Kajian Daring: Matematika dalam Perspektif Islam
Magister Pendidikan Matematika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan kajian daring dengan tema “Matematika dalam Perspektif Islam”. Acara digelar secara daring melalui platform Zoom Meeting. Hadir sebagai pemateri Prof. Dr. H. Mifedwil Jandra M.Ag., yang merupakan dosen Magister Pendidikan Matematika UAD.
Dalam tema tersebut, Jandra menyampaikan bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan mengenai angka dan ruang, musik dan ilmu falak (astronomi), serta logika. Matematika dalam Islam menjadi suatu hal yang penting, karena setiap bidang kehidupan manusia tidak terlepas dari matematika. Bahkan dalam praktik keagamaan, umat Islam dikenalkan dan dituntut untuk memahami matematika. Contohnya perintah puasa Ramadan dan puasa Syawal, pembagian harta warisan, menjadikan alam dengan angka.
“Allah menciptakan matematika sebagai bahasa alam semesta. Untuk itu, perlunya seorang muslim menguasai matematika. Pada dasarnya jika kita ingin berdialog dengan suatu bangsa, baik manusia maupun binatang, kuasai bahasanya. Sama halnya jika kita ingin berdialog, mengerti, atau memahami ayat-ayat Kauniyah yaitu alam semesta, jagat raya dan isinya, maka bahasa yang harus kita kuasai adalah matematika,” papar Jandra.
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa, ahli matematika dan kimia sebenarnya tidak membuat sesuatu yang baru, tetapi hanya mencari model-model matematika yang paling mendekati untuk menggambarkan suatu fenomena. Misalnya seperti demam berdarah dan malaria, bahkan Covid-19, yang mempunyai aturan-aturan matematis seperti firman Allah pada Q.S. Al- Furqan ayat 2. Dalam Al-Qur’an juga berbicara mengenai matematika disebutkan sebanyak 38 bilangan berbeda yaitu 30 bilangan asli dan 8 bilangan pecah. Operasi bilangan dalam Al-Qur’an meliputi operasi penjumlahan dan pengurangan. Allah Swt. menggunakan matematika untuk menjaga kemurnian Al-Qur’an. Ada pula keajaiban Al-Qur’an dari sisi matematika telah banyak diteliti oleh matematikawan muslim seperti Rashad Khalifa yang menemukan keajaiban bilangan 19 dan Abdud Daim Al-Kahlil menemukan keajaiban bilangan 7.
Terakhir Jandra menyampaikan, karakteristik manusia dengan karakteristik matematika menurut Abdussyakir yaitu sikap jujur, cermat, dan sederhana; tanggung jawab; konsisten dan sistematis terhadap aturan; adil; dan percaya diri serta tidak mudah menyerah. Integritas matematika dan Islam dalam pembelajaran matematika di antaranya adalah prinsip keesaan Allah; kesatuan alam semesta; kesatuan, kebenaran, dan kesatuan pengetahuan; kesatuan hidup, serta prinsip kesatuan umat manusia. (frd)