Milad ke-40, Madapala UAD Adakan Donor Darah
Memperingati Hari Jadi ke-40, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Ahmad Dahlan Pecinta Alam (Madapala) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berkolaborasi dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bantul menjadi fasilitator donor darah pada Sabtu, 6 Mei 2023 di halaman Gedung Fakultas Kedokteran (FK) UAD.
“Donor darah diselenggarakan dalam rangkaian Milad ke-40 UKM Madapala. Ini adalah salah satu implementasi visi misi Madapala, yaitu berjuang di ranah kemanusiaan. Kami juga mendengar dan ikut prihatin atas kurangnya stok darah di PMI Kabupaten Bantul. Kami bantu sebagai penyalur dengan maksimal,” ungkap Nabila Az Zahra yang akrab disapa Cecak, Ketua Pelaksana Milad ke-40 Madapala.
Madapala adalah UKM yang aktif di kegiatan-kegiatan berdasarkan kecintaan terhadap alam. Ada beberapa divisi, yaitu Panjat Tebing, Naik Gunung/Rimba Gunung, Caving/Susur Gua, dan Arung Jeram. UKM ini tergabung dalam Perhimpunan Mapala se-DIY, dalam Rayon 4.
Menurut Cecak, donor darah sudah menjadi acara tahunan Madapala. Namun, tahun lalu sempat mandek. Hal yang berbeda dari donor darah tahun-tahun sebelumnya yaitu tempat pelaksanaan. Ia menuturkan, biasanya kegiatan ini diadakan di ruang tertutup, tetapi kali ini di ruang terbuka. “Biasanya diadakan di Hall Kampus Utama, tetapi tahun ini di halaman depan Gedung FK sekaligus untuk peresmian tembok panjat.”
Acara Madapala UAD ini melibatkan berbagai pihak. Selain PMI Kabupaten Bantul, alumni yang tergabung dalam Forum Keluarga Alumni Madapala (FKAM) pun ambil bagian. Dari tahun ke tahun, peminat donor darah tentu berubah. Cecak menegaskan, “Tahun ini target kami tidak terlalu besar, dalam kurun waktu 3,5 jam, cukup 35‒40 kantong saja.”
Melalui kegiatan tersebut, ia berharap dapat memupuk tali persaudaraan serta meningkatkan nilai (value) diri. Pendonor akan merasa dirinya telah bermanfaat bagi sesama. Dengan kesadaran dan niat yang tulus, rasa kemanusiaan pun akan tertanam.
“Setetes darah kita, dapat menghidupkan orang lain,” jelasnya.
Senada dengan Cecak, Naima, mahasiswa Sastra Indonesia UAD mengungkap dirinya merasa berguna setelah menjadi pendonor. “Merasa lebih berguna. Aku enggak tahu bisa berbagi apa, jadi berbagi darah. Aku berusaha istikamah tiap 2 bulan sekali, dan sudah menjadi pendonor dari tahun 2021. Untuk kesehatan, badanku terasa lebih ringan, meskipun proporsi tubuh tidak berkurang. Ya, bagus ada gerakan ini di kampus. Madapala mempermudah akses mahasiswa untuk doroh darah. Saranku, perluas lagi publikasinya.” (nov)