Pementasan Layla Majnun oleh Teater Masdah
Bertempat di Amphitariun Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Teater Masrohiyatul Jaudah atau biasa disebut Masdah, mempersembahkan sebuah penampilan bertajuk “Layla Majnun”. Pagelaran ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan Arabic World Festival (Awfest) yang ke-5 yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Arab (HMPS BSA) UAD.
Penampilan teater dikomandoi oleh Bella Herpera selaku produser, Azri Afidati selaku sutradara, Chyntia Annas selaku penyunting naskah, dan Shella Shalwa selaku stage manager. Pementasan ini diperankan oleh 14 aktor dibantu dengan 17 kru, 1 narator, 1 pembawa acara, 2 penyanyi, dan 6 penari, yang semuanya merupakan mahasiswa BSA UAD.
Azri Afidati mengaku tidak menyangka banyak dari penonton yang merasa puas dengan pementasan teater perdana BSA. “Kami mendapat respons yang positif dan penonton. Kegiatan ini merupakan langkah awal yang baik untuk terus mensyiarkan bahasa Arab dan Seni Sastra Arab. Semoga dari pentas pertama ini Teater Masdah bisa makin maju dan berkualitas sebagaimana harapan serta tujuan seperti namanya.”
Penampilan teater dimulai dengan kisah antara Qais dan Layla yang saling mencintai satu sama lain. Mereka berharap rasa cinta tersebut dapat membawa keduanya pada ikatan pernikahan yang indah.
Namun sayangnya, kisah cinta mereka tak direstui oleh orang tua Layla yang kemudian menikahkannya dengan laki-laki lain. Hal ini membuat hati Qais hancur. Kerinduan dan cinta yang tak tersampaikan terus saja menggerogoti jiwa, hingga orang-orang di sekitar menganggapnya gila. Di sisi lain, Layla juga tak henti-hentinya mengharap kehadiran Qais sebagai kekasih hati yang menemaninya hingga akhir hayat.
Alur cerita yang berkesan dalam penampilan teater tersebut menarik perhatian para penonton. Gema tawa, sorak-sorai, dan suasana haru menggema memeriahkan penampilan dari para pemeran. Tak hanya sebagai hiburan, penampilan Teater Masdah juga menjadi salah satu ajang untuk mensyiarkan bahasa Arab, karena para pemerannya menggunakan bahasa Arab secara penuh.
Di sisi lain, hal ini juga menjadi salah satu ajang untuk melatih keterampilan bahasa Arab bagi para penonton yang hadir menyaksikannya. Selain itu, nilai-nilai yang terkandung dalam penampilan teater tersebut mendorong para penonton yang sebagian besar dari generasi muda untuk memahami hakikat cinta itu sendiri, serta membenamkan dalam hati mereka bahwa cinta yang hakiki adalah kecintaan karena Allah, bukan kepada selain-Nya. (Zah)