Pentingnya Niat Sebelum Beramal
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.”
Ketika berbicara tentang niat, hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim itu menjadi salah satu hadis yang familiar di telinga kita. Tercatat juga bahwa hadis tersebut merupakan bagian dari semua pelajaran terutama bab fikih. Dalam Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, hadis ini dikatakan oleh Imam Ahmad sebagai salah satu hadis pokok dalam agama Islam, atau disebut ushul al-Islam.
Dalam Kajian Rutin Bakda Maghrib (30-05-2022) yang disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Ustaz Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H., membahas tentang pentingnya niat sebelum beramal. Diawali dengan hadis yang telah disebutkan di atas, Ustaz Budi kemudian melanjutkan lebih detail tentang urgensi niat dalam kehidupan sehari-hari.
Secara bahasa, niat adalah al-qashd, yang artinya keinginan. Sementara secara istilah syar’i, niat didefinisikan sebagai azam atau tekad untuk mengerjakan suatu ibadah dengan ikhlas karena Allah, yang letaknya berada di dalam batin atau hati. Pertanyaan yang kerap muncul ketika membahas tentang niat adalah haruskah niat dilafalkan atau diucapkan? Berdasarkan penjelasan dari Ustaz Budi, ulama bersepakat bahwa niat adanya di dalam hati (sesuai dengan pengertiannya), jadi tidak wajib diucapkan. Ketika seseorang sudah berniat dalam hati, maka sudah dianggap sah.
Niat memiliki dua fungsi utama, pertama yaitu untuk membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya, atau membedakan antara ibadah dengan kebiasaan. Lalu, yang kedua yaitu untuk membedakan tujuan seseorang dalam beribadah. Apakah seseorang itu beribadah karena mengharap rida Allah ataukah ia beribadah karena selain Allah, seperti mengharapkan pujian manusia.
Untuk melihat urgensi niat dalam kehidupan sehari-hari kita, maka beberapa ulama telah mengatakan poin penting tentang hal tersebut. Pertama, dari Yahya bin Abi Katsir, menuturkan bahwa pelajarilah niat, karena ia lebih dahulu sampai di sisi Allah daripada amalan. Kedua, dari Mutharrif bin Abdullah, baiknya hati adalah dengan baiknya amalan, dan baiknya amalan adalah dengan baiknya niat. Terakhir, dari Sufyan Ats-Tsauri, tidak ada sesuatu yang paling berat untuk saya obati, kecuali masalah niatku, sebab ia senantiasa berbolak-balik dalam diriku.
Sebagai penutup, Ustaz Budi berpesan agar kita selalu memperbarui niat. “Bagi yang sedang belajar atau menempuh pendidikan, niatkanlah karena Allah, bukan karena ingin dapat gelar atau pujian, niscaya ilmunya akan bermanfaat,” ujarnya. (tsa)
Trackbacks & Pingbacks
[…] (Baca Juga: Pentingnya Niat) […]
Comments are closed.