PKK Padukuhan Rejosari Dapat Pelatihan Pembuatan Aquaponik
Mahasiswa KKN-88 UAD bersama dengan Cita Eri Ayuningtyas S.Gz, M.P.H selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) menggelar pelatihan pembuatan aquaponik. Pembuatan aquaponik memanfaatkan sampah rumahan (anorganik) seperti botol plastik.
Kegiatan yang dilaksanakan 20 Februari 2022 di Padukuhan Rejosari itu sebagai bagian dari Program Kerja KKN Unit XII.C2. “Hingga saat ini, permasalahan sampah belum tuntas teratasi. Sampah-sampah ini banyak memberikan dampak bagi kehidupan seperti pencemaran udara dan lingkungan, membuat lingkungan kotor, serta kumuh,” ujar Cita.
Pelatihan dilakukan dengan harapan menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan sampah rumahan. Rangkaian kegiatan pelatihan ini diawali dengan sosialisasi terkait sampah dan pemanfaatan sampah, kemudian dilanjutkan praktik pembuatan aquaponik.
“Hal ini dimaksudkan agar warga Rejosari dapat memanfaatkan limbah galon, ember, botol air mineral, kaleng cat, ataupun barang lainnya dan diimplementasikan dalam pembuatan aquaponik. Teknik aquaponik dapat menghasilkan dua produk dari satu unit produksi yaitu sayuran segar dan ikan sebagai sumber protein pada daerah-daerah kering dan ketersediaan lahan yang terbatas,” lanjut Cita.
Kegiatan pelatihan dilakukan secara luring dengan peserta terbatas karena masih di masa pandemi. Masyarakat Padukuhan Rejosari sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini. Kurang lebih 30 orang ibu-ibu PKK mengikuti kegiatan dengan protokol kesehatan yang ketat.
“Pelatihan aquaponik ini sangat mudah untuk dipraktikkan, alat dan bahan juga sangat mudah untuk didapatkan. Saya dan teman-teman akan mempraktikkan kembali di rumah,” ujar salah satu warga yang mengikuti pelatihan.
Dengan kegiatan ini, diharapkan masyarakat Padukuhan Rejosari bisa memilah dan memanfaatkan sampah sebelum membuangnya ke tempat pembuangan akhir. “Harapan kami, kegiatan ini bisa diterapkan di masing-masing rumah sehingga padukuhan ini menjadi lebih bersih dan masyarakat bisa mendapatkan manfaat dari sayuran maupun ikan yang dibudidayakan,” ujar Alvian Ketua KKN-88 Unit C2. (doc)