Tim Farmasi UAD Raih Penghargaan Pada Ajang SIIF 2022 di Korea Selatan
Tim mahasiswa dari Program Studi (Prodi) S1 Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses menyabet medali perak dan penghargaan spesial dari Tsung-Tai Chen President Taiwan Invention Association dalam gelaran Seoul International Invention Fair (SIIF) 2022. Kompetisi ini diselenggarakan di COEX Korea Exhibition Center, Gangnam, Korea Selatan, pada 16‒19 November 2022.
Tim diketuai oleh Khapita Nurin N. dan beranggotakan 3 orang yaitu Galuh Trinidad, Aulia Husnia, serta Faizah Nariswari. apt. Azis Ikhsanuddin, M.Sc. didapuk sebagai dosen pembimbing untuk mendampingi tim selama kompetisi berlangsung. Dengan taraf internasional, SIIF 2022 diikuti oleh 477 tim yang berasal dari 16 negara. Mereka datang dari berbagai kalangan seperti pelajar, mahasiswa, bahkan hingga perusahaan ternama.
Berfokus pada tema health and medicine, Tim Farmasi UAD mengusung produk berupa thermohydrogel dari kurkumin yang digunakan untuk terapi antikanker payudara (breast cancer). Berbeda dengan kebanyakan produk di pasaran yang berupa tablet, inovasi ini berbentuk larutan yang mengedepankan sensitivitas suhu sehingga akan berubah menjadi gel ketika di dalam tubuh. Selain itu, keunggulan lain dari produk tersebut adalah karena bentuknya gel, jadi ia hanya ditargetkan pada area sel kanker saja, berbeda dengan efek tablet yang terdistribusi ke seluruh tubuh.
Dalam sesi wawancara melalui Zoom Meeting (27-11-2022), Azis selaku pembimbing menuturkan lebih lanjut bahwa fokus dari penelitian yang dilakukan oleh timnya adalah tentang cara mengangkat potensi Indonesia yang kaya dengan tanaman obat untuk menjadi alternatif pengobatan kanker. Dalam hal ini, kurkumin dipilih karena termasuk salah satu bahan alam yang banyak ditemukan di Indonesia. Penggunaan material ini sebagai bahan untuk pengobatan kanker sudah banyak digunakan di Belanda, terutama untuk kanker payudara dan kanker ovarium.
“Di sini kami mengangkat dari sisi tradisionalnya, terutama dengan kurkumin sebagai bahan alam dari Indonesia,” terang Azis. Ia juga berharap bahwa riset tersebut bisa terus dikembangkan mengingat angka penderita kanker payudara yang tinggi dan pengobatannya relatif mahal. Melalui sistem yang terlokalisir dengan target hanya pada bagian kanker saja, thermohydrogel bisa menjadi alternatif untuk meminimalisir efek samping dan toksisitas dari kemoterapi yang tinggi.
Dengan berbagai inovasi yang progresif, tidak heran jika produk yang diusung oleh Tim Farmasi UAD sukses diganjar medali perak dan penghargaan spesial. Khapita mewakili timnya mengaku sangat bersyukur atas apa yang berhasil mereka raih. Terlebih untuk penghargaan spesial, hal tersebut menjadi sebuah kejutan bagi mereka karena tidak menyangka akan menerimanya. “Prestasi ini sangat berarti bagi kami, alhamdulillah akhirnya kami bisa survive dan pulang membawa medali,” papar Khapita.
Bertolak ke negeri ginseng merupakan kali pertama bagi 4 mahasiswa tersebut untuk pergi ke luar negeri. Hal itu jelas menjadi suatu tantangan tersendiri, mereka mempersiapkan segala sesuatunya sejak jauh hari untuk menghindari kecerobohan yang tidak berarti. Mulai dari persiapan kebutuhan individu, keperluan kompetisi, hingga memastikan untuk membawa prototipe produk dengan aman sampai ke Korea Selatan.
Pihak prodi, fakultas, dan universitas memberikan dukungan secara penuh kepada tim baik dalam bentuk material maupun nonmaterial. Dengan prestasi yang membanggakan ini, Azis berpesan kepada timnya agar tidak larut dalam euforia kemenangan. “Jadi juara itu senangnya cukup sehari saja, hari berikutnya kembali berjuang. Sebab semakin ke puncak, angin bertiup semakin kencang,” tuturnya.
Sesuai dengan tagline Farmasi UAD yaitu long life learner, kompetisi ini telah memberikan motivasi kepada segenap tim untuk terus belajar. Mulai dari titik tersebut, mereka berharap untuk bisa meng-upgrade lagi apa yang telah dicapai. Selain itu, ini juga jadi pembuktian bahwa siapa pun mampu untuk sampai ke kancah internasional. “Semoga bisa menjadi inspirasi dan motivasi untuk teman-teman mahasiswa agar lebih berani mengeksplor potensi diri,” imbuh Faizah.
Sama seperti dosen pembimbing, tim pun berharap agar proyek ini bisa terus dilanjutkan sampai uji klinis, praklinis, hingga akhirnya nanti dikomersialkan. Visitor dan exhibitor memberikan respons dan antusiasme yang baik terhadap produk yang dibawa oleh Tim Farmasi UAD. (tsa)