Pengajian Milad Ke-61: UAD Tetap Solid di Masa Pandemi Covid-19
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) adalah salah satu perguruan tinggi Muhammadiyah. Dalam kiprahnya yang telah berusia 61 tahun, UAD telah banyak mengalami perkembangan dan kemajuan, dari aspek pendidikan salah satunya. Dinamika yang terjadi di UAD bermula dari tahun 1958, yang merupakan masa UAD terbentuk, dan kemudian dikukuhkan pada tahun 1960. Pada tahun inilah ditetapkan hari lahirnya UAD sebagai perguruan tinggi secara resmi.
Berusia cukup tua dan membanggakan, UAD saat ini tengah merayakan hari jadinya dengan beberapa rangkaian acara peringatan, salah satunya diadakannya Pengajian Milad Ke-61 UAD bertemakan “Transformasi Teknologi untuk Ketahanan Ekonomi Menuju Pembangunan yang Berkelanjutan”. Acara ini mendatangkan Prof. Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed., selaku Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Acara yang berlangsung di Amphitarium Kampus Utama UAD ini dihadiri oleh Dr. Muchlas, M.T. selaku Rektor UAD, beserta civitas akademika UAD yang di antaranya kepala bidang, kepala program studi, kepala pusat studi, dosen, tenaga pendidik, dan mahasiswa. Acara ini terlaksana pada Rabu, 1 Desember 2021.
“Pengajian bertujuan untuk memperoleh pencerahan, semangat, spiritual, dan ideologi, agar bisa bersemangat di dalam mengelola badan usaha Muhammadiyah, salah satunya UAD ini,” ucap Muchlas di dalam sambutannya. Ia menambahkan bahwa saat ini dinamika yang fundamental telah terjadi. Berdasar hal tersebut UAD melakukan penyesuaian serta pengembangan dari visi dan misi terdahulu.
“Universitas yang unggul dan inovatif, serta mengabdi kepada bangsa, negara, umat manusia, dan kemanusiaan universal, dengan berlandaskan nilai keislaman, merupakan visi dan misi UAD saat ini. Bertujuan agar cakupan pengabdian UAD lebih meluas,” jelas Muchlas.
Dalam pengajian yang hikmah dan bersifat ilmiah, Abdul menyampaikan bahwa bersyukur atas apa yang telah dicapai, adalah bagian terpenting untuk lebih maju. Hal tersebut juga bentuk kontribusi dari beberapa visi Muhammadiyah, yaitu mencerdaskan dan memajukan manusia maupun bangsa.
Selain itu Abdul menyampaikan pandangan realitas yang terjadi saat ini. “Kehidupan manusia yang ketergantungan pada internet, telah diprediksi dan diproyeksikan oleh para ahli di masa lalu. Namun kemudian, proyeksi ini terjadi lebih cepat kala pandemi. Ini merupakan salah satu keuntungan karena di masa pandemi, fasilitas internet mulai banyak serta mudah diakses. Bayangkan jika proyeksi itu terjadi tanpa pandemi yang terlebih dahulu melanda, maka tentu kesiapan internet tidak merata di seluruh daerah, dan akan menimbulkan kesulitan.”
“Teknologi bagian dari kehidupan umat manusia dan banyak mengubah aspek kehidupan. Karena kondisi yang seperti ini, di mana penggunaan internet telah masif, maka ada salah satu wacana untuk didirikannya Muhammadiyah Cyber University. Wacana ini adalah akselerasi karena situasi yang terjadi,” Abdul menambahkan.
Saat ini seluruh unsur yang berada di UAD melakukan sinergitas dengan solid, sehingga mitigasi akademik dan mitigasi finansial sukses tercapai. Semua keberhasilan tersebut berdasar pada sinergi yang dilakukan UAD dengan berbagai unit yang ada. Meski pandemi menimpa, proses kerja yang terjadi di UAD masih terlaksana seperti yang telah berjalan selama ini. (didi)