Antusias peserta Open Day for Children yang berlangsung di hall kampus 1 UAD (11/2/2018).

Ahmad Dahlan Language Center (ADLC) yang dua tahun sebelumnya bernama Pusat Penelitian Bahasa (PPB UAD), Minggu (11/2/2018) selenggarakan acara Open Day for Children. Acara yang berlangsung di hall kampus 1 UAD tersebut terbuka gratis untuk semua anak Sekolah Dasar (SD) di Yogyakarta. Acara yang baru terselenggara pertama kali ini mendapat apresiasi baik dari para orang tua. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya jumlah peserta yang mendaftar telah melebihi kuota. Setelah jalan-jalan dan diperkenalkan kelas ADLC di gedung ITC UAD lantai 3, anak-anak tersebut mengikuti berbagai macam permainan.

“Karena bahasa merupakan jendela pengetahuan, melalui acara ini saya berharap anak-anak dapat belajar bahasa dengan cara yang menyenangkan,” jelas Dra. Hj. Siti Hartini, M.Pd. selaku Kepala Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPPTK)

“Setelah terselenggara acara ini, kami akan membuka kursus bahasa Inggris untuk anak-anak,” ucap Nita Nirmala Estiwulan, selaku ketua panitia kegiatan tersebut. (nda)

Susunan Pemain UAD FC sebelum pertandingan melawan PS POP di Lapangan Potorono, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, Minggu (04/02/2018).

Turnamen Walikota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 2018 diselenggarakan untuk mencari calon pemain Kota Yogyakarta yang akan diterjunkan pada Pekan Olahraga Daerah (Porda) 2019 mendatang. Acara tersebut diikuti sebanyak 24 tim dan dibagi menjadi 4 grup. UAD FC dengan PS POP merupakan tim dari grup D yang bertanding di lapangan Potorono, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, Minggu (04/02/2018).

Babak pertama, kedua tim tersebut masih belum berhasil memasukan bola ke kandang lawan, sehingga skor 0-0. Kemudian, babak kedua PS POP unggul dengan skor 0-1. Pada menit ke 81’ nomor punggung 18, Febi Widiyanto tim UAD FC mampu imbangi PS POP, skor berubah menjadi 1-1 hingga menit terakhir.

“Kami bersyukur atas hasil pertandingan sore ini dan berharap pertandingan selanjutnya stamina pemain lebih baik, sehingga dapat mencapai target untuk menang,” ucap Anang Hadi selaku Head Coach Universitas Ahmad Dahlan Football Club (UAD FC).

Susunan Pemain UAD FC adalah Muhammad (PG), Wildan, Jumarno, Rahmat, Reynaldi, Warih, Wegha, Yudha, Febi (Gol, 81’), Idam (C), Wahyu.

Cadangan: Jindar, Prasetyo, Suwandi, Dandi, Agung, Fiyanka, Aldi.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Muhammadiyah Bandung melakukan studi banding ke Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Sabtu (27/01/2018).

Kurikulum merupakan perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan, berisi rancangan pelajaran, kemudian akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Untuk melakukan kualifikasi terhadap lulusan perguruan tinggi di Indonesia, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Lampirannya menjadi acuan dalam penyusunan capaian pembelajaran lulusan dari setiap jenjang pendidikan secara nasional.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Muhammadiyah Bandung melakukan studi banding ke Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Sabtu (27/01/2018). Acara yang berlangsung di auditorium kampus 1 ini bertujuan selain untuk silaturahmi, juga karena ingin belajar kepada FEB Prodi Manajemen khususnya tentang penerapan kurikulum KKNI yang akan diberlakukan pada tahun 2018.

“Kami sudah melakukan sosialisasi kepada mahasiswa tentang perubahan kurikulum ini. Tentu saja perubahan dilakukan untuk beradaptasi dengan perubahan global. Agar kualitas lulusan mahasiswa, khususnya Prodi Manajemen FEB, sesuai pada keadaan zamannya. Saya kira seluruh Perguruan Tinggi Muhammadiyah se-Indonesia sedang memperbaiki atau mengembangkan kurikulum yang berbasis KKNI ini,” ucap Dekan FEB, Dra. Salamatun Asakdiyah, M.Si. (nda)

UAD menerima apresiasi CSR dalam bidang pendidikan di The Ballroom Hotel Aryaduta, Jakarta, pada Kamis (25/1/2018) malam, yang diterima oleh Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum.

Sebanyak 27 perusahaan menerima penghargaan apresiasi Corporate Social Responsibility (CSR) 2017 yang diselenggarakan Sindo Media (Sindo Weekly, Koran Sindo, dan Sindonews.com). Dari sekian perusahaan, hanya satu yang berasal dari perguruan tinggi, yaitu Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

UAD menerima apresiasi CSR dalam bidang pendidikan di The Ballroom Hotel Aryaduta, Jakarta, pada Kamis (25/1/2018) malam. Penghargaan tersebut tidak luput dari kontribusi UAD terhadap dunia pendidikan. Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum. yang mewakili menerima penghargaan tersebut mengatakan bahwa dunia pendidikan penting diperhatikan, apalagi masih banyak sekolah yang jauh dari layak.

Tahun 2017, UAD melakukan gerakan nyata di dunia pendidikan setelah membangun Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Wonosobo. Sekolah yang berdiri sejak 1980-an tersebut dibantu UAD karena sudah tidak layak.

“UAD memberikan bantuan sekitar 3,5 miliar untuk membeli tanah guna membangun dan mengisinya,” terang Kasiyarno.

Sekolah yang terletak di Dukuh Wonosobo, Banjarejo, Tanjungsari, Gunungkidul tersebut tidak hanya dibantu di bagian bangunan dan isinya, tapi juga diberikan pelatihan dan pemberian gaji guru.

Pihak CSR menilai, kontribusi UAD terhadap sekolah sangat besar sehingga layak mendapat penghargaan. Selama ini, CSR memang dikenal memberikan apresiasi kepada perusahaan yang berkontribusi besar terhadap masyarakat dan lingkungan melalui program tanggung jawab sosial perusahaan.

Pemberian penghargaan ini terbagi ke dalam beberapa kategori yang terdiri atas lingkungan, pendidikan, kesehatan, budaya, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan ekonomi, pemberdayaan desa, olahraga, dan inovasi komunikasi CSR.

Apresiasi CSR 2017 dihadiri Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia, Eko Putro Sandjojo, BSEE., M.B.A. serta Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Drs. Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga.

Bahasa Indonesia berada di peringkat 26 dari 250 bahasa asing saat ini. Diperkirakan angka peminat belajar bahasa Indonesia akan meningkat tiap tahunnya. Bahkan, sekarang sudah tercatat ada 168 lembaga pendidikan formal maupun nonformal yang ada di 75 negara, telah mewajibkan bahasa Indonesia sebagai pembelajaran.

Ada juga negara yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Aturan ini ditetapkan pada tahun 2007. Di Australia, bahasa Indonesia sudah banyak dipelajari. Sementara di Jepang, sudah ada 26 perguruan tinggi dengan 12.500 peserta mengikuti tes kemampuan bahasa Indonesia.

“Pengajar bahasa Indonesia sangat dibutuhkan di dunia sekarang, apalagi pengajarnya langsung dari Indonesia, mereka pasti lebih percaya,” tutur Agus Suharjono selaku pembicara dalam acara Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA), yang diselenggarakan pada Sabtu (20/01/2018), pukul 09.00-15.00 WIB. Acara menarik ini berlangsung di auditorium Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Jln. Ringroad Selatan, Tamanan, Banguntapan, Bantul.

Banyak Dubes Luar Negeri yang belajar bahasa Indonesi di BIPA, seperti Dubes Australia, Eropa, Swedia, Norwegia, Inggris, dan Menteri Perkonomian Selandia Baru. Dubes tersebut belajar bahasa Indonesia dengan tujuan untuk membantu lebih menyukseskan pekerjaannya saat berkomunikasi dengan orang Indonesia.

Jika menjadi pengajar di BIPA, bisa juga bertemu dan akrab dengan Kemeterian Luar Negri, Sultan, serta Dubes.

“Peserta yang hadir di sini, bisa berpeluang untuk menjadi pengajar di BIPA, dan kebetulan di UAD ini, belum ada yang bergabung dengan kami. Kalian bukan hanya menjadi guru, tetapi juga bisa keliling dunia dengan mengajar bahasa Indonesia. Setiap tahun, BIPA mengirim 80-220 pengajar ke kancah internasional, dan bekerja sama dengan PPSDK,” imbuh Agus.

BIPA sendiri sudah dipentingkan oleh  Badan Bahasa, BPKLN, Kemenristekdikti, APPBIPA, Lembaga Penyelenggaraan BIPA, dan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. (ASE)