FSBK UAD Selenggarakan Bedah Buku Diplomasi Ringan dan Lucu
Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi (FSBK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan acara bedah buku karya M. Wahid Supriyadi yang berjudul Diplomasi Ringan dan Lucu. Buku ini ditulis berdasarkan kisah nyata dengan bahasa yang mudah dipahami dan tidak membosankan. Acara berlangsung di Amphitarium Kampus IV UAD pada 25 Januari 2023.
Hadir pada kegiatan itu adalah M. Wahid Supriyadi selaku penulis buku yang juga merupakan mantan Duta Besar Australia, Rusia, Belarusia, dan Uni Emirat Arab. Ada pula Dekan FSBK Wajiran, M.A., Pd.D., Wakil Dekan I Dani Fadillah, S.I.Kom., M.A., dan Wakil Dekan II Ajar Pradika Ananta Tur, S.S., M.A. sebagai pembedah, serta para mahasiswa. Acara dipandu oleh Dwi Santoso, M.Hum., Ph.D. yang sekaligus Kepala Kantor Kerja Sama dan Urusan Internasional UAD.
Wajiran menyampaikan FSBK merupakan salah satu fakultas terbesar ketiga di UAD. Tujuan diadakannya acara ini adalah untuk menjadi motivasi bahwa lulusan Sastra Inggris dapat menjadi duta besar. “Selain bedah buku, harapannya Wahid Supriyadi dapat terus memotivasi mahasiswa-mahasiswa kami.”
Pada acara inti, Wahid Supriyadi menuturkan kecintaannya pada bahasa Inggris sudah dimulai sejak kecil. “Semuanya berawal ketika saya mendengarkan sebuah radio berbahasa Inggris. Kemudian saya bertanya kepada ayah saya, apa arti yang ada dalam radio itu. Dan ayah saya menjawab, kalau kamu bisa bahasa Inggris, kamu bisa ke luar negeri. Mulai dari SMP, akhirnya saya sudah tekun mempelajari bahasa Inggris hingga akhirnya bisa mengirimkan surat ke Melbourne, Australia. Dua puluh tahun kemudian, saya diwawancarai untuk menjadi pemateri. Waktu itu saya sedang menempuh pendidikan di Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Inggris.”
Lalu, berbicara tentang bukunya, Wajiran menuturkan, “Salah satu poin yang ada dalam buku ini adalah tentang fungsi budaya. Salah satunya ialah festival Indonesia. Budaya yang ada dalam festival Indonesia adalah gamelan, yang mudah diterima oleh negara-negara lain seperti Rusia.”
Ajar Pradika menimpali, “Keberuntungan itu hanya untuk orang-orang yang siap, yaitu orang yang memiliki mental bagus dan mau meluangkan waktu lebih. Dalam buku ini jelas bahwa Wahid Supriyadi memiliki mental yang bagus. Tidak mudah untuk menghadapi ratusan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan ia mampu mengatasinya dengan baik. Ia juga mau meluangkan waktunya hanya sekadar untuk duduk dan memperhatikan para wartawan. Orang yang mau meluangkan waktu lebih itu menunjukkan tingkatan ahsan atau lebih baik.”
Lebih lanjut, berbicara tentang strategi komunikasi tidak melulu tentang perdebatan. Dani Fadillah mengatakan, “Dalam buku ini Wahid Supriyadi melakukan hal yang berbeda, hanya dengan mondar-mandir dan ngobrol-ngobrol ringan. Skill inilah yang tidak dimiliki oleh orang lain dan kepiawaian tersebut sudah pasti tertanam sejak dini atau mahasiswa. Oleh karena itu, keaktifan mahasiswa di organisasi sangat memengaruhi.”
Setelah pemaparan materi tersebut, acara dilanjutkan dengan pertanyaan dari para peserta dan foto bersama. (Zah)