Tentang Pemuda Akhir Zaman
“Kalau kita melihat pemuda saat ini, kita patut bersedih. Karena memang sudah banyak terbukti apa yang Nabi Muhammad saw. sampaikan tentang pemuda akhir zaman. Di antaranya jumlah perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah laki-laki yang ini bisa dilihat di kelas saat perkuliahan berlangsung, perzinahan yang tampak secara terang-terangan, banyak orang yang menampilkan auratnya secara terbuka, serta banyak orang yang senang dengan sesamanya.”
Itu adalah salah satu kutipan dari kajian keislaman yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), yang tayang pada Kamis 10 Maret 2022 secara virtual pada platform Zoom Meeting. Hadir sebagai pembicara tunggal Ustaz Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H. yang merupakan salah satu dosen Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) UAD, sekaligus sebagai penulis serta trainer.
Menurut Ustaz Budi, kondisi pemuda akhir zaman saat ini sangat memprihatinkan. Hati galau karena tak punya pasangan, bangun tidur yang dicari ponsel bukan malah membaca doa, mau berjuang tetapi sangat perhitungan, maju tak gentar membela yang bayar, berantem sebangsa setanah air, juga rela mati demi narkoba. Padahal tugas kita sebagai mahasiswa sebenarnya adalah belajar bukan mencari pasangan, atau bahkan merugikan orang lain.
“Menurut hasil riset perilaku seksual remaja SMP dan SMA yang ditayangkan oleh SCTV beberapa tahun lalu, 93,7% pernah ciuman, petting, dan oral seks. Sebanyak 62,7% remaja SMP sudah tidak perawan, 21, 2% remaja SMA pernah aborsi, dan 97% pernah menonton film porno. Ini menunjukkan buruknya kualitas pemuda kita saat ini,” paparnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, semua hal itu bisa terjadi disebabkan dari ketidaktahuan. Maka, pentingnya kita untuk berilmu sebelum bertindak karena ilmu membuat orang terjaga dan bertuhan secara benar. Dengan ilmu hidup akan menjadi mudah. Allah Swt. sudah berjanji kepada kita bahwa Allah Swt. akan mengangkat orang yang berilmu. Hal ini sesuai dengan Q.S. Al Mujadalah ayat 11 yang artinya, “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: ‘Berlapang-lapanglah dalam majelis’, maka lapangkanlah niscaya Allah Swt. akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: ‘Berdirilah kamu’, maka berdirilah, niscaya Allah Swt. akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Orang yang berilmu dan beriman cirinya yakin dan percaya.”
“Contoh beberapa pemuda tangguh di zaman Rasullullah saw. sangat banyak. Di antaranya ada Ali bin Abi Thalib, Az Zubair bin Al Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, Al Arqam bin Abil Arqam, Abdullah bin Masud, dan lain sebagainya. Alasannya karena bentuk keimanan, bertahan, serta bertuhannya sangat kuat. Berbeda jauh sekali dengan pemuda di zaman sekarang,” tutur Ustaz Budi.
Di akhir ia menyampaikan seharusnya pemuda menjadi solusi bukan menjadi masalah. Pemudalah yang bisa mengangkat semangat dari problematika, pemuda sebagai generasi penerus, pemuda juga berperan sebagai generasi pengganti, sebagai pembaru mental umat, yang terakhir pemuda sebagai unsur perbaikan. Sedangkan profil pemuda agen perubahan yang dibutuhkan oleh masyarakat ialah, pemuda yang bertakwa, mandiri, profesional, dan peduli. (ctr)