Di Bulan Ramadhan
Oleh Sukardi
Tidak bisa dipungkiri bahwa di Indonesia terdapat dua waktu yang rawan terjadi inflasi, ialah pertama setiap memasuki bulan suci Romadlan dan lebaran Idul Fitri, kedua akhir tahun dan awal tahun baru. Pada kedua waktu itu selalu terjadi inflasi, harga barang barang kebutuhan pokok terjadi kenaikan beberapa persen tergantung barangnya. Terjadinya inflasi demikian menguntungkan bagi para pengusaha, tetapi sebenarnya inflasi akan membebani anggaran bagi konsumen. Kalau memungkinkan para konsumen berharap bisa menghindar dari terjadinya inflasi. Bagaimana caranya ?
Penyebab Terjadi Inflasi Di Bulan Ramadhan dan Lebaran.
Inflasi adalah terjadinya kenaikan harga pada barang-barang kebutuhan hidup. Kenaikan harga bisa dikarenakan faktor langkanya barang-barang kebutuhan masyarakat, bisa faktor banyaknya kebutuhan yang tidak diimbangi penyediaan, bisa juga karena naiknya daya beli pasar, bisa juga karena kita menerapkan “pasar bebas”, harga diserahkan pada pasar, tidak adanya pengendalian harga oleh penguasa. Di bulan Ramadhan dan lebaran dan tahun baru terjadi inflasi dikarenakan oleh tiga faktor ialah: meningkatnya kebutuhan sembilan bahan pokok dibulan Ramadhan dan lebaran dan libur panjang akhir tahun. Dengan banyaknya kebutuhan orang membikin makanan sahur dan buka puasa yang makanan lebih berkualitas, banyaknya orang shodaqoh, mengeluarkan zakat di hari raya dan banyak menyediakan makan orang silaturrohim. Hari lebaran banyak orang mudik, keluarga yang didatangi banyak menyediakan berbagai jenis menu makanan.
Di bulan Ramadhan kebutuhan transportasi tak bisa dipungkiri, kebutuhan sandang meningkat dan kebutuhan wisata dan berbagai pendukungnya tak bisa dikendalikan, sehingga terjadi kenaikan harga. Daya beli masyarakat di bulan Ramadhan/lebaran juga didukung dengan pemberian tunjangan hari raya bagi para buruh di perusahaan. Pada akhir tahun dan tahun baru juga adanya gaji ke 13, banyaknya berwisata dilibur panjang dan sebagainya. Tidak adanya pengendalian pihak penguasa memberikan keterserahan harga pada kehendak pasar sangat memberi peluang inflasi. Jika harga dikendalikan dengan disediakan operasi pasar akan mungkin terjadi pengendalian inflasi barang-barang di pasar. Pada tahun ini inflasi dipacu dengan kenaikan harga BBM.
Selanjutnya mungkinkah kita bisa terhindar dari inflasi yang memperberat beban hidup ini? Bagaimana cara yang harus dilakukan? Tentu hal ini mungkin mungkin saja, tergntung dari kemauan kita sendiri.
Sesungguhnya kalau harga-harga bahan pangan dan kebutuhan pokok hidup diserahkan pada pasar, ketika banyak kebutuhan kemudian harga melambung, ummat Islam yang akan dirugikan, Ramadhan mestinya lebih bisa khusuk ibadah, dzikir dan tadarus, ketika dzikir yang teringat bagaimana menyediakan anggaran untuk belanja persiapan lebaran dan bagaimana membelikan pakaian anak-anak. Mana mungkin iktikaf bisa khusuk mendekati lebaran harus menyiapkan dana lebaran. Yang lebaran (gembira) secara lahiriyah ya para pengusaha labanya jauh di atas bulan-bulan lain. Masyarakat yang menjadi kurban inflasi.
Kebijakan pemerintah untuk mengendalikan harga seharusnya menjadi prioritas, Depag dan para ulama sudah saatnya menfatwakan pada masyarakat, bahwa tidak harus berpakaian baru ketika memasuki lebaran, Ramadhan agar lebih fokus dan khusuk ibadahnya.