Kuliah Perdana MPGV UAD, Bahas Kurikulum Merdeka bagi SMK
Program Studi Magister Pendidikan Guru Vokasi (Prodi MPGV) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Sabtu, 19 Maret 2022 menyelenggarakan kuliah perdana dengan mengusung tema “Kurikulum Merdeka di SMK: Implikasi untuk Guru dan Pembelajaran” yang berlangsung di Ruang Amphitarium Kampus IV UAD secara luring dan daring.
Dr. Tri Kuat, M.Pd. selaku Kaprodi MPGV UAD dalam sambutannya menyampaikan bahwa agenda ini merupakan dalam rangka kuliah perdana Prodi MPGV semester genap tahun 2021/2022. Ia melaporkan bahwa Prodi MPGV UAD berdiri sejak 01 September 2006 dan telah mendapat Akreditasi B oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) pada 2018. Tahun ini jumlah keseluruhan mahasiswa adalah 178 mahasiswa dan yang telah lulus berjumlah 75 mahasiswa.
“Untuk semester genap, kuliah perdana kali ini merupakan angkatan ke-12. Alhamdulillah kami mendapat 20 mahasiswa yang di antaranya berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Timur, Jawa tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pada tahun ini, perkuliahan MPGV menggunakan sistem blended learning yakni perpaduan luring dan daring,” ujar Tri Kuat.
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa terdapat enam dosen yang mengampu di Prodi MPGV, empat dosen merupakan alumni Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan sisanya berasal dari alumni Universitas Newcastle Australia dan alumni Universitas Diponegoro.
Hadir juga secara langsung sekaligus membuka secara resmi kuliah perdana yakni Dr. Muchlas, M.T. Rektor UAD. Ia menuturkan bahwa UAD mendapat tugas dari negara untuk melakukan pendampingan terhadap Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai pusat keunggulan. Terdapat empat belas SMK dengan total 28 pendamping dari UAD.
Terkait dibukanya MGPV di UAD, Muchlas menjelaskan bahwa MPGV ada karena melihat spirit dari pemerintah dalam melakukan revitalisasi pendidikan vokasi melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 yang salah satu butir revitalisasinya adalah meminta agar perguruan tinggi menyediakan guru-guru vokasi yang siap diterjunkan menjadi guru di SMK, sebab ke depan akan ada pengembangan SMK lebih lanjut.
Menurutnya hal tersebut relevan dengan isu Indonesia yang akan mengalami bonus demografi pada 2045 mendatang. “Kalau kita kaitkan dengan isu bonus demografi, tahun 2045 nanti terjadi ledakan proporsi jumlah penduduk yang lebih produktif dibandingkan dengan usia yang sudah tidak produktif di Indonesia. Maka dari itu, sudah menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai penggerak pendidikan vokasi di Indonesia,” ujarnya.
“Salah satu yang bisa diandalkan untuk mengatasi atau memanfaatkan bonus demografi adalah pendidikan vokasi melalui pendidikan di SMK. Para siswa SMK yang siap memanfaatkan peluang kerja di dunia usaha dan industri, maka membuat bonus demografi tidak menjadi bencana demografi,” tutup Muchlas.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi kuliah umum oleh Dr. Wardani Sugiyanto, M.Pd., Direktur SMK selaku narasumber yang dimoderatori oleh Dr. Budi Santoso, M.Pd., Kaprodi Pendidikan Vokasional Teknologi Otomotif dan Pendidikan Vokasional Teknik Elektronika (PVTO/PVTE) UAD dan dihadiri oleh sivitas akademika UAD serta perwakilan kepada sekolah dan guru SMK se-Indonesia. (guf)