Belajar Toleransi dari Tradisi Tahunan dari Kampung Wirogunan
Kampung Wirogunan menyelenggarakan tradisi tahunan yang disebut dengan Nyadran untuk menyambut datangnya bulan Ramadan. Acara berlangsung di makam Pamotan pada Minggu (27-03-2022), dengan mengundang masyarakat setempat, tokoh agama, pemerintah setempat, dan para mahasiswa KKN Relawan SATGAS Covid-19 Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Acara yang berlangsung dari pagi hingga siang ini diawali dengan membersihkan makam bersama-sama dengan warga, anggota KTP yang berada di bawah naungan BNPD setempat, dan para mahasiswa KKN UAD. Para warga dengan antusias membersihkan makam dan mengunjungi makam leluhur ataupun keluarga mereka yang dimakamkan di sana. Panitia penyelenggara berharap ini akan menjadi acara tahunan yang akan berlangsung sebagai tradisi dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadan.
“Acara ini sudah berlangsung selama tujuh tahun dan diharapkan akan berlangsung untuk generasi selanjutnya, kami di sini bersama-sama melakukan Nyadran untuk menghormati dan mendoakan para leluhur yang telah mendahului kita,” ungkap Yogi selaku ketua RW 09, sekaligus panitia acara pada hari itu.
Selain itu, Yogi juga mengatakan supaya acara ini lebih tertata dan meriah. Terutama untuk masyarakat setempat agar tertarik untuk mengikuti rangkaian kegiatan Nyadran dari awal hingga akhir.
Acara ini dilakukan bersama dengan warga dan dilakukan untuk warga pula. “Karena swadaya masyarakat dan saling gotong-royonglah sehingga acara hari ini dapat terlaksana.”
Tidak hanya itu, hal lain yang membuat tradisi Nyadran di Kampung Wirogunan berbeda adalah dengan adanya acara doa lintas agama, yakni Katolik, Kristen, dan Islam. Hal ini dilakukan karena warga kampung tersebut tidak hanya beragama Islam saja serta ada para leluhur mereka yang dimakamkan di pemakaman Pamotan. Para penyelenggara berharap hal ini dapat meningkatkan toleransi antaragama bagi generasi muda. (gr)