Mahasiswa KKN UAD Masifkan Gerakan Literasi Sejak Dini
Dilansir dari survei yang dilakukan oleh Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) pada tahun 2019, Indonesia menjadi salah satu negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah yaitu ranking ke-62 dari 70 negara. Indikasi yang paling umum ditemui adalah minimnya minat baca masyarakat Indonesia. Hal ini berimbas pada kedalaman pengetahuan terhadap suatu subjek ilmu pengetahuan menjadi kurang maksimal.
Menyiasati hal tersebut, mahasiswa yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler 89 Unit I.C.3 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menginisiasi kegiatan “One Day One Book” sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan literasi dan minat baca pada anak-anak. Kegiatan ini menyasar mereka yang berada pada usia sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Desa Rowosari, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Tsabita Aulia Rahmah, salah satu mahasiswa KKN UAD, menyebutkan bahwa kebanyakan anak-anak memiliki minat baca yang rendah karena kurangnya fasilitas buku bacaan yang tersedia, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. “Melihat hal itu, kami berinisiatif untuk membangunkan mini library yang berlokasi di TPQ At-Tien, jadi anak-anak bisa sekalian membaca buku,” tuturnya.
Dengan adanya mini library dan One Day One Book ini harapannya anak-anak bisa lebih gemar membaca. Bukan tanpa alasan, seiring dengan perkembangan digitalisasi yang semakin pesat, banyak dari mereka yang lebih gemar memegang gawai daripada buku. Banyak yang lebih memilih bermain gim daripada membaca dongeng si kancil. Jika hal ini terus terjadi tentu akan membawa dampak yang signifikan bagi masa depan mereka.
Sejak dimulai pada 26 Februari 2022, One Day One Book telah berjalan lancar dan menarik animo anak-anak untuk membaca. Dengan buku bacaan yang beragam dan selingan kegiatan yang dikemas sedemikian rupa membuat mereka jadi lebih antusias setiap harinya. Terakhir, One Day One Book adalah sebuah upaya untuk merawat peradaban melalui literasi. Sebuah penyeimbang atas masifnya digitalisasi teknologi yang harus diiringi juga dengan masifnya gerakan literasi. (tsa)