Pentingnya Keterampilan Digital, Literasi Digital, dan Cakap Digital
“Saat ini kita masuk era transformasi digital. Era ini sebenarnya akan maju 3 sampai 5 tahun yang akan datang, tetapi dengan adanya pandemi Covid-19, transformasi itu berjalan sangat cepat dengan mengandalkan berbagai aktivitas termediasi secara digital. Transformasi digital menuntut kita untuk memiliki kecakapan yang mumpuni guna menguasai teknologi dengan baik untuk menunjang berbagai aktivitas.”
Itulah yang disampaikan oleh Choirul Fajri, S.I.Kom., M.A. Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) itu pada Rabu, 16 November 2022, hadir sebagai pembicara dalam Seminar Kampus dan Sekolah Cerdas Digital yang diselenggarakan di Amphitarium Kampus IV UAD.
Choirul juga menyampaikan mengenai keterampilan digital. Menurutnya, 3 perangkat digital yaitu brainware, software, dan hardware harus disinergikan dalam konteks transformasi digital. Problem teknologi digital saat ini di antaranya tentang polemik proses produksi dan distribusi pesan, orang jauh lebih berani, money oriented, kurang maksimalnya verifikasi konten, dan kurangnya rasa kemanusiaan serta empati. Solusi yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan literasi media digital, regulasi yang jelas melindungi berbagai kepentingan, dan hukuman bukan hanya untuk pelaku tetapi juga platform media digital yang digunakan.
Lebih lanjut, ia menjelaskan tentang literasi digital. Literasi digital merupakan pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan. Khususnya lagi dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, maupun patuh hukum. Tujuannya dalam rangka membina komunikasi dan interaksi kehidupan sehari-hari. Adapun kerangka literasi digital meliputi keamanan digital, etika digital, budaya digital, dan keterampilan digital.
“Berbagai kompetensi cakap digital yang harus dikuasai yaitu terkait cara mengakses, memanfaatkan, memahami, dan mendistribusikan internet. Di dalam transformasi digital, sangat memungkinkan untuk menjalin relasi partisipasi dan kolaborasi dari berbagai pihak dengan memanfaatkan platform yang ada,” jelas Choirul.
Ia melanjutkan bahasan tentang cakap digital, yakni dapat diartikan sebagai dignity (keteguhan dan konsistensi karya), innovative (inovasi tiada henti), good governance (proses kerja yang kredibel untuk kinerja lebih baik). Selain itu juga integral (holistik, interdependent sinergi), transparent (keterbukaan dan sharing culture), appreciative (saling menghargai hak cipta, interaksi), dan legal (kepatuhan). (frd)