Microalga: Si Hijau sebagai Bahan Energi Terbarukan
Tumbuhan yang dianggap liar dan mengganggu jika dikembangankan dapat menjadi bahan energi terbarukan. Misalnya, microalga yang marak dijumpai di selokan ataupun genangan air yang dianggap sebagai lumut pengganggu, ternyata kaya akan manfaat. Microalga termasuk tumbuhan yang mudah tumbuh hanya dengan air dan mendapatkan sinar matahari yang cukup. Ketidaktahuan dalam memanfaatkannya menjadi latar belakang Dr. Martomo Setyawan, S.T., M.T. selaku dosen Program Studi (Prodi) Teknik Kimia Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melakukan penelitian terkait microalga.
Dalam sesi Langkah Pakar (10-10-2020), ia menjelaskan kebermanfaatan yang besar dari microalga. Sumber energi yang selama ini dipakai berasal dari fosil, batubara, minyak bumi, dan gas bumi. Sumber tersebut jika diambil terus-menerus akan habis dan tidak dapat diperbarui. “Pentingnya melakukan berbagai penelitian, guna mendapatkan sumber energi terbarukan yang dapat diperbarui dan menjadi pengganti dari sumber energi yang dipakai selama ini,” ungkap Martomo
Subsitusi energi sangat perlu dilakukan agar ketahanan pangan dan lingkungan terjaga. Misalnya, energi bensin dapat diganti dengan bioetanol, gas bumi diganti dengan biogas, serta biodiesel. Pentingnya substitusi dilakukan agar bahan yang ada dapat diperbarui dan dipakai kembali. Microalga dapat menjadi solusi sebagai bahan energi terbarukan.
“Potensi microalga berupa pemanfaatan lemaknya menjadi minyak. Lemak microalga dapat diambil dengan energi yang sangat rendah sehingga jika diproduksi tetap utuh. Hal ini mengingat bentuk microalga yang sangat kecil bentuknya,” terang Martomo saat menjelaskan potensi microalga. Energi biodiesel dari tanaman ini dapat membantu menjaga ketahanan pangan dan lingkungan.
Microalga dapat menjadi solusi energi di masa yang akan datang. Selain itu, budidaya microalga pun tidak membutuhkan lahan yang besar bahkan lahan tidak produktif pun dapat digunakan.
“Kami selalu mengajak siapa pun untuk senantiasa eksplorasi dari berbagai permasalahan yang ada di masyarakat. Mari mencoba menggali solusi dengan berkolaborasi bersama bidang ilmu lainnya dalam mewujudkan energi terbarukan,” tandas Martomo. (Chk)