dituntut menjadi umat yang sehat dan kuat. Jika Muhammadiyah mendirikan panti asuhan dan dhu’afa bukan berarti Muhammadiyah yayasan sosial, melainkan Allah memerintahkan untuk menolong orang lemah dan kurang mampu. Muhammadiyah sebagai gerakan wasatiah senantiasa memberikan kemaslahatan dengan melakukan kebaikan kepada sesama umat manusia,” jelas Faturrahman dalam pemaparan materi. (Chk)