Kuliah Online, Mahasiswa, dan Kesehatan Mental
Pandemi Covid-19 telah memberi banyak dampak dalam aspek kehidupan, termasuk kesehatan mental. Perubahan yang drastis dalam kebiasaan sehari-hari mengharuskan kita untuk beradaptasi dengan hal baru. Social distancing, isolasi, dan karantina sedikit banyak telah membawa efek negatif terhadap kesehatan mental. Seiring pandemi berlangsung, orang jadi lebih sering untuk bersosialisasi lewat media online seperti Instagram, WhatsApp, Facebook, dan lainnya. Hal ini membawa dampak yang signifikan terhadap cara berpikir kita, secara tidak langsung terkadang kita jadi lebih sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Oleh karena itu, Kementerian Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (Kemensospem) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan webinar online dengan tajuk “Pengaruh Kuliah Online terhadap Kesehatan Mental Mahasiswa” pada Sabtu, 15 Januari 2022. Melalui platform Zoom Meeting, hadir dr. Widea Rossi Desvita, Sp.KJ. (Psikiater RS Hermina Yogyakarta dan Dosen Fakultas Kedokteran UAD) dan dr. Herlina Pohan, M.Sc., Sp.KJ. (Psikiater RS JIH dan RSUD Kota Yogyakarta) sebagai narasumber acara.
Andar Adi Satria, selaku Presiden BEM UAD, mengatakan bahwa, “Meski kuliah online sudah berlangsung lama, saya yakin masih ada mahasiswa yang mengalami kesulitan baik secara teknis maupun mental dalam beradaptasi dengan budaya yang serba online. Harapannya, semoga webinar ini dapat membantu menjawab keresahan mahasiswa seputar kesehatan mental selama kuliah online.”
Pada tahun 2020, menurut survei yang dilakukan oleh pdskji.org, dari 4010 responden yang paling banyak mengalami masalah psikologis adalah kelompok usia 17‒29 tahun dan usia >60 tahun. Ditemukan 64,8% mengalami masalah kecemasan dan 61,5% mengalami gejala depresi. Tanda-tanda yang paling sering muncul adalah kecemasan, depresi, gangguan tidur dan nafsu makan, serta gangguan interaksi sosial.
Lalu bagaimana cara menjaga kesehatan jiwa selama kuliah online berlangsung? dr. Widea menjelaskan bahwa, “Terdapat empat aspek utama yang memengaruhi kesehatan mental kita, yaitu biologis, psikologis, sosial, dan spiritualitas.”
Dari segi biologis, kita harus mengonsumsi makanan yang halal dan toyyib, istirahat cukup, dan olahraga teratur. Lalu dari segi psikologis, kita bisa melakukan relaksasi, ceriakan suasana rumah, sharing, dan saling mendengarkan. Aspek sosial, berbagi dengan sesama akan membuat hati kita bahagia. Terakhir, spiritualitas, kita harus mulai memahami kebermaknaan hidup dan memaafkan orang lain agar hati kita tidak terasa berat. (tsa)