Strategi Menghadapi Ujian dalam Pendekatan Islami
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melalui Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) UAD mengadakan talkshow dengan tema “Strategi Menghadapi Ujian dalam Pendekatan Islami”, Sabtu 15 Januari 2022 disiarkan secara langsung pada kanal YouTube Bimawa UAD dan Zoom Meeting. Hadir sebagai pembicara Ust. Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H. yang merupakan salah satu dosen Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) UAD, sekaligus sebagai penulis serta trainer. Talkshow ini terbuka untuk umum, khususnya untuk mahasiswa UAD yang akan melaksanakan Ujian Akhir Semester (UAS) pada pekan depan.
Menurut Ust. Budi, ujian merupakan salah satu cara terbatas untuk mengukur kemampuan seseorang. Jadi, ujian merupakan sesuatu yang sangat kecil sebenarnya tanpa perlu dilebih-lebihkan agar diketahui mutu dari diri kita. Tidak perlu merasa takut dan bersedih hati ketika menghadapi ujian-ujian yang ada, seperti ujian hidup dan ujian di perkuliahan, karena itu bukan sesuatu yang menakutkan. Siapa pun yang menginginkan untuk naik derajat pasti mendapatkan ujian.
“Semua orang pasti diuji karena hal ini sesuai dengan Q.S. Al-Ankabut: 2–3, yang namanya manusia yang beriman pasti diuji. Begitu pun dengan sabda Nabi dalam H.R. Ibnu Hibban nomor 2.900. Jangan pernah merasa berkecil hati saat ujian itu datang. Dengan ilmu hidup menjadi mudah dengan seni hidup menjadi indah dan dengan agama hidup menjadi terang,” katanya. Ia menambahkan, salah satu perkataan ulama besar yaitu Imam Syafi’i, bila kamu tak tahan lelahnya belajar, maka bersiaplah menanggung perihnya kebodohan. Kalimat ini bisa memberi semangat kepada mahasiswa sebagai seorang penuntut ilmu.
Lebih lanjut ia memaparkan beberapa tips dan strategi dalam menghadapi UAS yang dapat dipraktikkan oleh mahasiswa. Di antaranya meminta pertolongan kepada Allah Swt., beristirahat di malam hari bukan lembur (sistem kebut semalam), jangan lupa meminta keridaan orang tua karena doa keduanya kepadamu akan dikabulkan, membaca doa keluar rumah, berdoa kepada Allah agar menjauhkanmu dari kegelisahan dan ketegangan, pelan-pelanlah dalam menjawab soal, jika telah selesai mengerjakan ujian kemudian merasa telah keliru pada sebagian jawaban maka pasrahlah pada takdir Allah dan jangan menjadi korban frustrasi serta pesimis. Haram bermain curang, maksudnya ialah ketika ujian tidak boleh mencontek maupun melakukan hal-hal kecurangan lainnya.
“Belajar dengan tenang, enjoy, santai, dan tidak tergesa-gesa itu akan mempermudah kita untuk merekam apa yang kita baca dan apa yang kita pelajari. Kita harus mengetahui cara kita belajar agar cepat terserap, misalnya dengan cara mengatur waktu dengan baik. Kesalahan dari kebanyakan mahasiswa adalah jauh-jauh hari tidak belajar tetapi pada saat akan ujian malamnya belajar menggunakan sistem SKS,” pungkas Ust. Budi.
Di akhir ia menyampaikan, jadilah seperti permata. Ia dibuat dengan panas, tekanan yang sangat tinggi sehingga memiliki nilai yang sangat tinggi pula. Sedangkan batu bara dibuat dengan tekanan dan panas yang lebih kecil dan rendah daripada permata. Artinya ketika hal ini dianalogikan kepada manusia, ketika banyak menghadapi ujian lalu kita mampu bersabar maka kita bisa menjadi permata dan menjadi orang yang sungguh luar biasa. Namun sebaliknya, jika kita tidak mau ditekan dan diuji maka kita hanya akan menjadi sebuah batu bara yang harganya murah dan tidak berharga. Jadi, hadapilah ujian itu dengan baik, pasrahkan diri kepada Allah Swt., berdoa, meminta rida, dan jangan lupa dalam belajar yang terpenting adalah niat untuk menjadi sebuah permata karena di mana pun ia berada akan tetap berharga. (ctr)