Mentransformasikan Kehadiran Teknologi untuk Kebaikan
Pengajian umum yang merupakan serangkaian acara Milad Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ke-61 bertajuk “Transformasi Teknologi untuk Ketahanan Ekonomi Menuju Pembangunan Berkelanjutan” berlangsung pada Rabu (1-12-2021) secara daring dan luring di ruang Amphitarium, Kampus IV UAD.
“Perjalanan UAD yang sudah ke-61 tahun ini, atau memasuki dekade ketujuh telah banyak sekali mengalami dinamika. Berawal pada 1958 berbentuk B-1 kemudian dikukuhkan pada 1960 sampai saat ini menjadi perguruan tinggi telah menghasilkan sarjana muda, dan saat itulah ditetapkannya sebagai hari lahir UAD,” tutur Rektor UAD Dr. Muchlas M.T. dalam sambutannya, Rabu (1-12-2021).
Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed. Sekretaris Umum PP Muhammadiyah sebagai narasumber pengajian ini, menuturkan bahwa bersyukur atas pencapaian yang telah diraih adalah bagian penting untuk kita lebih maju lagi dan lebih berkontribusi. Terutama dalam hal yang digabungkan oleh Muhammadiyah, yaitu mencerdaskan dan memajukan.
Terkait dengan teknologi yang semakin berkembang, Abdul Mu’ti memaparkan beberapa literasi tentang teknologi yang sering dikutip, salah satunya buku Harari, berjudul 21 Lessons for the 21st Century. Dalam buku tersebut terdapat 21 tema tentang tren abad 21. “Selain itu terdapat bagian ketika Harari berbicara tentang pendidikan dan agama,” ujar Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah itu.
Ia menjelaskan, pendidikan dan teknologi menurut Harari yang sekarang kita kejar dengan berbagai teori dan berkaitan dengan ketenagakerjaan itu baginya tidak penting. Masih menurutnya, pendidikan di masa depan yang penting itu sejarah, filsafat, dan sejenisnya, dibandingkan mengejar teknik informatika dan sejenisnya. Teknologi akan terus berkembang, tidak sekadar mengalami transformasi tetapi mengalami revolusi yang cepat terjadi.
Seperti yang telah terjadi saat ini, yakni akibat adanya pandemi Covid-19. Khususnya di dunia pendidikan, berjalan dengan daring dan yang telah diproyeksi oleh para ahli, ia menjelaskan terkait buku Smith tentang hidup dalam era digital bahwa pada tahun 2025 mendatang manusia akan hidup serba internet.
“Sebanyak 85 persen penduduk dunia terkoneksi dengan internet, sebab kemajuan teknologi informasi yang luar biasa. Buku ini terbit pada 2010 dan dia memproyeksi apa yang akan terjadi 15 tahun ke depan,” jelasnya
Pada konteks pendidikan menurut Abdul Mu’ti tidak hanya dipengaruhi oleh faktor demografi tetapi juga teknologi. “Dengan adanya pandemi Covid-19 ini, apa yang telah diproyeksi oleh Smith ini berlangsung lebih cepat. Terjadi proses akselerasi, di mana kita dipaksa online karena Covid-19, dan kita beruntung. Bayangkan jika ini terjadi sebelum internet bisa diakses di mana-mana. Maka teknologi telah menjadi bagian di kehidupan umat manusia, bahkan mengubah aspek dalam hidup manusia termasuk yang berkaitan dengan agama,” tambahnya.
Ia menekankan terkait berkembangnya berbagai jenis teknologi telah dirancang secara personifikasi tinggi, sehingga menurutnya di masa depan manusia belajar akan semakin individual tetapi tidak individualistis. “Ke depan, teknologi ini tidak bisa kita hindari. Teknologi akan berubah dengan cepat seiring keinginan manusia untuk melakukan sesuatu yang mudah dan murah,” paparnya.
Termasuk dalam hal ekonomi, menurutnya banyak hal mengubah cara manusia berbisnis. Manusia tidak perlu menghadirkan barang bertemu dengan pembeli di tempat yang sama, cukup jual beli online. Walaupun kehadirannya sangat memengaruhi segala aspek, teknologi tidak bisa menggantikan fungsi dan kemanusiaan. Di sisi lain adanya teknologi perlu ditransformasikan untuk kebaikan dan kebajikan.
“Kita memang harus bisa menguasai teknologi dengan kekuatan moral dan iman, karena kehadiran manusia, agama, serta pentingnya moralitas itu tidak bisa digantikan oleh teknologi,” pungkas Abdul Mu’ti. (hmd)