Education Safety Child, Inovasi Mahasiswa UAD Cegah Kekerasan Seksual pada Anak
Maraknya kasus kekerasan seksual pada anak terus meningkat dari tahun ke tahun. Tindakan asusila tersebut tidak sedikit yang berasal dari orang-orang terdekat, seperti keluarga ataupun masyarakat sekitar anak berada. Pemahaman pendidikan seksual yang minim menyebabkan anak kesulitan dalam melawan perilaku penyimpang tersebut. Sayangnya, masih banyak pula orang tua dan masyarakat umum yang memiliki kesalahan dalam menerapkan pola asuh terhadap anak, dengan asumsi bahwa pendidikan seksual sejak dini merupakan hal yang tabu dan apatis untuk diberikan kepada anak.
Tidak berhenti sampai di situ, pendidikan di lingkungan sekolah pun belum memberikan pembelajaran seputar pengetahuan seksual. Sedangkan, mengajarkan pendidikan seks kepada anak sejak dini dapat membantu anak dalam membentengi diri dari risiko kekerasan seksual di kemudian hari. Mudahnya mengakses informasi melalui internet merupakan salah satu hal yang kemungkinan anak dalam memenuhi keingintahuannya mengenai seks.
Berkaca dari fenomena tersebut, mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) membuat inovasi program tindakan preventif kekerasan seksual anak yang disebut dengan Education Safety Child. Program tersebut memuat metode pembelajaran kreatif yang dikemas dalam bentuk education game yang terdiri atas education safety child game application for android dan education safety child game application board. Selain education game, terdapat pula buku saku edukasi orang tua dan anak dengan judul Generasi Cerdas Cegah Kekerasan Seksual yang berisikan materi-materi seputar pendidikan seksual anak.
Mahasiswa UAD yang ada di balik inovasi tersebut ialah Rahman Al Padli (Prodi Ilmu Hadis), Syafira Intan Muhliana (Prodi Pendidikan Agama Islam), Sheila Dewita Ariyanto (Prodi Sistem Informasi), Teguh Dwi Cahya Kusuma (Prodi Sistem Informasi), Anatasya Ristu Pratiwi (Prodi PG-PAUD). Kelima mahasiswa itu mempunyai gagasan dalam menemukan inovasi tersebut berawal dari pemberitaan yang terus menerus beredar di masyarakat, dan banyaknya aduan yang datang dari masyarakat maupun sekolah-sekolah yang merasa kesulitan dalam memberikan pendidikan seksual pada anak. Dalam mewujudkan gagasan itu, mahasiswa mendapatkan pendanaan dari Program Kreativitas Mahasiswa-Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
Rahman Al Padli selaku Ketua Tim PKM-PM menyatakan bahwa adanya metode pembelajaran yang dilaksanakan dengan bermain atau menggunakan media permainan akan membuat anak tidak mudah bosan, dan mampu memudahkan anak dalam mengatasi kesulitan dalam menerima pembelajaran. Selain itu, buku saku edukasi yang diperuntukkan bagi orang tua dan anak, sebelumnya sudah terlebih dahulu dirancang sesuai dengan kebutuhan mitra, yaitu SD Negeri Rogoyudan Mlati.
Tim PKM-PM sudah terlebih dahulu membuat RPP yang berkoordinasi dengan mitra, sehingga apa yang ada di dalam buku tetap mengarah pada kegiatan belajar mengajar untuk upaya tercapainya kompetensi dasar yang sesuai. Hal tersebut dilakukan dengan cara survei, wawancara, dan observasi langsung, sehingga diketahui kebutuhan mitra terkait apa saja materi atau pembelajaran yang perlu dihadirkan.
Unik Hanifah Salsabila, S.Pd.I., M.Pd. selaku dosen pembimbing dari Tim PKM-PM menyampaikan bahwa, media dan buku saku edukasi orang tua dan anak disusun berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan supaya media dan buku tersebut sesuai dengan tahapan perkembangan anak, serta tidak keluar dari kurikulum yang ada.
Kepala Sekolah SD Negeri Rogoyudan Mlati, yakni Erni Purwestri, S.Pd. menyatakan terima kasih atas gagasan serta upaya-upaya yang diberikan oleh mahasiswa UAD yang tidak lain membantu pengembangan pendidikan anak. (Anatasya Ristu P)