Alumnus UAD Dirikan UMKM: Mumpung Masih Muda, Waktunya Berbisnis
Alfiandana Susilo Aji yang akrab dipanggil Alfian merupakan Alumnus Program Studi Sastra Indonesia (Sasindo) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang lulus bulan Januari 2020, dan saat ini bekerja di salah satu media berita nasional.
Lulus sarjana merupakan waktu yang tepat untuk mengembangkan dan mengaplikasikan wawasan serta pengalaman selama di bangku kuliah. Pria kelahiran Klaten, Jawa Tengah, yang semasa kuliah aktif berorganisasi serta berkomunitas ini juga pernah menyabet juara I lomba sastra penulisan puisi pada ajang bergengsi Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) pada 2018 dan satu-satunya perwakilan dari UAD.
Di tengah kesibukan bekerja dengan gaji tetap tak membuatnya berpuas diri, tak lama ini ia mendirikan Toolisen sebuah jasa penulisan media digital seperti penulisan copywriter, content writer, social media manager, script naskah film, script advertising, dan co-writer. Tidak hanya itu, Alfian bersama rekannya juga merintis sebuah bisnis Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) yang diberi nama Cantingan Nenek. Berikut hasil dari wawancara, pada Selasa, (27-10-2021).
Apa yang melatarbelakangi berdirinya Toolisen?
Untuk latar belakangnya sendiri, sebenarnya ide ini muncul setelah mengamati perkembangan penulisan di era digital sesuai kebutuhan industri di masa sekarang. Dari beberapa bidang penulisan media digital ini saya kira sangat prospek dan cocok untuk Sastra Indonesia. Selain itu, karena saya sering diminta untuk menuliskan, seperti naskah film dan content writer oleh beberapa teman, sedangkan waktu dan tenaga terbatas. Akhirnya saya mengajak beberapa mahasiswa Sastra Indonesia untuk menjadi bagian dari Toolisen.
Kenapa memilih mahasiswa Sastra Indonesia menjadi bagian dari Toolisen?
Pertama waktu mencari SDM saya memprioritaskan dari teman-teman Sastra Indonesia, karena saya sebagai alumnus dan kenal beberapa adik tingkat yang masih sering berkomunikasi dan minat di kepenulisan, saya mengajak mereka untuk belajar bareng dan menggarap proyek penulisan bareng. Selain itu ya, harapannya agar di Sastra Indonesia nantinya ada orang yang merintis penulisan media di era digital atau bahkan mendirikan media digitalnya.
Kedua, Toolisen yang berkaitan dengan bisnis ini saya kira salah satu peluang prospek kerja sesuai dengan Sastra Indonesia di era media digital seperti sekarang ini. Karena pada umumnya setelah lulus dan mencari kerja di pabrik, perusahaan, atau tempat lainnya, sebenarnya tidak masalah. Tapi dengan adanya semacam Toolisen ini, ketika lulus tidak sebatas pergi ke tempat kerja melainkan kita bisa menjalankan dan mendirikan bisnis yang sesuai dengan keterampilan kita.
Bisa dijelaskan apa itu Cantingan Nenek?
Sebelum mendirikan Toolisen, saya dan seorang teman sudah mendirikan Cantingan Nenek. Cantingan Nenek ini merupakan merek bisnis atau UMKM yang memproduksi dan menjual batik tulis dengan motif kekinian. Bisnis ini saya rintis dua tahun lalu pada 2019, sejak saya masih kuliah.
Kenapa memilih bisnis tersebut? Apa alasannya?
Kami mendirikan ini berangkat dari kegelisahan mengenai pandangan orang yang memakai batik hanya untuk acara formal bahkan dianggap ketinggalan zamanlah, kuno, dan lainnya walaupun tidak semua orang beranggapan demikian. Karena itu Cantingan Nenek hadir dengan hasil produksi batik ini bisa dipakai oleh orang-orang di segala kondisi, jadi tidak hanya waktu acara formal, tapi nonformal juga, seperti dipakai waktu nongkrong, acara keluarga, atau kegiatan santai lainnya, karena lebih kekinian dan bisa dipakai untuk berbagai kalangan.
Apa keunggulan produk yang ditawarkan Cantingan Nenek?
Cantingan Nenek punya beberapa keunggulan yang membedakan produk kami dengan batik tulis lainnya. Pertama, kami menawarkan produk limited edition karena merupakan batik tulis yang dibuat secara handmade. Lalu produk kami menghadirkan motif dengan gaya kekinian atau kontemporer, berbeda dengan jenis-jenis batik pada umumnya yang sudah menjadi pakem di masyarakat seperti motif parang, mega mendung, dan sebagainya. Kami memang seolah menabrak pakem motif batik. Tapi bagi kami definisi batik itu kan bukan dari motifnya, melainkan teknik pembuatannya memakai alat canting dan malam dengan digoreskan secara titik-titik dan garis. Jadi kami bisa membuat berbagai gambar, dan ini memungkinkan batik kita bisa berkembang lebih inovatif lagi.
Kemudian dari segi konten gambar, Cantingan Nenek ingin mendokumentasikan pekerjaan-pekerjaan masyarakat dan aktivitas budaya di Indonesia agar tetap dikenal dan tidak hilang karena laju zaman. Gambar motif yang kami buat, di antaranya gambar nelayan, tandur, panen, jatilan, panen durian, tari daerah, dan sebagainya.
Di balik motif bergaya kekinian dari produk Cantingan Nenek inilah kami punya misi untuk mengajak anak muda percaya diri dan bangga memakai batik. Kami ingin membuat batik bisa dipakai dalam segala kondisi baik kegiatan formal maupun santai, dengan tetap membuat penampilan menjadi elegan.
Produk apa saja yang sudah Cantingan Nenek produksi?
Cantingan Nenek sendiri sampai saat ini sudah berjalan kurang lebih tiga tahun. Selain hasil produk kain, kami membuat beberapa produk seperti syal serta tas kombinasi batik dan kulit. Kami juga menjual alat-alat untuk membuat batik tulis. Seiring berjalannya waktu kemudian kami kembangkan lagi yaitu dengan melayani pelatihan pembuatan batik tulis yang bekerja sama dengan instansi-instansi dan juga komunitas untuk mendampingi mereka yang ingin belajar membatik, karena Cantingan Nenek tidak hanya berorientasi pada jualan saja.
Dari kesibukan bekerja, mengurus Toolisen, dan Cantingan Nenek, apakah masih aktif menulis?
Sampai saat ini saya masih menulis walaupun tidak seproduktif dulu ya, kalau dulu puisi sama cerpen, untuk sekarang ini saya fokus di cerita anak. Jadi setelah lulus karena saya masih aktif di yayasan Sahabat Gorga sebuah yayasan yang bergerak di bidang literasi anak, melalui pendekatan seni rupa, sastra, sama teater.
Dari sinilah saya banyak belajar dan lebih mendalami penulisan cerita anak, untuk saat ini buku kumpulan cerpen anak sudah selesai saya garap dan sudah masuk di penerbit, kemungkinan akan diluncurkan November kalau tidak Desember nanti.
Tips buat teman-teman pembaca supaya tetap produktif?
Yang paling penting bisa memanajemen waktu dan menanamkan mindset positif, terus kalau ingin tetap produktif dan menulis paling tidak meluangkan waktu untuk membaca, karena membaca ini penting banget, apalagi kalau mau jadi penulis bekal utama adalah banyak membaca.
Jangan lupa juga untuk tetap ingat bahwa usia paling produktif dalam hidup manusia adalah ketika muda. Jadi manfaatkan masa muda dengan seproduktif mungkin, sehingga bisa memanen hasilnya ketika tua nanti. Saya selalu teringat bahwa orang-orang sukses seperti Elon Musk, Steve Job, Bill Gates, dan sebagainya, mereka saja masih bekerja keras. Masak kita mau rebahan saja di kasur. (hmd)