Menilik Produksi Bolu Mini
Dewasa ini, kita mengetahui semakin banyak bermunculan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) baik di kota besar maupun wilayah pedesaan. Salah satu usahanya di wilayah Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Daerah Kulon Progo mayoritas masyarakatnya memiliki pekerjaan sebagai petani, tetapi sekarang tidak sedikit yang telah berpindah menjadi pelaku usaha UMKM. Kebanyakan pelaku UMKM memiliki produk olahan makanan. Saat ini peluangnya tinggi karena masyarakat atau konsumen membutuhkan makanan yang bervariasi.
Mahasiswa KKN Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Unit XVIII.C.2 di Pedukuhan Dukuh, Kelurahan Banjarasri, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, berkesempatan untuk mengunjungi dan terlibat dalam produksi salah satu pelaku usaha UMKM milik Sriyati yang memproduksi bolu mini (12-02-2022). Setiap harinya, diproduksi bolu mini sebanyak 150 buah. Bolu mini tersebut dapat dibandrol dengan harga 1.000 rupiah per buahnya. Distribusi menyasar Kecamatan Kalibawang melalui cabang-cabang pasar, di antaranya Pasar Dekso, Pasar Bloro, dan Pasar Mbogo.
Masa pandemi Covid-19 menjadi salah satu kendala yang harus dihadapi oleh pelaku UMKM. Terjadi penurunan jumlah pendapatan dan pesanan dari konsumen yang biasanya melebihi jumlah target yang telah ditentukan.
“Karena Covid, pasar jadi sepi, jarang yang datang dan tidak ramai seperti hari-hari biasanya,” kata Sri.
Ia melanjutkan, bolu mini merupakan makanan zaman dulu, dengan proses pembuatan yang sangat sederhana. Namun keistimewaan dalam bolu mini tersebut tidak kunjung sirna dan melekat di hati konsumennya.
“Biasanya saya juga dapat pesanan untuk acara kumpulan arisan, hajatan, dan terkadang di pasar yang saya titipkan bolu mini selalu meminta jumlah lebih dari apa yang telah ditargetkan,” tambah Sri. (doc)