• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Posts

Pemanfaatan Internet of Things (IoT) dalam Dakwah Islam

19/03/2025/in Feature /by Ard

Muhammad Azis., S.T., M.Cs., Ph.D Pemateri Kajian Menjelang Berbuka Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Anove)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menggelar Ramadan di Kampus (RDK) 2025 dengan menghadirkan Kajian Jelang Buka Puasa pada Minggu, 16 Maret 2025. Bertempat di Masjid Islamic Center UAD, kajian ini menghadirkan Muhammad Azis, S.T., M.Cs., Ph.D. yang merupakan Kepala Pusat Studi dan Analisis Kebijakan Nasional UAD. Ia membahas topik menarik tentang “Pemanfaatan internet of things (IoT) untuk Dakwah Islam”.

Lebih istimewa lagi, kajian ini turut dihadiri oleh anggota Himpunan Disabilitas Muhammadiyah (HIDIMU) yang dikoordinasi oleh Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY, sehingga menjadikannya momen inklusif yang menggambarkan semangat dakwah yang merangkul seluruh kalangan masyarakat, tanpa terkecuali.

Dalam pemaparannya, Muhammad Azis menjelaskan bahwa dakwah pada dasarnya merupakan seruan bagi umat manusia untuk menuju jalan Allah, sebagaimana tercantum dalam berbagai ayat Al-Qur’an. QS. Yusuf: 108, yang menegaskan bahwa dakwah adalah ajakan menuju jalan Allah dengan penuh keyakinan dan ilmu. QS. Ali Imran: 19, yang menggarisbawahi bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang diridai oleh Allah. QS. Ali Imran: 104, yang menekankan pentingnya seruan untuk mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. QS. An-Nahl: 125, yang mengajarkan bahwa dakwah harus dilakukan dengan hikmah, nasihat yang baik, dan perdebatan yang santun.

Media Sosial sebagai Sarana Dakwah Modern

Seiring dengan berkembangnya teknologi, dakwah tidak lagi terbatas pada ceramah di mimbar atau pengajian di masjid. Internet dan media sosial kini menjadi sarana efektif dalam menyebarkan ajaran Islam. Muhammad Azis memaparkan beberapa keunggulan media sosial dalam konteks dakwah dan kehidupan sehari-hari.

Beberapa di antaranya, menjalin silaturahmi tanpa batasan ruang dan waktu, bahkan melampaui perbedaan suku, agama, dan bangsa. Sebagai biro jodoh, memudahkan individu menemukan pasangan hidup dengan kriteria yang sesuai. Sumber ilmu pengetahuan, mulai dari informasi peluang kerja, beasiswa studi, hingga edukasi kesehatan. Kecepatan komunikasi dan informasi, yang mempermudah penyebaran berita serta dakwah Islam. Sarana promosi, baik untuk kepentingan bisnis maupun dakwah. Membantu seseorang menjadi terkenal, baik dalam bidang keilmuan, sosial, maupun hiburan.

Meskipun media sosial dan internet memiliki potensi besar untuk dakwah, sayangnya data menunjukkan bahwa di Indonesia, penggunaan internet untuk dakwah agama masih berada di urutan ketujuh. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para dai dan konten kreator muslim untuk memanfaatkan internet sebagai alat dakwah yang lebih optimal.

Fungsi Internet dalam Dakwah Islam Berkemajuan

Lebih lanjut, kajian ini membahas bagaimana internet dapat berperan dalam mendukung dakwah Islam yang mencerahkan dan berkemajuan. Muhammad Azis menjabarkan beberapa fungsi utama internet dalam dakwah Islam. Fungsi taklim, sebagai sarana edukasi, diseminasi informasi, dan penyebaran ilmu pengetahuan serta teknologi Islam (ipteks). Fungsi tanwir, menyebarkan ajaran Islam dalam bentuk konten yang mencerahkan dan inspiratif. Fungsi taysir, mempermudah umat dalam menjalankan ibadah dan mengakses dakwah Islam.

Selain itu, fungsi tabsyir, menyampaikan kabar gembira dan dakwah yang menggembirakan. Fungsi tasdid, meluruskan informasi, terutama mengenai ajaran Islam. Pelurusan informasi, menyajikan pemahaman yang benar tentang Islam di berbagai belahan dunia. Investigasi kondisi umat Islam, menggali informasi (investigative reporting) tentang situasi muslim di berbagai negara. Mengikis islamophobia, menggunakan internet sebagai sarana untuk membangun citra positif Islam di dunia global. Serta advokasi Islam di media Barat, mengoreksi dan membela Islam dari informasi yang distorsif, manipulatif, dan sering kali memojokkan Islam dalam pemberitaan internasional.

Membangun Dakwah Islam yang Adaptif dan Inklusif

Dalam era digital ini, dakwah tidak boleh terbatas pada metode konvensional. Pemanfaatan internet of things (IoT) serta berbagai platform digital harus dioptimalkan agar pesan Islam dapat lebih luas tersebar dan lebih mudah diakses oleh berbagai kalangan. Melalui RDK UAD, para mahasiswa dan peserta diharapkan mampu memahami pentingnya teknologi dalam menyebarkan dakwah yang relevan dengan kebutuhan zaman.

Muhammad Azis menutup kajian dengan pesan bahwa dakwah yang efektif di era digital harus bersifat adaptif, inovatif, serta inklusif. Dengan memanfaatkan teknologi secara bijak, umat Islam dapat terus menyebarkan nilai-nilai kebaikan dan memperkuat eksistensi Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin.

Kajian ini menjadi salah satu agenda penting dalam Ramadan di Kampus UAD yang tidak hanya memperkuat pemahaman agama, tetapi juga memberikan wawasan tentang bagaimana teknologi modern dapat dimanfaatkan untuk dakwah Islam yang lebih maju dan inklusif. (Nov)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Muhammad-Azis.-S.T.-M.Cs_.-Ph.D-Pemateri-Kajian-Menjelang-Berbuka-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Anove.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-19 12:04:262025-03-19 12:05:13Pemanfaatan Internet of Things (IoT) dalam Dakwah Islam

Kajian Jelang Berbuka RDK UAD 1446 H: Sastra, Makna, dan Pesan Ilahi

19/03/2025/in Terkini /by Ard

Kajian Jelang Berbuka RDK Universitas Ahmad Dahlan (UAD) 1446 H (Foto. Darmawan)

Pengurus Pesantren KH. Ahmad Dahlan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses menyelenggarakan Kajian Jelang Berbuka dengan tema, “Sastra, Makna, dan Pesan Ilahi” bertempat di Masjid Islamic Center UAD pada 13 Maret 2025. Dalam acara ini, Dr. Yoyo, S.S., M.A. ditunjuk sebagai pemateri. Kajian bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai perjalanan dakwah Rasulullah di Kota Makah, Arab Saudi.

Pada pembahasan kali ini, Dr. Yoyo menjelaskan perbandingan bangsa Indonesia dan juga bangsa Arab, khususnya saat metode menghafal, bangsa Indonesia sangatlah tertinggal. Dengan kemampuan yang dimilikinya, orang Arab di era Jahiliah banyak yang berlomba-lomba untuk memenangkan puisi yang telah dibuatnya. Jika, menang maka karyanya akan digantung di pintu Kakbah sebagai bentuk apresiasi tertinggi.

Ia juga menyampaikan mengenai perubahan Islam pada sastra Arab, dan yang paling berpengaruh untuk mengubahnya adalah Al-Qur’an. Nabi Muhammad saw. menerima Al-Qur’an sebagai mukjizat, kepada masyarakat bangsa Arab yang mempunyai kemampuan bersyair yang begitu hebatnya. Setiap orang di Arab yang membacakan ayat suci Al-Qur’an terkadang ritmenya berbeda dan susah untuk diikuti. Ada yang berpola sama dan ada juga yang berbeda, ungkapnya.

Lebih lanjut, Dr. Yoyo juga memaparkan sikap dari agama Islam terhadap pandangan tentang puisi, sebab terkadang syair Arab mengandung unsur yang tidak pantas dan dikatakan sebagai penyair sesat. Namun, terdapat penyair Al-Mu’minun, yaitu seorang penyair yang menciptakan puisi bermanfaat dan bertujuan untuk memuji agama Islam dan kepentingan dalam menyebarkan ajaran Islam.

Melalui kajian tersebut, diharapkan dapat menambah wawasan dan pencerahan para jamaah bahwa sastra Arab zaman Jahiliah adalah pencerminan kehidupan masyarakat di masa lampau termasuk nilai-nilai, adat istiadat, dan cara berpikir mereka. Begitu banyak karya sastra zaman Jahiliah yang mengandung pelajaran kehidupan yang relevan hingga saat ini. (Dar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dr.-Yoyo-S.S.-M.A-Pemateri-Kajian-Jelang-Berbuka-RDK-UAD-1446-H-Dok.-Darmawan.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-19 11:49:142025-03-19 11:49:14Kajian Jelang Berbuka RDK UAD 1446 H: Sastra, Makna, dan Pesan Ilahi

Pengajian Ramadan 1446 H Dinamika Perempuan Berkemajuan dalam Menghadapi Ketimpangan Sosial

18/03/2025/in Feature /by Ard

Pengajian Ramadan PWA DIY 1446 H di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Humas UAD)

Pengajian Ramadan 1446 H di Amphitarium Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjadi saksi berlangsungnya sesi terakhir diskusi bertajuk “Dinamika Perempuan Berkemajuan dalam Menghadapi Ketimpangan Sosial”. Acara ini diselenggarakan oleh Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) pada Minggu, 16 Maret 2025, yang menghadirkan Prof. Siti Syamsiatun, Ph.D. selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan ‘Aisyiyah sebagai pemateri utama, ditemani dengan Hafizhotu Diyanah, S.ST. sebagai moderator.

Dalam pemaparannya, Prof. Siti Syamsiatun menjelaskan bahwa nama organisasi ‘Aisyiyah dinisbahkan kepada Ummul Mukminin ‘Aisyiyah R.A., istri tercinta dari Nabi Muhammad saw. ‘Aisyiyah dikenal sebagai sosok yang cerdas, berpengetahuan luas, dermawan, serta memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan dan dinamika sosial. Karakter unggul tersebut menjadi rujukan bagi ‘Aisyiyah dalam membangun gerakan perempuan berkemajuan.

Muhammadiyah, sebagai organisasi yang mendapatkan inspirasi dari ajaran Nabi Muhammad saw., bertujuan untuk memajukan pemahaman keagamaan, membebaskan akal pikiran, serta membentuk sistem dalam upaya mewujudkan gagasan dan tindakan nyata. Dengan demikian, nilai Islam, budaya, dan perkembangan ilmu pengetahuan secara simultan menjadi landasan gerakan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah.

Dalam upaya memperkokoh visi berkemajuan, Muhammadiyah telah merumuskan Risalah Islam Berkemajuan, yang kemudian disusul oleh ‘Aisyiyah dengan Risalah Perempuan Berkemajuan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa pemahaman Islam terus hidup dan berkembang dalam bentuk organisasi yang nyata.

“Melalui organisasi, ide-ide dapat diwujudkan dalam aksi nyata. Muhammadiyah bukanlah gerakan yang menentang budaya, tetapi justru mengintegrasikan nilai budaya, Islam, dan perkembangan ilmu pengetahuan,” ujarnya

Karakter perempuan berkemajuan juga menjadi poin penting dalam diskusi ini. Di antaranya adalah iman dan takwa yang diwujudkan dalam perilaku ibadah sesuai dengan panduan Majelis Tarjih, ketaatan dalam beribadah, akhlak karimah, pola pikir tajdid, sikap wasathiyah, amaliyah shalihat, serta inklusivitas dalam menghadapi berbagai perbedaan sosial, termasuk dalam pendidikan dan ekonomi.

Untuk mengidentifikasi dan mengatasi kesenjangan sosial, ‘Aisyiyah menegaskan sepuluh komitmen perempuan berkemajuan, yang meliputi penegasan ilmu pengetahuan dan teknologi, pelestarian lingkungan, penguatan keluarga sakinah, pemberdayaan masyarakat, filantropi berkemajuan, peran sebagai aktor perdamaian, partisipasi publik, kemandirian ekonomi, peran kebangsaan, serta kemanusiaan universal. Komitmen-komitmen tersebut adalah salah satu langkah nyata demi menyelamatkan bangsa ini dari ketimpangan sosial.

Bidang pendidikan menjadi aspek fundamental dalam menggerus akar ketimpangan sosial. ‘Aisyiyah telah berperan aktif dalam meningkatkan pendidikan perempuan dan anak-anak, karena tanpa pendidikan yang mumpuni bagi perempuan, dampaknya akan berpengaruh terhadap masa depan bangsa. Salah satu bukti nyata dari perjuangan ini adalah keberhasilan ‘Aisyiyah dalam membangun berbagai institusi pendidikan tinggi bagi perempuan.

“Revolusi yang dilakukan ‘Aisyiyah berjalan secara senyap tetapi berdampak besar. Tanpa banyak bicara, kita telah bertransformasi dengan mendirikan sekolah, rumah sakit, dan berbagai bisnis yang mendukung kesejahteraan umat,” tambahnya

Selain itu, Prof. Siti Syamsiatun juga menyoroti perluasan makna politik bagi perempuan. Politik tidak hanya berkaitan dengan partai politik atau pemerintahan, tetapi juga mencakup peran perempuan dalam berbagai sektor kehidupan. ‘Aisyiyah terus berupaya memperjuangkan kesetaraan gender dan memastikan bahwa perempuan memiliki hak yang sama dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan ekonomi.

Rangkaian diskusi sesi kali ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana perempuan berkemajuan dapat berkontribusi dalam menghadapi ketimpangan sosial. Dengan semangat keilmuan dan aksi nyata, ‘Aisyiyah terus melangkah maju dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. (Septia)

uad.ac.id

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pengajian-Ramadan-PWA-DIY-1446-H-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-18 11:17:362025-03-18 11:17:36Pengajian Ramadan 1446 H Dinamika Perempuan Berkemajuan dalam Menghadapi Ketimpangan Sosial

Rektor UAD Buka Rangkaian Ramadan di Kampus 1446 H

03/03/2025/in Terkini /by Ard

Ceramah tarawih RDK 1446 H di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) oleh Rektor UAD (Foto. Humas UAD)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) secara resmi membuka kegiatan Ramadan di Kampus (RDK) 1446 H dengan ditandai pelaksanaan ceramah tarawih perdana yang disampaikan oleh Rektor UAD, Prof. Dr. Muchlas, M.T., pada malam 1 Ramadan. Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan pesan penting tentang rasa syukur atas kesehatan dan iman yang masih diberikan oleh Allah Swt. kepada umat Islam sehingga dapat menyambut bulan suci ini dengan penuh kebahagiaan. Menurutnya, setiap individu harus senantiasa bersyukur atas nikmat yang diberikan, karena hal tersebut merupakan wujud penghambaan kepada Sang Pencipta.

Lebih lanjut, Prof. Muchlas menekankan pentingnya menghindari sikap yang ngeyelan atau sehingga lupa bersyukur dalam menjalani kehidupan, terutama dalam hal ibadah dan ketaatan kepada Allah. Ia mengingatkan bahwa sebagai manusia, kita harus selalu bertasbih, mengingat Allah dalam setiap keadaan, dan berusaha menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain. Ramadan adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan kualitas diri, baik dalam ibadah, akhlak, maupun kontribusi sosial kepada sesama.

Dalam ceramahnya, ia pun membahas persoalan penetapan kalender Hijriah di Indonesia, yang hingga saat ini masih menggunakan tiga metode berbeda. Pertama, Hisab Haqiqi, yang digunakan oleh Muhammadiyah dengan pendekatan perhitungan matematis dan astronomi dalam menentukan awal bulan Hijriah. Kedua, Gabungan Hisab dan Rukyat, yang diterapkan oleh Kementerian Agama, di mana metode ini mengombinasikan perhitungan astronomi dengan pengamatan langsung terhadap hilal di lapangan. Ketiga, Rukyat Murni, yang masih digunakan oleh masyarakat Nahdlatul Ulama dalam pengamatan langsung terhadap hilal.

Muhammadiyah berupaya untuk menyosialisasikan gagasan kalender Hijriah global tunggal, yang diharapkan dapat menjadi sistem kalender Islam yang lebih seragam dan diterima oleh berbagai elemen bangsa. Harapannya, dengan adanya kalender Hijriah global ini, umat Islam tidak lagi mengalami perbedaan dalam menentukan awal bulan, dan negara-negara lain juga dapat mengikuti sistem tersebut untuk menciptakan keseragaman dalam ibadah.

Sebagai tanda resmi dimulainya kegiatan RDK, Prof. Muchlas mengawali acara dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, yang menandakan bahwa serangkaian kegiatan RDK telah dimulai. Selama bulan suci ini, UAD akan menyelenggarakan berbagai program keislaman yang bertujuan untuk memperdalam pemahaman agama dan mempererat ukhuwah islamiyah di lingkungan kampus. Selamat menunaikan ibadah puasa. (Lin)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ceramah-tarawih-RDK-1446-H-di-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-oleh-Rektor-UAD-Foto.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-03 11:14:562025-03-03 11:14:56Rektor UAD Buka Rangkaian Ramadan di Kampus 1446 H

Pentingnya Taman Pendidikan Al-Qur’an untuk Masyarakat

23/04/2024/in Terkini /by Ard

Kilau Ramadan 2024 IMM FAST Universtias Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Istimewa)

Kilau Ramadan IMM FAST  Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Tahun 2024 merupakan kegiatan keagamaan yang bergerak pada bidang pendidikan Al-Qur’an, yaitu Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA). Acara ini dilaksanakan di Masjid Wirotunggal, Sorosutan, Umbulharjo, Yogyakarta, yang berlangsung selama 10 hari, dimulai dari 17 Maret 2024 sampai 26 Maret 2024.

Serangkaian kegiatan bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat luas khususnya santri TPA yang berlokasi di Masjid Wirotunggal berkaitan dengan pemahaman agama Islam yang dikemas secara menarik dan menyenangkan. Harapannya, visi misi dari kegiatan Kilau Ramadan IMM FAST ini dapat diterima baik oleh masyarakat. Anak-anak diajak bermain sambil belajar, sehingga perspektif santri terhadap pembelajaran tidak kaku.

Dian selaku panitia yang bertugas menyampaikan kesannya dalam kegiatan Kilau Ramadan IMM FAST. “Dalam waktu singkat, kami belajar banyak hal tentang karakter serta potensi setiap santri. Kami juga belajar cara mengajar dengan efektif dan menyenangkan. Melalui kegiatan ini, kami merasakan kedekatan dan kehangatan antara anak-anak serta para pengajar. Senyum dan tawa yang mereka ukir menjadi hadiah terindah pelepas lelah bagi kami para pengajar.”

Ia melanjutkan, “Semangat terus untuk para pengajar! Dedikasi pengajar TPA sangatlah penting untuk memotivasi anak-anak dalam belajar agama. Tidak lupa, kami berusaha untuk meninggalkan kesan menarik agar anak-anak betah berlama-lama dalam belajar.” (Rini)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kilau-Ramadan-2024-IMM-FAST-Universtias-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Istimewa.jpg 1125 1500 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-04-23 08:17:212024-04-23 08:17:21Pentingnya Taman Pendidikan Al-Qur'an untuk Masyarakat

Kaitan Matematika dan Islam

11/04/2024/in Terkini /by Ard

Kajian Ramadan di Kampus Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Istimewa)

Dalam rangka bulan Ramadan, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) selalu mengadakan Kajian Rutin Jelang Berbuka Puasa. Kajian digelar dengan mengangkat tema yang berbeda-beda setiap harinya. Untuk kali ini, tema yang diangkat cukup unik yaitu “Kaitan Matematika dan Islam”. Acara tersebut berlangsung di Masjid Islamic Center UAD yang mayoritas dihadiri oleh mahasiswa UAD.

Guru besar di bidang Matematika, Prof. Sugiyarto, S.Si., M.Si., Ph.D. hadir sebagai pembicara, dengan dipandu moderator Suwamdi, M.Pd. Kajian diawali dengan pembukaan Surah Al-Alaq, Iqra bismi rabbikalladzi khalaq yang artinya “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang telah menciptakanmu.”

Prof. Sugiyarto mengatakan, “Jangan pernah merasa lelah memanjatkan rasa syukur kepada Allah Swt. Baik dari ucapan atau langkah-langkah kita yang menjadikan kita hamba yang bersyukur kepada-Nya. Dengan membaca, kita akan mengetahui bahwa ilmu pengetahuan akan terbuka, hidup akan lebih mudah, dan kita akan mengetahui perkara yang hak dan batil.”

Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa matematika di dalam Islam mencakup dua dimensi yaitu kontribusi peradaban Islam terhadap perkembangan matematika serta pemahaman matematika dalam konteks ajaran dan nilai-nilai Islam. Kehidupan kita dari awal hingga akhir tidak akan lepas dari matematika. Ada banyak sekali peradaban dunia dibangun oleh matematika dan hukum Islam. Beberapa contohnya, yaitu penemuan angka nol dan bapak aljabar dunia Al-Khwarizmi, penemuan rumus ABC oleh Muhammad Ibnu Musa, penemuan trigonometri oleh Abu Wafa Albawjani, penemuan tahun matahari oleh Al-Battani, dan masih banyak lagi.

“Matematika dan Islam sangat relevan berkaitan di dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, ada ilmu falak (astronomi Islam) contohnya penerapannya dalam menentukan waktu salat, arah kiblat, dan menentukan awal bulan Ramadan. Kedua, penggunaan matematika di dalam kalender Islam, contohnya penerapannya kalender Hijriah. Tahun Hijriah dihitung berdasarkan peredaran bulan. Ketiga, adanya ilmu statistika contoh penerapannya sangat erat kaitannya dengan hukum ilmu waris di dalam pembagian harta,” jelas Prof. Sugiyarto.

Ia melanjutkan, “Keempat, makna spiritual angka tujuh di dalam Al-Qur’an yang berkaitan dengan penciptaan langit dan bumi serta angka jumlah surah di dalam permulaan Al-Qur’an. Kelima, perhitungan durasi siang dan malam, dengan menggunakan prinsip-prinsip trigonometri dan geometri kita dapat menghitung durasi siang dan malam didasarkan pada posisi relatif matahari terhadap garis lintang dan waktu tahunan.”

Kajian ini ditutup dengan harapan para pendengar dapat mengambil makna mendalam bahwa matematika sangat penting di dalam kehidupan, matematika memengaruhi kemajuan suatu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan begitu, generasi muda bisa mulai menyukai matematika dan menjadikan matematika sebagai ilmu yang akan selalu berguna dan berpengaruh di perkembangan ilmu di masa sekarang serta masa mendatang. (Rini)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Ramadan-di-Kampus-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Istimewa.png 785 1388 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-04-11 13:11:322024-04-11 13:11:32Kaitan Matematika dan Islam

Pengajian Ramadan ‘Aisyiyah: Perkuat Dakwah Islam Berkemajuan

06/04/2024/in Terkini /by Ard

Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) adakan pengajian Ramadan di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Humas dan Protokol UAD)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjadi tuan rumah untuk Pengajian Ramadan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Daerah Yogyakarta. Pengajian ini diadakan pada 30–31 Maret 2024 M/20–21 Ramadan 1445 H bertempat di Amphitarium Kampus IV UAD. Acara diperuntukkan para pimpinan ‘Aisyiyah Wilayah DIY dengan tema “Membangun Keunggulan Menuju Islam Berkemajuan”.

Pengajian dibuka dengan sambutan dari Dra. Hasta Dewi selaku Ketua Majelis Tablig dan Ketarjihan (MTK) PWA DIY. Hasta berterima kasih kepada para hadirin yang turut berpartisipasi meramaikan kegiatan Pengajian Ramadan PWA dan berharap semoga kegiatan ini menjadi berkah untuk hadirin semua. “Harapan kami acara pengajian dua hari ini insyaallah akan bertambah yang hadir dan bermanfaat bagi kita semua,” ungkapnya.

Rektor UAD Prof. Dr. Muchlas, M.T. dalam sambutannya menjelaskan bahwa dakwah Muhammadiyah memiliki tantangan yang luar biasa. Dua dari tantangan itu adalah eksistensi teknologi bernama Artificial Intelligence (AI) dan yang kedua adalah the dead of expertise. “Kalau kita mengandalkan ChatGPT, ia bisa menjawab dan punya pengetahuan Islam, tetapi bukan pemahaman Islam yang dimiliki oleh Persyarikatan Muhammadiyah,” ucap Prof. Muchlas.

Ia juga memaparkan bahwa sebentar lagi Muhammadiyah akan menerbitkan sebuah AI yang bernama ChatHPT yang di situ kita bisa menanyakan persoalan-persoalan agama. “Saya kira para mubaligat yang terpilih oleh PWA DIY bisa memperkaya konten dakwah agar platform AI apa pun dapat mendapatkan informasi keislaman dari konten tersebut,” harap Rektor UAD itu.

Lebih lanjut, ia menjelaskan tantangan kedua adalah the dead of expertise. Ini adalah sebuah era yang memilukan karena masyarakat lebih percaya kepada search engine atau mesin pencari yang ada di Internet daripada percaya kepada para pakar. Sehingga mesin-mesin pencari itu mengambil otoritas kepakaran mubaligin dan mubaligat. “Era ini adalah tantangan besar bagi kita, tentang bagaimana supaya mubaligin dan mubaligat itu tidak dianggap mati kepakarannya.”

Pada kesempatan yang sama, Ketua PWA DIY Widyastuti, S.E. dalam sambutannya mengatakan bahwa ilmu adalah sebuah alat untuk melakukan dakwah di ‘Aisyiyah serta menggerakkan masyarakat yang ada di sekitar. “Oleh karena itu, marilah kita gunakan dan manfaatkan waktu kita sebaik mungkin, untuk terus belajar dan menelaah supaya kita tidak menjadi orang yang merugi,” tutup Widyastuti. (doc)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pimpinan-Wilayah-Aisyiyah-PWA-adakan-pengajian-Ramadan-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Humas-dan-Protokol-UAD.jpg 1125 2000 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-04-06 09:26:162024-04-06 09:26:16Pengajian Ramadan ‘Aisyiyah: Perkuat Dakwah Islam Berkemajuan

Menguraikan Karakter-Karakter Mulia Menurut Al-Qur’an

03/04/2024/in Feature /by Ard

Kajian Dhuha dalam rangkaian Ramadan di kampus (RDK) 1445 H Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta (Dok. Istimewa)

Ramadhan di kampus (RDK) 1445 H Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menggelar Kajian Dhuha setiap satu kali dalam seminggu selama bulan Ramadan. Kajian Duha diadakan pada hari Kamis, 11 Ramadan 1445 H secara luring di Masjid Islamic Center UAD dan disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube masjid tersebut. Pemateri dalam acara kajian kali ini adalah H. Saijan, S.Ag., M.S.I. Dengan tema kajian yang mengangkat tentang “Manusia Berkarakter Mulia Menurut Al-Qur’an.”

“Sengaja kami mengangkat terkait karakter, terkait masalah kepribadian. Karena berangkat dari sebuah keprihatinan banyak orang yang cerdas, banyak orang yang hebat luar biasa tapi tidak punya karakter, tidak punya etika,” Tutur Saijan.

Mengambil inspirasi dari Surat Al-Furqan ayat 63, Saijan menguraikan dengan penuh kebijaksanaan tentang karakter-karakter yang patut dicontoh dalam kehidupan sehari-hari. Ayat yang menjadi pusat perhatian dalam kajian ini menyiratkan beberapa poin penting yang mendasari sebuah kepribadian mulia.

Menghindari Sifat Angkuh dan Sombong

Sifat ini dianggap sebagai hal yang merugikan dan bertentangan dengan ajaran Islam karena memunculkan kurangnya penghargaan terhadap orang lain.

Beberapa orang mungkin merasa sombong karena merasa memiliki pengetahuan yang lebih dari orang lain. Namun, Islam mengajarkan bahwa ilmu seharusnya membuat seseorang lebih merendah dan bertanggung jawab atas penggunaannya. Ada juga yang merasa sombong karena usia yang telah mereka capai. Islam menegaskan bahwa usia bukanlah indikator keunggulan seseorang, melainkan amal dan ketakwaannya kepada Allah. Selain itu, orang yang memiliki kekayaan materi seringkali cenderung merasa lebih tinggi daripada yang lain. Namun, Islam mengajarkan bahwa kekayaan hanyalah ujian dari Allah, dan seharusnya tidak membuat seseorang sombong atau menghina orang lain yang kurang mampu.

Mengendalikan Emosi

Islam mengajarkan pentingnya untuk memahami dan mengendalikan emosi, termasuk amarah, kesedihan, kebahagiaan, dan lain-lain. Pengendalian diri merupakan tanda dari kedewasaan spiritual dan kebijaksanaan seseorang.

Mengendalikan emosi berarti mampu menahan diri dari tindakan atau perkataan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Hal ini melibatkan penggunaan akal dan pertimbangan yang bijaksana dalam menanggapi situasi-situasi yang menimbulkan emosi.

Ibadah di Sepertiga Malam

Ibadah di sepertiga malam menunjukkan ketakwaan dan kecintaan yang mendalam kepada Allah SWT. Waktu tersebut dipandang sebagai waktu yang paling dekat dengan Allah, di mana doa-doa diterima dengan lebih baik. Sepertiga malam merupakan waktu yang sangat baik untuk berdoa, bertafakur, dan merenungkan kebesaran Allah. Rasulullah Muhammad SAW dan para sahabatnya seringkali melakukan ibadah di sepertiga malam. Oleh karena itu, mengikuti jejak mereka dalam beribadah di waktu tersebut merupakan amalan yang sangat diberkahi dan sangat dianjurkan dalam Islam.

Rasa Takut akan Dosa

Ketakutan akan dosa didasarkan pada kesadaran akan konsekuensi buruk yang dapat ditimbulkan oleh perbuatan dosa. Seorang muslim menyadari bahwa setiap perbuatan buruk yang dilakukan akan memiliki dampak negatif, baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Ketakutan akan dosa menjadi pemicu untuk terus memperbaiki diri. Melalui kesadaran akan dosa, seseorang akan lebih berhati-hati dalam bertindak dan berusaha untuk selalu melakukan kebaikan serta menjauhi segala bentuk kemungkaran.

Terakhir namun tak kalah pentingnya, kajian ini mengingatkan umat Islam untuk tetap konsisten dalam menjaga tauhidnya, yaitu tidak mencari tuhan selain Allah SWT. Pada intinya, karakter mulia menurut Al-Qur’an membutuhkan kesatuan dalam pengabdian dan penghambaan kepada Sang Pencipta semata. (dnd)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Dhuha-dalam-rangkaian-Ramadan-di-kampus-RDK-1445-H-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Yogyakarta-Dok.-Istimewa.jpg 1080 2400 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-04-03 09:16:582024-04-03 09:17:08Menguraikan Karakter-Karakter Mulia Menurut Al-Qur'an

Kampus Ramadan Islami Menyapa

03/04/2024/in Terkini /by Ard

Kampus Ramadan Islami Menyapa di Masjid Darunnajah Kampus III Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Istimewa)

Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PK IMM) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) dan Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar program Kampus Ramadan Islami Menyapa (KARIM) pada 10–31 Maret 2024. Kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang dilakukan setiap bulan Ramadan di Masjid Darunnajah Kampus III UAD. Dalam realisasinya, acara ini dinaungi oleh Bidang Tablig Keislaman (TKK) IMM.

KARIM dilaksanakan dalam rangka mempererat tali silaturahmi antarkomisariat, menumbuhkan rasa kebersamaan, juga meningkatkan iman dan takwa kepada Allah Swt. melalui kajian keislaman. Mengusung tema “Perkuat Ibadah Jalin Ukhuwah, Sambut Ramadan dengan Penuh Hikmah”, kegiatan ini sukses menghidupkan suasana khidmat Ramadan pascapandemi Covid-19.

Rangkaian kegiatan dimulai dari Tarawih berjamaah, Kajian Jumat, Kultum Menjelang Berbuka, Berbagi Takjil Mingguan, Tadarus Bersama, hingga Malam Bina Iman & Takwa (Mabit). Adapun narasumber yang dihadirkan yakni ustaz maupun kader terbaik dari PK masing-masing fakultas.

Nurul Hikmah selaku ketua panitia mengaku bahwa antusiasme peserta KARIM sangat tinggi. Pasalnya, peserta kegiatan kerap kali melebihi kuota sejak awal Ramadan. “Pada hari Sabtu minggu pertama, kami sempat kedatangan peserta nonmuslim yang ikut serta dalam kajian dan merupakan kali pertama. Saya sangat senang atas kerja sama antarpanitia dalam memeriahkan kegiatan ini. Semoga kita semua memperoleh ampunan dari Allah Swt. di bulan yang suci dan ke depannya kami juga bisa menyelenggarakan KARIM dengan lebih baik,” pungkasnya. (ish)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kampus-Ramadan-Islami-Menyapa-di-Masjid-Darunnajah-Kampus-III-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Istimewa.jpeg 1187 2000 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-04-03 08:43:232024-04-03 08:43:23Kampus Ramadan Islami Menyapa

Islam dan Komunikasi: Dakwah sebagai Gaya Komunikasi para Nabi

02/04/2024/in Terkini /by Ard

Kajian menjelang berbuka puasa Ramadan di Kampus (RDK) Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Istimewa)

Salah satu rangkaian dari Kegiatan Ramadan di Kampus (RDK) 1445 H Universitas Ahmad Dahlan (UAD) adalah Kajian Menjelang Berbuka Puasa yang rutin dilaksanakan di Masjid Islamic Center UAD. Sehubungan dengan itu, pada Kamis, 21 Maret 2023 bertepatan dengan 11 Ramadan 1445 H, Ustaz Rizki Firmansyah, Lc., M.Hum. hadir sebagai pengisi materi kajian. Ia merupakan dosen Ilmu Komunikasi UAD sekaligus penulis buku Ilmu Komunikasi Islami.

Dalam kajiannya, Ustaz Rizki menyampaikan bahwa, “Komunikasi terbesar umat manusia adalah Al-Qur’an karena di dalamnya terdapat kalamullah yang Allah Swt. beritakan kepada Nabi Muhammad saw. dan sebagai umat-Nya kita jangan hanya memaknai sebagai bacaan semata. Komunikasi sebagai proses penyampaian pesan atau informasi dari satu pihak ke pihak lain baik verbal maupun nonverbal, menjadi perhatian bahwa komunikasi dan manusia merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan.”

Ia menambahkan, “Pengaruh komunikasi abad ini, khususnya ketergantungan manusia pada media yang menjadi lifestyle atau gaya hidup, senantiasa dekat dengan media informasi. Oleh karenanya, pengaruh komunikasi abad ini fokus pada konsep materialisme dan kapitalisme. Komunikasi yang ber-value merumuskan suatu idealitas harus dibangun atas dasar filosofi dan nilai-nilai etik ideal yang dianut atau diterima oleh masyarakat secara umum.”

Ustaz Rizki pun mengutip pesan Jalaludin Rahmat dengan mengatakan, “Komunikasi dapat menjadi sumber informasi tetapi juga dapat menjadi sumber pertikaian. Namun tentunya media komunikasi tak selamanya buruk, contohnya gerakan julid fii sabilillah dan boikot produk zionis yang akhir-akhir ini marak dicanangkan warganet.”

Bentuk komunikasi Islam di antaranya adalah dengan berdakwah yang merupakan tugas manusia untuk menyeru kepada kebaikan dan tablig. Dalam Hadis, terdapat ajakan Rasulullah untuk menyampaikan dakwah walaupun hanya satu ayat saja, dengan apa yang kita mampu. Misalnya hanya bismillah, alif ba ta, tentunya tidak ada alasan lagi bagi kita untuk tidak saling menasihati dan mengajak kepada kebaikan sesama umat Rasulullah. Sebagai umat terbaik, kita harus mengingatkan kepada amar makruf nahi mungkar.

Sementara itu, pola komunikasi Islam terdiri atas pengulangan (takrir) dan graduasi (bertahap).Takrir bermakna mengulangi lafal atau sinonimnya untuk menetapkan makna, yakni menyebutkan sesuatu dua kali berturut-turut atau penunjukan lafal terhadap sebuah makna secara berulang. Contohnya lafal faabi ayyi alla irabbikuma tukazziban, pengulangan kabar akan datangnya kiamat di beberapa surat yaitu Al-Qariah, Al-Jaljalah, Al-Adiyat, dan Al-Haqqah, secara tidak langsung mengikuti pola Al-Qur’an.

Kemudian, Al-Qur’an turun secara bertahap. Dalam hal ini, kita harus berkomunikasi sesuai kondisi akal pendengar, contohnya adalah ayat tentang khamar yang turun secara bertahap. An-Nahl ayat 67, buah kurma dan anggur dapat dijadikan minuman yang memabukkan dan dari keduanya terdapat rezeki yang baik. Al-Baqarah ayat 219 Allah Swt. menyebutkan jika keburukan khamar lebih besar dari manfaatnya. An-Nisa ayat 43 Allah Swt. melarang untuk salat jika seseorang mabuk. Al-Maidah ayat 90 dengan tegas pelarangan khamar difirmankan Allah Swt. bahwa ia termasuk dari pekerjaan setan dan harus benar-benar ditinggalkan.

“Untuk itu, tentunya amat jelas Al-Qur’an dengan komunikasinya senantiasa ingin mengarahkan umat kepada nilai-nilai kemanfaatan, bukan sesuatu yang nir nilai dan tanpa nilai. Sebab, yang diinginkan tentu saja kebermanfaatan bagi kehidupan umat di dunia dan di akhirat kelak, yang dimulai dari komunikasi yang kita utarakan,” tutup Ustaz Rizki dalam kajiannya. (Uln)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-menjelang-berbuka-puasa-Ramadan-di-Kampus-RDK-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Istimewa-1.jpeg 400 720 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-04-02 12:23:182024-04-02 12:23:18Islam dan Komunikasi: Dakwah sebagai Gaya Komunikasi para Nabi
Page 2 of 9‹1234›»

TERKINI

  • PKM Internasional UAD Sosialisasikan Hukum Waris Islam dan Proses Mediasi07/06/2025
  • Dosen UAD Jadi Narasumber Program Jogja Sehat07/06/2025
  • IMM FEB UAD Gelar Pelatihan BETA05/06/2025
  • IMM PBII Gelar Diskusi Sigma dalam Semarak DAD 202505/06/2025
  • IMM Buya Hamka UAD Adakan Kegiatan Ngaji Berfaedah dan Al-Kahfi Day05/06/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa PBSI UAD Raih Juara III Lomba Esai Victory Cup 202507/06/2025
  • Mahasiswa FK UAD Raih Juara 3 Nasional Solo Pop Porseni 202504/06/2025
  • Kejutan Manis Tim Futsal UAD: Raih Juara 1 TUN FC 202504/06/2025
  • UKM Basket Putra UAD Juara 1 pada Kompetisi GBC 202504/06/2025
  • Mahasiswa UAD Juara 2 Lomba Desain Nasional03/06/2025

FEATURE

  • Indonesia Darurat Seksual dan Perspektif IMM07/06/2025
  • Pentingnya Visual yang Kuat dalam Media Sosial07/06/2025
  • Memahami Social Media Insight05/06/2025
  • Menerapkan Flipped Classroom untuk Menjadi Guru Profesional05/06/2025
  • Kisah Asna Adira: Atasi Kendala Skripsi hingga Raih Predikat Lulusan Terbaik05/06/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top