Mobil Listrik dan Kreativitas Inovasi Mahasiswa UAD
Ilham Eko Prakoso dan Aji Apri Setiawan adalah dua mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Vokasional Teknologi Otomotif (PVTO) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tergabung dalam Al Qorni, yaitu organisasi mahasiswa UAD yang terfokus pada penciptaan dan pengembangan inovasi teknologi otomotif.
Pada Kita Talk Episode 40 yang tayang pada Kamis, 10 Februari 2022 di kanal YouTube Televisi UAD, acara talkshow mahasiswa UAD yang digagas oleh Televisi UAD, Ilham dan Aji berkesempatan untuk berbagi cerita tentang pengalaman dan kisah menarik mereka.
Bersama Al Qorni, Ilham dan Aji menciptakan mobil listrik sebagai jawaban atas pandangan mahasiswa UAD menyaksikan perkembangan teknologi saat ini, dan wujud antisipasi terhadap kekhawatiran mereka pada persediaan bahan bakar minyak yang kian berkurang.
“Bermula di tahun 2019, mahasiswa Prodi PVTO UAD termasuk saya di dalamnya. Kami berpikir bahwa bahan bakar minyak lambat laun akan habis, lalu banyak universitas di Indonesia telah melakukan pengembangan dan menciptakan mobil listrik. Berdasarkan hal tersebut kami kemudian berinisiatif untuk turut melakukannya, dengan usaha agar inovasi yang kami ciptakan bisa lebih baik,” ujar Aji.
Lelaki asal Pekalongan tersebut juga menceritakan tentang asal mula terbentuknya Al Qorni secara singkat. “Al Qorni adalah organisasi yang dibentuk tahun 2019 silam, dengan arahan dari UAD langsung. Adapun tujuan organisasi ini ialah untuk pengembangan teknologi, penciptaan mobil listrik ini salah satunya. Prodi PVTO UAD juga turut mengambil peran yang dominan demi keberlangsungan jalannya organisasi. Kami di Al Qorni memiliki lima divisi, yang mengurus bagian mekanikal, industri, informatika, elektronika, dan administrasi.”
“Sebagai wadah bagi mahasiswa Prodi PVTO UAD yang memiliki minat dan bakat pada bidang elektronik, kelistrikan, dan inovasi mobil listrik. Itulah tujuan lain mengapa Al Qorni ini dibentuk,” Ilham menambahkan.
Pada mulanya, Aji dan Ilham bersama Al Qorni meminta perizinan dan pengajuan dana ke kampus. Setelah mendapatkan keduanya, mereka membuat rancangan desain mobil listrik, membuat prototype dari kayu dan paralon, membuat kerangka, proses perakitan, lalu sampai pada tahap akhir pengerjaan.
“Kesulitan saat pengerjaannya itu ada di proses pembuatan kerangka mobil sungguhan, seperti pada detail pengelasan di bagian rool bar karena harus benar-benar presisi, sebab itu adalah bagian penyambung ke kerangka mobil di bagian lain. Selain itu, kesulitan lainnya ialah harus memperhatikan mesin listriknya agar jangan sampai panas saat mobil dijalankan. Mengapa mesin listrik bisa panas? Ini dikarenakan oleh sifatnya yang dipenuhi energi besar,” jelas Ilham.
“Buat mesin untuk mobil listrik sangat rumit. Jadi kami melakukan impor mesin dari Amerika, yaitu Kelly Motor. Sedangkan untuk beberapa komponen lain di mobil listrik ini kami bikin sendiri, dan melibatkan bantuan dari pihak ketiga,” lelaki asal Jogja itu menambahkan.
Dari cerita keduanya, banyak kesulitan yang ditemui saat menciptakan mobil listrik. Namun kesulitan itulah yang menjadi salah satu tantangan bagi mereka. “Sampai tidur pun enggak nyenyak kadang dan bisa terbawa sampai ke mimpi, karena kepikiran bagaimana inovasi selanjutnya agar mobil listrik kami bisa lebih baik.”
Al Qorni dalam pembuatan mobil listrik memiliki dua konsentrasi, yaitu ada pada keperluan mengikuti kompetisi dan keperluan komersial. Untuk saat ini, Al Qorni sedang melakukan persiapan untuk mengikuti kompetisi Formula Student Electric Competition (FSEC) yang diadakan oleh Indonesia International Motor Show (IIMS) di Jakarta. Kompetisi ini rencananya akan digelar pada 31 Maret 2022.
“Sebenarnya dalam waktu dekat ini, yakni tanggal 27 Februari, kami berangkat menuju kompetisi itu, tapi karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) kembali diberlakukan, kami tidak jadi berangkat. Hal baiknya setelah keberangkatan ditunda, kami memanfaatkan waktu yang ada untuk riset lebih mendalam, serta melakukan pengembangan pada mobil listrik yang kami ciptakan,” jelas Ilham.
Kepala Prodi (Kaprodi), dosen, dan tenaga pendidik di Prodi PVTO UAD sangat mendukung kegiatan Al Qorni. “Mereka memberikan ide, saran, dan gagasan. Kami merasa mendapat pengayoman dalam proses pembuatan mobil listrik ini, mereka rasa-rasanya sudah seperti bapak kedua kami sebagai mahasiswa,” ungkap Ilham dan Aji.
Saat ini mobil listrik Al Qorni telah memasuki tahap 90% penyempurnaan. Ilham dan Aji berharap, pada waktu mendatang Al Qorni dan mahasiswa Prodi PVTO UAD bisa menciptakan inovasi kreatif lain di bidang teknologi transportasi.
“Lebih semangat dalam berproses, dan banyak pengalaman yang saya dapatkan saat bergabung di Al Qorni, selain memiliki teman baru juga menambah relasi. Untuk para mahasiswa UAD dari prodi selain PVTO yang memiliki minat terhadap dunia teknologi dan mesin, sangat dipersilakan untuk bergabung bersama kami di Al Qorni!” tutup Ilham. (didi)