Peserta Didik SABS Menempa Diri dalam Program ‘Live In’
Belasan peserta didik kelas 6 Sekolah Alam Bengawan Solo (SABS) di Dusun Pajangan, Desa Gondangsari, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, melakukan kegiatan Live In. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 8 sampai 17 Juni 2021. Live In didesain untuk memberikan pengalaman baru bagi peserta didik yang tidak bisa mereka dapatkan pada hari-hari efektif pembelajaran.
Fasilitator SABS yang sekaligus ketua panitia program Live In, Niko Putra Sadewa menjelaskan, “Live In adalah sebuah kegiatan yang mengharuskan peserta didik tinggal di suatu tempat untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan kelompok yang sudah ditentukan untuk memberikan pengalaman baru bagi peserta didik. Niko berharap agar setelah Covid-19 berakhir, kegiatan Live In tetap menjadi salah satu syarat kelulusan peserta didik tetapi dengan pelaksanaan yang lebih lama, dengan anggota kelompok yang lebih sedikit, dan tentunya lokasi kegiatan di luar lingkungan sekolah.”
Kali ini Live In tambah menarik, karena didampingi oleh fasilitator SABS sekaligus mahasiswa Kampus Mengajar angkatan ke-1. Mahasiswa tersebut terdiri atas Bima Budi Kharisma dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Agnes Silvia Mulya Lestari dari Prodi Antropologi Sosial Universitas Diponegoro, Nafiri Sharyll Adelzha dari Prodi PGSD Universitas Muhammadiyah Surakarta, Calista Hendiastika dari Prodi Matematika Universitas Diponegoro, dan Agnes Siwi Maharani dari Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Bangun Nusantara Veteran. Melalui pendampingan tersebut, kegiatan Live In dapat lebih terkontrol dan terarah.
Bima yang merupakan aktivis English Journalist Team (EJT) itu menyampaikan, “Pelaksanaan Live In pada tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena masih ada pandemi Covid-19, maka lokasi yang dipilih pun lingkungan Sekolah Alam Bengawan Solo. Sekolah tidak mau ambil risiko dengan tinggal di tempat yang jauh dari lingkungan sekolah. Pengelompokan pun dibuat dengan kelompok-kelompok kecil, yaitu empat peserta didik per kelompok yang setiap kelompok hanya memiliki waktu tiga hari dua malam untuk tinggal di sekolah.”
Setiap kelompok diharuskan membuat produk yang dapat dijual untuk membiayai kehidupan mereka selama tiga hari. Peserta didik hanya diperbolehkan membawa bekal mentah untuk dimasak di sekolah dan membawa uang saku Rp15.000,00 per hari. Selama tiga hari tersebut terdapat pembagian kegiatan yang harus mereka lakukan. Hari pertama mereka merencanakan produk yang akan dibuat, hari kedua eksekusi rencana yang telah mereka buat, dan hari ketiga adalah selling day. (Dew)