Humas, Media Sosial, dan Citra Kampus
Yamadipati Seno, Redaktur Terminal Mojok dari Mojok.co, didapuk untuk menjadi salah satu pembicara dalam sesi Workshop Pengembangan Humas Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) yang digelar pada 27‒30 Oktober 2022 di Hotel Grand Yohan Yogyakarta. Ia banyak menyoroti tentang peran media sosial di era digitalisasi dan dalam cakupan tugas kehumasan.
“Pada tahun 2022, media sosial itu mengancam, karena sifatnya yang sangat personal, autentik, informatif, serta memenuhi ekspektasi audiens,” terang Yama. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa saat ini berbagai isu bisa menjadi viral di media sosial, terlebih lagi dengan mudahnya koneksi antar platform dan adanya jejak digital yang akan selalu diingat oleh netizen.
Power terkuat yang dimiliki oleh kampus adalah mahasiswa, karena mereka berperan sebagai netizen kampus. Jika ada sebuah isu kampus yang dibuat oleh mahasiswa dan menjadi viral di media sosial, maka humas harus mampu mengelola hal tersebut. Jika jangkauannya masih terkendali, maka aman saja. Namun, lain halnya jika konten tersebut ada arah dendam kepada lembaga, humas harus bersiap untuk menghadapi situasi tersebut.
Dalam praktiknya, terdapat 4 tipe netizen di media sosial, yaitu disseminator (penyebar informasi), publicist (pembangun citra positif), propagandist (pelaku propaganda untuk legitimasi diri atau delegitimasi lawan), serta hacktivist (peretas akun). “Mahasiswa bisa saja menjadi salah satu dari 4 tipe tersebut,” ungkap Yama.
Beberapa hal yang perlu jadi perhatian untuk humas antara lain adalah konten harus komplet, informatif, dan solutif. Kemudian, fokus kepada solusi, dan berusaha untuk bersifat proaktif bukan reaktif terhadap beberapa isu. Selain itu, humas juga wajib untuk memiliki kompetensi dasar. Pertama adalah mengenali media sosial sebagai garda depan sebuah instansi untuk menjaga nama baik. Kedua adalah responsif dalam membuat tulisan pendek yang terukur, organik, dan dekat dengan digital nomad.
Terakhir, Yama menuturkan bahwa terdapat dua layar kerja dalam tugas kehumasan. Pertama press rilis dan akun pimpinan, kedua yakni humas dan sivitas akademika. Dalam membuat press rilis, ada tiga hal yang wajib tercantum di dalamnya, yaitu expertise (sumber informasi yang ahli), authority (otoritas sumber informasi), dan trustworthiness (akurasi konten). (tsa)