Kiat Menjadi Muslimah Cerdas
Bidang Immawati Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Buya Hamka Kampus VI Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar kajian tentang perempuan dengan tajuk Omah Fatimah (Obrolan Muslimah Fasih, Mengerti, dan Berakhlakul Karimah) pada Rabu, 27 April 2022. Diadakan secara virtual melalui Google Meet, kajian kali ini mengusung tema “Be a Smart Muslimah for Golden Generation”. Hadir sebagai pembicara yaitu Umi Kulsum, mantan sekretaris bidang Kader dan Organisasi Pimpinan Cabang (PC) IMM Kulon Progo Periode 2020/2021.
Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua Umum PK IMM Buya Hamka, Dian Sidik Kurniawan, yang menyampaikan bahwa kajian ini ditujukan untuk melihat krisis yang kini sedang dialami perempuan, termasuk degradasi moral.
“Laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan dirinya, Omah Fatimah akan menjadi salah satu wadahnya,” ucap Dian.
Sejak dulu, sejarah telah mencatat bahwa perempuan sering kali diperlakukan sebagai makhluk kelas dua. Di zaman Romawi Kuno, perempuan sama sekali tidak dianggap dan diperlakukan sebagai budak. Di Yunani, perempuan yang berasal dari kaum elite menjadi tahanan para penguasa, sedang yang berasal dari kaum bawah menjadi komoditi. Tidak jauh berbeda dengan Cina, perempuan juga diperjualbelikan seperti barang. Sementara di India, perempuan dianggap sebagai sumangali dharma atau pelayanan laki-laki. Di Arab, kisah tentang Bani Quraisy yang mengubur hidup-hidup bayi perempuan memang benar adanya diceritakan oleh Al-Qur’an. Terakhir, di Eropa, pada era 1400-an, perempuan dibantai besar-besaran oleh kaum kultus gereja.
Sebegitu banyaknya penderitaan telah dilalui oleh kaum perempuan, yang bahkan hingga saat ini masih harus memperjuangkan haknya. Sebagai rahmatan lil ‘alamin, Islam hadir menjadi penyejuk sekaligus jawaban bagi keresahan perempuan. Islam menjelma jadi agama yang memuliakan perempuan, sebagaimana firman Allah Swt. dalam Q.S. An-Nisaa ayat 19. Rasulullah saw. juga bersabda, “Aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik kepada para perempuan,” (H.R. Muslim: 3729). Hal tersebut menjadi bukti jelas bahwa Islam tidak membedakan antar gender, semuanya sama di mata Allah Swt.
Lebih lanjut, Umi menjelaskan bahwa terdapat tiga life triangle yang dilalui dalam menjadi muslimah yang mulia. Pertama, percaya sepenuh hati kepada Allah Swt. Kedua, membuat diri sendiri menjadi berprestasi dan hebat secara rohani, jasmani, serta intelektual. Ketiga, setelah berhasil melakukan siklus kedua, maka kita akan menjadi pribadi yang menginspirasi orang lain. Selain itu, kiat-kiat yang perlu dilakukan untuk menjadi muslimah yang smart yaitu akidah yang bersih, ibadah yang benar, akhlak yang kokoh, kekuatan jasmani, intelek dalam berpikir, dan melawan hawa nafsu. (tsa)